" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Kebun Jati Investasi yang Menjanjikan

Kebun Jati Investasi yang Menjanjikan


>>>>>>>Kebun Jati Investasi yang Menjanjikan

Tingginya harga kayu jati di pasar internasional yang berkisar USS 500-2200 per meter kubik mendorong beberapa perusahaan menawarkan peluang investasi di tanaman jati hasil rekayasa teknologi. Potensi keuntungannya 2-10 ribu persen pada tahun ke-10. Bagaimana kalkulasinya?

NERACA. Di balik prospek tingginy
a harga kayu jati, tersimpan peluang investasi. Dalam perhitungan yang konservatif, saban lima tahun harga kayu jati naik bisa dua kali lipat. Artinya, dengan masa investasi paling pendek (10 tahun), harga kayu jati bakal melonjak empat kali lipat. Ini berdasarkan perkembangan harga tahun-tahun lalu. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh beberapa pengusaha agrobisnis dan investasi untuk menawarkan paket-paket investasi di pohon jati. Jenis kayunya macam-macam, ada klon jati lokal, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, India, Solomon (Samudra Pacifik).

"Kalo dilihat dari exportfurniture Indonesia beberapa tahun silam hanya sebesar 2,75% dari total transaksi di dunia. Untuk memenuhi pasokan bahan furniture export dibutuhkan kayu jati 6 -7 juta m3," kata Edy Panggabean, ketua umum Yayasan Alumni Tani USU. Investasi dalam budi daya jati merupakan suatu pemanfaatan dana yang bijaksana. Pada saat yang bersamaan mampu mencapai berbagai tujuan yang memberi keuntungan kepada lingkungan hidup, perekonomian masyarakat sekitar, pemerintah, tabungan hari tua untuk diri sendiri, anak-cucu atau ahli waris. Ini merupakan suatu alternatif yang jauhlebih menarik dibanding bentuk perlindungan hari tua yang ada selama ini seperti asuransi, tabungan, saham, dll.

Investasi tanaman jati berguna untuk jangka panjang. "Saya pernah investasi di saham, reksa dana atau produk keuangan lain. Tapi untuk jenis komoditas, baru di pohon jati saja. Saya tertarik karena bisa digunakan untuk dana cadangan masa depan," tutur Bhisma Dani Setyawarman salah satu investor jati.

Baik investor maupun perusahaan investasi jati yakin akan prospek tanaman jati kelak. Asumsinya, sekarang pasokan kayu jati lokal diperkirakan hanya mampu memenuhi kurang dari 30% jumlah permintaan yangada. Situasi ini menyebabkan kenaikan harga kayu jati terus meroket dari tahun ke tahun. Di sisi lain, permintaan ekspor atas produk hasil olahan kayu dan mebel pun naik tajam. Pada gilirannya kondisi ini memperbesar jurang pemisah antara jumlah pasokan dan permintaan. "Prediksi kebutuhan jati di Indonesia saja 2,5 juta m3/ tahun dan baru bisa dipenuhi 700 ribu m3. Artinya, kita masih kekurangan I,8jutam3. Padahal, untuk tanaman jati yang usianya di atas 40 tahun sudah langka dan dilindungi Perhutani," Soegiharto menjelaskan. Tingkat keuntungan yang sangat tinggi disertai sifat alamiah objek investasi pohon itu sendiri yangpertumbuhannya dapat diproyeksi dan juga resisten terhadap fluktuasi dan gangguan ekonomi. Sifat alamiah produk ini juga unik karena semakin lama dibiarkan dengan pertumbuhannya maka akan semakin besar ukuran batangnya, dan akhirnya akan meningkatkan nilai jual produk kayu yang dihasilkannya.

Pasalnya, Perum perhutani Sebagai penghasil kayu terbesar di indonesia hanya mampu menghasilkan 700.000 m3. Tambahan pasokan dari rakyatpun masih belum memenuhi. Dan dari tahun -ketahun stock kayu jati perum perhutani juga menipis.

Akibatnya harga kayu jati akan semakin melambung. Export furniture Indonesia sempat mendapat Black List karena kayunya di duga banyak dari ilegal logging.Namun saat ini dengan penemuan genjah (jati berusia pendek) JUN yang di lengkapi sertifikat dan disahkan oleh Lembaga Ekolabel Indonesia berhsail nenampik dugaan ilegal logging.

Dana anda bisa di investasikan dalam jangka waktu hanya lima tahun.untuk perhitungan analisa usaha jati unggul nusantara sebagai berikut, Misalkan Kapasitas produksi 100 pohon dengan jarak tanam 3 meter x 3 meter. Modal.

Bibit jati unggul nusantara 100 x Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000,-Biaya operasional 100 pohon xRp. 100.000/5 tahun = 10.000.000,-

Total Biaya Operasional Rp. 12.000.000,-Keuntungan

Asumsi perpohon 0.20 m3 = Rp. 750.000,-

100 x Rp. 750.000,- = 75.000.000,-Total Bersih keuntungan Rp. 75.000.000 - Rp. 12.000.000 = Rp. 63.000.000 Perhitungan perbulan Rp. 63.000.000/5 tahun = Rp. 1.050.000,-/bulan.

Perhitungan tersebut di atas hanya gambaran saja berpatokan pada 100 pohon dan biaya perawatan Rp. 100.000 perpohon, biaya operasional bisa dikurangi atau ditambah. 


Untuk perhitungan lebih dari 100 pohon, anda bisa hitung sendiri keuntungan yang akan diperoleh, atau bisa juga dengan menambah waktu untuk memanen misalnya 10 tahun. Jadi hanya dengan modal 12.000.000 saja untuk 100 pohon jati kita bisa menghasilkan pendapatan rata-rata 633.000/ bulan, lumayan kan daripada tanah atau kebun anda nganggur, (rangga)

Sumber : Harian Ekonomi Neraca

Entri Populer