" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Sampah berbuah berkah

Sampah berbuah berkah


>>>>>Sampah berbuah berkah

Berawal dari perasaan jijik melihat sampah yang dibuang sembarangan, Irene memutuskan untuk mempelajari metode pengelolaannya hingga menjadi bisnis yang menjanjikan. Dua hal diperoleh, kebersihan dan keuntungan.

Irene Holle, pemilik PT Recycle Indonesia Utama Mandiri (Recyclindo), perusahaan yang berbisnis sebagai mitra pengelolaan sampah, mengaku dirinya sering iri melihat negara lain memiliki sistem pengelolaan sampah yang sangat rapi. "Rasanya ingin di Indonesia bisa seperti itu, orang sudah memisahkan jenis sampah sejak awal dan tidak ada sampah yang dibuang sembarangan," ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Mantan manajer hotel ini awalnya menjelajah di lnternet untuk mencari metode pengolahan sampah, hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan serius mendalami proses pengolahan sampah. Irene pun mengambil pelatihan pengolahan sampah nonorganik selama hampir setahunsebelum memulai bisnisnya dengan modal Rp200 juta, termasuk satu truk second (bekas) yang digunakan untuk berburu sampah dari perumahan ke perumahan.

Setahun bisnisnya berjalan, Irene mulai mendapatkan kontrak untuk mengangkut dan mendaur ulang sampah dari beberapa hotel dan restoran di wilayah Jakarta Selatan dengan sistem zero waste management. Sampah nonorganik dibersihkannya untuk kemudian dijual kepada perusahaan daur ulang. Selama setahun tersebut sampah organik masih langsung dibuang, sembari dia mengambil kursus pengelolaan sampah di Balai Pengkajian Bioteknologi (BPPT).

Mengolah sampah organik memerlukan lahan yang cukup luas. Mencari lahan yang sesuai, Recyclindo akhirnya memilih lahan seluas 500 meter persegi di Parung, Bogor sebagai lokasi paling pas karena letaknya yang jauh dari permukiman. "Sebenarnya jika pengelolaannya benar tidak akan menimbulkan bau, tetapi membangun kepercayaan dari lingkungan sekitar tidak mudah, sulit dan ada sikap pro maupun kontra," ujarnya.

Jadi kompos

Lahan tersebut digunakannya untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Khusus sisa makanan diolahnya menjadi pakan ternak lele. Memanfaatkan hasil produksi, Irene juga membuat kolam lele di Parung, hasilnya kemudian dijual. Kompos yang dihasilkan juga dijual kembali. Konsumen terbanyak saat ini masih dibeli kembali oleh hotel maupun apartemen pelanggan memerlukan kompos untuk program go green.

Berjalan sekitar 2 tahun, pelanggannya kini masih di seputar Jakarta Selatan, melingkupi empat hotel, banyak restoran, beberapa kantor di daerah Sudirman dan TB Simatupang, serta perumahan berkonsep town house dan apartemen. Pelanggan biasanya memiliki kontrak bulanan untuk pengangkutan sampah. Besar biaya yang dipatok Recyclindo bervariasi, bergantung pada seberapa banyak sampah yang harus diangkut, sampah kantor tentu saja beda dengan apartemen atau restoran. "Perhitungannya bergantung pada besarkecilnya bangunan,.populasi, dan lain sebagainya. Kisarannya Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan.

Kami juga membuka layanan jika ada acara tertentu yang sifatnya sekali angkut dengan biaya sekitar Rp300.000," ujarnya. Irene telah memiliki tiga buah truk pengangkut sampah yang bekerja dari malam hingga pagi hari. Pengambilan dilakukan malam agar (idak mengganggu dan jalanan lebih lancar. Namun, tidak menutup kemungkinan diambil siang jika ada permintaan khusus.ini dalam sehari perusahaannya bisa memperoleh sekitar 20 meter kubik sampah organik dan nonorganik dengan persentase 30% sampah nonorganik dan 70% sampan organik.

Sampah organik memerlukan waktu pengolahan sekitar 7 pekan hingga menjadi kompos. Perusahaannya kini bisa menghasilkan sekitar 500 kg kompos per pekan. Dengan 15 orang pegawai, total pendapatannya rata-rata mencapai Rp70 juta per bulan. Irene pun berusaha membagi pengetahuannya mengenai pengolahan sampah kepada setiap orang yang mau belajar. "Recyclindo sering diminta memberikan edukasi penanganan sampah di sekolah-sekolah."

Baginya hal ini merupakan bagian untuk menumbuhkan kesadaran, khususnya bagi generasi mendatang mengenai pentingnya pengolahan sampah yang benar agar lingkungan sehat dan tidak menutup kemungkinan sebagai peluang meraup penghasilan. Konsep bisnis berbeda dibandingkan dengan perempuan kebanyakan yang biasanya bergelut di dunia fashion atau kuliner membuatnya memperoleh penghargaan Green Entrepreneur 2010 dari BNI dan Femina, (fua.iiulali@bisnis.co.id)


Sumber: Bisnis Indonesia


Entri Populer