" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Pentingnya kesadaran rasa memiliki UKM

Pentingnya kesadaran rasa memiliki UKM

Pada era liberalisasi perlindungan negara menjadi lemah


Meski terbukti mempunyai ketahanan kuat dan memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas ekonomi nasional, usaha kecil dan menengah (UKM) masih bernasib kurang beruntung. Permasalahan umum yang dialami oleh UKM masih sangat pelik dan problematik. Sebut saja kurangnya permodalan, kesulitan dalam pemasaran, daya saing lemah di tengah persaingan usaha yang ketat dan kesulitan bahan baku. Selain itu, kurang teknis produksi dan keahlian, keterampilan manajerial kurang, kurang pengetahuan manajemen keuangan, serta iklim usaha yang kurang kondusif (perizinan, dan aturan/perundangan).

Bagi keperluan pengembangan usaha UKM pada masa mendatang, diperlukan adanya bantuan layanan bisnis dari lembaga swasta, lembaga pemerintah dan individu sesuai dengan kekurangan masing-masing UKM. Di satu sisi UKM pada umumnya sangat memerlukan bantuan permodalan bagi pengembangan usahanya, tetapi di lain sisi perbankan dan mungkin juga perorangan masih kelebihan dana.

Walaupun secara makro penyaluran kredit bagi UKM terus meningkat dalam 5 tahun terakhir ini, ternyata pening-katan terbesar masih berada pada kredit konsumsi. Peningkatan kredit perbankan untuk UKM khususnya bagi keperluan tambahan modal kerja dan investasi masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kredit konsumsi. Atas . dasar kondisi tersebut, tampaknya bantuan bagi UKM berupa layanan akses ke lembaga keuangan dan tersedianya lembaga jaminan kredit yang permanen adalah hal yang mutlak diperlukan.

Mengecilnya orientasi pemberdayaan UKM oleh pelbagai pihak ini tentu semakin menyulitkan pelembangan UKM di masa mendatang. Oleh karena itu, agar usaha UKM dapat berkembang dengan baik, diperlukan adanya bantuan bimbingan atau layanan bisnis yang jenisnya disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh setiap kelompok UKM yang mengusahakan produk sejenis, sehingga UKM dapat mengakses ke sumber pembiayaan, pemasaran dan sumber balian baku.

Ini artinya bahwa dalam mengembangkan UKM untuk 5 tahun ke depan diperlukan pergeseran dan perubahan strategi di wilayah paradigmatik. Benang kusut Ibarat benang kusut dan membelit, kompleksitas permasalahan UKM niscaya perlu diurai untuk memperoleh formula strategis memberdayakan domain ekonomi rakyat ini. Karena ternyata persoalan

UKM tak semata hanya terbatas dana insentif. Faktanya pemberian bantuan usaha oleh BUMN ternyata upaya itu belum membuahkan hasil optimal. Karena pada saat yang bersamaan, hal itu tak dibarengi dengan peran positif berbagai pihak dalam membina UKM dalam cakupan luas.

Meski mencapai angka pertumbuhan yang sangat fantastis, tak sedikit UKM yang mengalami kerugian dan akhirnya gulung tikar akibat SDM (sumber daya manusia) pengelolanya tak andal. Bahkan kini tak sedikit UKM yang harus berhadapan dengan proses hukum akibat tidak mampu mengembalikan bantuan modal yang diterimanya.

Oleh karena itu, agar UKM bisa diberdayakan secara optimal guna meningkatkan derajat sosial ekonomi masyarakat, perlu penanganan tepat di antaranya Pertama, minat yang disertai kemampuan mengelola UKM perlusenantiasa ditumbuhkembangkan dengan baik.

Untuk itu perlu didukung adanya wawasan dan keterampilan manajemen usaha. Bukan sekadar modal yang cukup guna melakukan usaha. Kedua, soal permodalan. Modal memang perlu ada dan didukung peningkatannya dengan pemberianbantuan modal dari berbagai pihak. Jika selama ini perbankan belum banyak berminat mendukung permodalan UKM, tentu perlu didorong agar memberikan bantuan modal.

Begitu pula bantuan modal dari berbagai BUMN yang selama ini banyak dikucurkan ke UKM, perlu lebih ditingkatkan kucurannya. Peningkatan modal perlu disertai pembinaan dan pengawasan lebih baik guna menekan kegagalan, pencapaian maksud pengucuran bantuan.

Ketiga, peran pemerintah dalam pembinaan UKM perlu lebih ditingkatkan dengan orientasi pengembangan UKM. Dalampembinaan, pemerintah melalui dinas atau instansi terkait perlu memberi arah jelas dan positif. Bukan menjadikan UKM sekadar objek memproyeksikan diri oknum aparat pemerintah.

Masalah ketiga ini mendesak direalisasikan karena selama ini ada kecenderungan pembinaan UKM kurang optimal. Kesadaran rasa memiliki UKM makin penting bila mengingat akan kian beratnya tantangan UKM pada masa depan.

Di satu sisi, mereka akan menghadapi persaingan dengan perusahaan asing yang masuk di Indonesia dengan modal dan manajemen serta jaringan pasar yang baik. Di sisi lain, lemahnya perlindungan negara, terutama pada era liberalisasi yang akan deras kita alami. Pada kondisi liberal, peran negara tidak besar. Semuanya diserahkan pada mekanisme pasar. Meknisme pasar bebas memberikan kemungkinan munculnya kejahatan lebih modem yang dihadapi UKM. Keserakahan kapitalistik dan persaingan ekonomi yang ketat, dapat mendorong munculnya kejahatan terorganisasi, kejahatan multinasional dan kejahatan kerah putih.

Atau bisa juga muncul tipe kejahatan baru sebagai akibat perkembangan teknologi. Kejahatan dunia maya, pencemaran, penyadapan telekomunikasi menjadi problem yang juga membayangi aktivitas UKM.

Untuk itu, bantuan dan asistensi UKM perlu kian intensif dilakukan. Jika melalui pembinaan itu dapat muncul UKM-UKM tangguh, diharapkan akan mampu berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan asing yang membanjiri Indonesia. Sebaliknya, jika jika UKM tidak mendapat bantuan atau pembinaan intensif akan berakibat krusial yakni akan banyak UKM berjatuhan yang berarti pula jatuhnya fondasi ekonomi rakyat.

Entri Populer