>>>>>Menikmati Berkah rasar Otomotif
PT Multistrada Arah Sarana Tbk menargetkan produksi ban motor naik dua kali lipat dibanding tahun lalu
JAKARTA. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menikmati berkah tingginya permintaan kendaraan bermotor. Balikan untuk sepeda motor, produsen ban itu menargetkan volume produksi tahun ini sebanyak 5 juta unit, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan sepeda motor tahun ini diproyeksikan berkisar 10%-15%. "Market sepeda motor memang besar," kata Even Go, Sekretaris Perusahaan MASA, Kamis (28/4).
Manajemen MASA berharap, peningkatan volume produksi tersebut akan mendongkrak pertumbuhan penjualan bersih sekitar 50% menjadi Rp 3 triliun. "Laba bersih juga di-estimasikan tumbuh 30% tahun ini," tambah Even. Produsen ban merek Achilles, Corsa, dan Strada ini menargetkan laba bersih sekitar Rp 228,90 miliar di tahun ini.
Kinerja MASA tahun lalu bisa dibilang kurang memuaskan. Laba bersih senilai Rp 176,08 miliar, hanya tumbuh 0,7% year-on-year. Padahal penjualan bersih mengalami pertumbuhan 18,6% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 2,01 triliun. Even menjelaskan, merosotnya keuntungan kurs meryadi biang keladi laba bersih tergerus.
Untuk mengejar target kinerja, MASA berniat memperbesar kapasitas produksi. Hingga saat ini, MASA baru memiliki satu pabrik di Cikarang, Jawa Barat, yang mam-pu memproduksi 16.000 unit ban mobil dan 8.000 unit ban sepeda motor per hari. Manajemen MASA berharap, kapasitas produksi sepanjang kuartal 11-2011 mencapai 20.000 unit ban mobil dan 16.000 unit ban sepeda motor per hari.
Akuisisi kebun karet
Untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik Cikarang, MASA mengalokasikan dana US$ 185 juta. Sebesar USS 30 juta dari dana itu untuk modal kerja. Dana tersebut berasal dari sindikasi pin-jaman tiga bank, yaitu CIMB Niaga, HSBC, dan BII serta export credit agency dari bank di Jerman.
Even menjelaskan, selama ini penjualan lebih ditopang ban mobil, sampai 90%. "Dari segi harga, harga ban mobil memang tiga kali lipat ban sepeda motor," kata Even. MASA mengekspor 73% produksi ban mobil, terutama ke Amerika Serikat, Australia, dan Jepang. "Tahun ini, kami membidik Brasil," ungkap Even. Sedangkan ban motor diserap seluruhnya oleh pasar domestik.
Selain itu, sebagai upaya mengembangkan brand secara internasional, baru-baru ini Achilles menjadi sponsor res-mi ajang Formula Drift yang diadakan di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Sejalan dengan rencana peningkatan produksi, kebutuhan karet MASA tahun ini juga diprediksikan meningkat 50% menjadi 15.000 ton. Untuk mengurangi risiko kenaikan harga karet yang selama ini dibeli tanpa kontrak berjangka, MASA sudah memiliki rencana merambah bisnis perkebunan karet. Perusahaan tersebut telah mengantongi izin pengusahaan dan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (Hn).
Pieter Tanuri, Presiden Direktur MASA, mengemukakan, perkebunan karet yang diincar berlokasi di Kaliman-tan Barat dan Timur dengan luas lahan total 30.000-40.000 ha. MASA telah membentuk PT Multistrada Agro International untuk mengelola kebun karet. "Bentuknya bisa joint venture atau kerjasama operasional," kata Pieter, Jumat (29/4). Proses akuisisi ditargetkan rampung kuartal ketiga atau keempat tahun ini.
Pieter masih merahasiakan investasi yang disiapkan untuk rencana akuisisi tersebut. Yang jelas, MASA telah menunjuk HSBC sebagai penasihat keuangan tanggal 29 Maret kemarin. Even mengatakan, untuk mendukung akusisi, perusahaan mungkin akan mempertimbangkan melakukan rights issue.
Sumber : Harian Kontan
PT Multistrada Arah Sarana Tbk menargetkan produksi ban motor naik dua kali lipat dibanding tahun lalu
JAKARTA. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menikmati berkah tingginya permintaan kendaraan bermotor. Balikan untuk sepeda motor, produsen ban itu menargetkan volume produksi tahun ini sebanyak 5 juta unit, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan sepeda motor tahun ini diproyeksikan berkisar 10%-15%. "Market sepeda motor memang besar," kata Even Go, Sekretaris Perusahaan MASA, Kamis (28/4).
Manajemen MASA berharap, peningkatan volume produksi tersebut akan mendongkrak pertumbuhan penjualan bersih sekitar 50% menjadi Rp 3 triliun. "Laba bersih juga di-estimasikan tumbuh 30% tahun ini," tambah Even. Produsen ban merek Achilles, Corsa, dan Strada ini menargetkan laba bersih sekitar Rp 228,90 miliar di tahun ini.
Kinerja MASA tahun lalu bisa dibilang kurang memuaskan. Laba bersih senilai Rp 176,08 miliar, hanya tumbuh 0,7% year-on-year. Padahal penjualan bersih mengalami pertumbuhan 18,6% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 2,01 triliun. Even menjelaskan, merosotnya keuntungan kurs meryadi biang keladi laba bersih tergerus.
Untuk mengejar target kinerja, MASA berniat memperbesar kapasitas produksi. Hingga saat ini, MASA baru memiliki satu pabrik di Cikarang, Jawa Barat, yang mam-pu memproduksi 16.000 unit ban mobil dan 8.000 unit ban sepeda motor per hari. Manajemen MASA berharap, kapasitas produksi sepanjang kuartal 11-2011 mencapai 20.000 unit ban mobil dan 16.000 unit ban sepeda motor per hari.
Akuisisi kebun karet
Untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik Cikarang, MASA mengalokasikan dana US$ 185 juta. Sebesar USS 30 juta dari dana itu untuk modal kerja. Dana tersebut berasal dari sindikasi pin-jaman tiga bank, yaitu CIMB Niaga, HSBC, dan BII serta export credit agency dari bank di Jerman.
Even menjelaskan, selama ini penjualan lebih ditopang ban mobil, sampai 90%. "Dari segi harga, harga ban mobil memang tiga kali lipat ban sepeda motor," kata Even. MASA mengekspor 73% produksi ban mobil, terutama ke Amerika Serikat, Australia, dan Jepang. "Tahun ini, kami membidik Brasil," ungkap Even. Sedangkan ban motor diserap seluruhnya oleh pasar domestik.
Selain itu, sebagai upaya mengembangkan brand secara internasional, baru-baru ini Achilles menjadi sponsor res-mi ajang Formula Drift yang diadakan di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Sejalan dengan rencana peningkatan produksi, kebutuhan karet MASA tahun ini juga diprediksikan meningkat 50% menjadi 15.000 ton. Untuk mengurangi risiko kenaikan harga karet yang selama ini dibeli tanpa kontrak berjangka, MASA sudah memiliki rencana merambah bisnis perkebunan karet. Perusahaan tersebut telah mengantongi izin pengusahaan dan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (Hn).
Pieter Tanuri, Presiden Direktur MASA, mengemukakan, perkebunan karet yang diincar berlokasi di Kaliman-tan Barat dan Timur dengan luas lahan total 30.000-40.000 ha. MASA telah membentuk PT Multistrada Agro International untuk mengelola kebun karet. "Bentuknya bisa joint venture atau kerjasama operasional," kata Pieter, Jumat (29/4). Proses akuisisi ditargetkan rampung kuartal ketiga atau keempat tahun ini.
Pieter masih merahasiakan investasi yang disiapkan untuk rencana akuisisi tersebut. Yang jelas, MASA telah menunjuk HSBC sebagai penasihat keuangan tanggal 29 Maret kemarin. Even mengatakan, untuk mendukung akusisi, perusahaan mungkin akan mempertimbangkan melakukan rights issue.
Sumber : Harian Kontan
Adisti Dini Indreswari