" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Laba Mengalir dari Loket Tagihan Listrik

Laba Mengalir dari Loket Tagihan Listrik

12/01/2012
Laba Mengalir dari Loket Tagihan Listrik
Jika berminat, Anda tinggal mengajukan kerjasama dengan perusahaan PPOB



JAKARTA. Bisnis loket pembayaran online atau sering disebut PPOB (payment point online bank) marak belakangan ini. Kita bisa menemukan loket PPOB bertebaran di berbagai lokasi, terutama di kawasan perumahan.

Loket tersebut banyak didatangi orang karena melayani penibayaran PLN, PDAM, telepon dan lain-lain. Sementara kita tahu, listrik dan telepon banyak sekali penggunanya. Alhasil, bisnis PPOB kian menjanjikan. Nah, kalau mau, Anda pun bisa memanfaatkan peluang ini.

Caranya mudah kok. Anda tinggal mengajukan kerjasama dengan perusahaan PPOB. Kebetulan, saat ini banyak perusahaan PPOB yang membuka kerjasama dengan masyarakat yang berminat terjun ke usaha ini.

Salah satu yang sudah sukses menjalani usaha ini adalah Ahmad Fuad. Sejak 2009, ia menjadi mitra PT Acsyndo yang bekerjasama dengan Bank Bukopin. Ia melayani mulai dari pembayaran listrik, PDAM, telepon, dan motor.

Hingga kini ia mampu melayani sebanyak 3.600 transaksi, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 2,7 miliar perbulan. Pendapatan bersihnya berasal dari fee yang dihitung per transaksi.Besaran fee setiap transaksi rata-rata sebesar Rp 1.000. "Taruh kata, kalau dihitungrata-rata Rp 1.000 perbulan, ya saya mendapat pemasukan bersih sekitar Rp 3,6 juta perbulan," imbuhnya.

Selain PT Acsyndo, masih banyak perusahaan PPOB lain yang menawarkan skema kerjasama semacam ini. Salah satunya adalah PT Bangun Usaha Energi Perkasa (BUEP) yang bekerjasama dengan Bank BRI.Wengku Hari Agung, Kepala Cabang Wilayah Jawa Barat -DKI Jakarta PT Bangun Usaha bilang, syarat menjadi mitra perusahaannya cukup mudah. "Calon mitra cukup menyediakan lokasi loket dan komputer," ujarnya

Pendapatanbersih pemilikloket berasal darifee yang dihitungper transaksi.
PT Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya (BPRKS) juga melayani bisnis PPOB. Ribrata Sallata, Supervisor Marketing BPRKS mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah memiliki 2.000 mitra. "Setiap mitranya rata-rata memiliki lebih dari seribu transaksi," ujarnya

Menurut Ribrata, usaha ini menarik dijadikan sebagai bisnis sampingan. Kalau Anda tertarik menjajal usaha ini, ada beberapa hal yang harusdiperhatikan. Berikut ulasan-nya;

Investasi

Modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis ini sangat kecil. Wengku Hari Agung bilang, investasi yang harus dikeluarkan mitra cukup dengan menaruh deposit uang sebesar Rp 100.000. Selain itu, mitra juga harus menyediakan lokasi loket dan seperangkat komputer.

Sementara syarat administratif berupa fotokopi identitas dan rekening BRI. "Jika semua syarat sudah dipenuhi, dalam seminggu sudah bisa beroperasi," ujar Agung.Ribrata Sallata mengatakan, pihaknya menawarkan dua sistem kemitraan. Pertama, paket transaksi menggunakan mesin electronic data capture (EDC). Untuk paket ini, mitra wajib menyewa mesin EDC selama tiga tahun senilai Rp 4,5 juta. Melalui mesin ini, pembayaran listrik dapat dilakukan secara online.

Paket kedua melalui pendaftaran internet banking. Menurut Ribrata, mitra harus membayar registrasi senilai Rp 610.000 dan memasukan deposit saldo untuk keperluan transaksi. "Jika sudah menjadi mitra, maka otomatis mereka akan punya rekening di BPRKS," ungkapnya

Lokasi

Bila investasi sudah terpenuhi, carilah lokasi yang strategis. Faktor lokasi memang sangat menentukan. Menurut Agung, lokasi loket usahakan berada di daerah perumahan atau permukiman kelas menengah ke bawah.

Soalnya, penduduk kelas ini tidak terlalu suka menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM) sebagai tempat pembayaran tagihan listrik. "Mereka lebih suka datang langsung ke loket," kata Agung.Sementara, orang-orang kelas menengah ke atas umumnya lebih suka membayar tagihan lewat telepon seluler. Sehingga, kebanyakan mereka enggan mendatangi loket pembayaran.

Ribrata mengatakan, umumnya mitra BPRKS menjadikan usaha ini sebagai bisnis sampingan. Sehingga, mereka lebih suka membuka loketnya dj depan rumah. Adapun sasaran konsumennya merupakan masyarakat setempat. "Rata-rata mitra kami bisa melakukan 1.000 transaksi setiap bulan," kata Ribrata.

Pemasaran usaha

Menurut Fuad yang sudah menjalani usaha ini, pemasaran loket PLKN tidak susah. Saat pertama kali memulai usaha ini, ia gencar menyebarbrosur ke rumah-rumah penduduk. Kepuasan konsumen juga sangat diperhatikannya, sehingga loketnya tersebar dari mulut ke mulut. "Yang paling penting pelanggan harus merasa nyaman dan percaya kepada saya," kata dia

Ribrata mengatakan, saat seseorang telah resmi menjadi mitra, pihaknya akan memberikan pelatihan (training) agar dapat melakukan pemasaran secara luas. "Kami juga memberikan alat promosi berupa sebuah spanduk dan brosur sebanyak 500 lembar," kata dia

Di PT Bangun Usaha Energi

Perkasa juga ada pelatihan bagi mitra. Menurut Agung, yang paling penting dilakukan mitra adalah aktif memasarkan produknya "Promosi itu di tangan mitra, mereka harus rajin keliling ke rumah-rumah," tukasnya
Menjalani usaha ini, menurut Agung, tidak cukup hanya menunggu di loket. Lebih cocok lagi, loket tersebut juga menjual voucher pulsa telepon seluler. Dengan begitu, pelanggan langsung tahu bahwa di tempat itu melayani pembayaran listrik, ataupun pembayaran kredit motor. Berminat? 

Sumber: Harian Kontan
Muhammad Yazid, Noverius Laoli


Entri Populer