" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Usaha Mikro Pembuatan Huruf Timbul

Usaha Mikro Pembuatan Huruf Timbul

23/09/2011
Usaha Mikro Pembuatan Huruf Timbul
Pesanan Terus Mengalir, tapi Untung Menipis



Plang nama yang terbuat dari huruf timbul kian digemari oleh pemilik usaha. Tak heran, pesanan huruf timbul ini terus mengalir. Pembukaan cabang-cabang baru sebuah usaha pun turut mendongkrak pembuatan letter timbul ini hingga 100%. Sayang, kenaikan ini juga diiringi oleh munculnya pemain baru. Produsen pun terpaksa membagi keuntungan mereka.

DALAM dunia usaha, identitas suatu perusahaan tentu sangat penting. Salah satu petunjuk identitas itu adalah papan nama yang biasanya terpasang di dinding atau pagar sebuah gedung perusahaan itu.Selain billboard alau neon box yang menjadi papan nama perusahaan, kini banyak juga yang memakai letter atau huruf timbul. Maklum, penggunakan letter yang menempel di dinding, baik di dalam alau di luar ruangan, lebih terkesan elegan dan mewah.teller merupakan huruf dalam bentuk tica dimensi.

Bahan baku pembuatan huruf timbul ini cukup beragam, antara lain, galvanis, kuningan, stainless steel, acrylic, maupun gold plate.Penggunaan letter sebagai papan nama pun makin meningkat. Menurut Juheiri, marketing Trand Advertising asal Serpong, Tangerang, tahun ini pesanan pembuatan letter timbul di perusahaannya melonjak hingga dua kali lipat dibandingkan pemesanan pada 2010 lalu.

Selain melayani pasar Jabodetabek, Trand Advertising juga menerima pesanan dari Yogyakarta, Banjarmasin, dan Pontianak. "Tapi, mayoritas konsumen masih berasal dari Jabodetabek," ungkap Juheiri.Perusahaan ini menetapkan biaya pembuatan letter dalam ukuran sentimeter (cm) dari setiap huruf. Pengukuran berdasarkan bagian yang terpanjang.

Harga yang dipatok tiap cm bergantung pada jenis baihan yang dipakai. Misalnya, balian stainless steel itu harganya mencapai Rp 6.000 per cm, bahan akrilik Rp 4.000 per cm, dan bahan kuningan Rp 8.000 per cm. "Semakin panjang nama, harga juga semakin mahal," jelas Juheri.luluk mempercantik penampilan lettei- di malam hari, produsen juga sering memadukan penggunaan lampu LED (light-emittitig diode). Bila ingin mendapatkan perangkat tambahan ini konsumen harus menambah biaya sebesar Rp 300.000 untuk setiap meter lampuLED.

Biasanya, harga pembuatan letter untuk satu nama perusahaan berkisar Rp 3 juta. Dengan menggarap delapan proyek dalam sebulan, Trand Advertising pun bisa meraup omzet sekitar Rp 20 juta per bulan.

Juheiri pun optimistis, usaha ini tetap bergairah. Pasalnya, banyak perusahaan yang gencar berekspansi dengan membuka cabang-cabang baru. Tentu saja, mereka membutuhkan papan nama sebagai identitas. Selain itu, beberapa perusahaan juga melakukan penyegaran dengan mengganti papan nama mereka.

Persaingan kian ketat, produsenletter timbul hanya kantongiuntung 20%.Konsumen Trand Advertising cukup beragam. Sebut saja, bank, perusahaan telekomunikasi, pemilik toko hingga pengembang. "Sekitar 60%-70% klien kami adalah pemilik toko," ungkap Juheiri. Selain penjualan langsung di gerainya, Trand Advertising pun mulai gencar berpromosi di dunia maya dengan alamat situs www. plangnatna.com.

Selain Trand Advertising, Mariwa Advertising juga menawarkan pembuatan letter. Bahkan, pelanggan Mariwa oun sudah menyebarhingga luar Jakarta. "Bulan lalu, saya mendapat order dari sebuah toko buku di Lampung," ujar Amri Lubis, pemilik Mariwa Advertising.

Lokasi pemasangan menjadi pertimbangan desain dan ukuran huruf timbul tersebut. "Bila di dalam gedung, ukuran biasanya di bawah satu meter, di luar gedung relatif lebih besar," kata Amri.Ia pun menyarankan konsumennya untuk menggunakan bahan stainless steel bila dipasang di luar ruangan karena lebih tahan terhadapperubahan cuaca

Amri mematok harga pembuatan huruf timbul dari Rp 7.000 hingga Rp 15.000 per cni. Harga paling murah untuk letter dari bahan galvanis, sedangkan yang paling mahal stainless st i Dengan mengerjakan dua hingga tiga proyek letter setiap bulannya, Amri bisa mengantongi omzet Rp -11 juta setiap bulannya. Ia pun mendapat margin keuntungan sekitar 20%. "Sekarang persaingan usaha ketat, jadi tak bisa ambil untung banyak seperti ilulu, jelasnya.

Sumber : Harian Kontan
Handoyo, Hafid Fuad


Entri Populer