07/08/2011
Mulyadi Jeli menangkap peluang
Bisnis Indonesiarisis ekonomi global pada 1996, membuat perajin furnitur ukiran di Jepara yang sebagian besar berorientasi ekspor mengalami masa kejayaan. Pelaksanaan transaksi ekspor yang menggunakan dolar, menjadikan keuntungan mereka berlipat karena nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tersebut melemah.
Demikian juga dengan yang dialami Mulyadi, perajin mebel asal Desa Tteluk Awur Jepara. Pangsa pasar produknya yang merambah ke sejumlah negara di Eropa, Amerika Serikat dan Afrika terus mengalami peningkatan volume pengiriman.
Namun, seiring dengan booming-nya usaha pengolahan produk kayu lersebul, pelaku usaha kerajinan di daerah lersebul juga menjamur. Selain itu, juga bermunculan perajin dari daerah sekitar seperti Kudus, Pati, Blora, dan Semarang.
Persaingan usaha semakin ketat, sementara pasar semakin lama kian jenuh, hingga memasuki titik kejenuhan pasar ekspor mebel pada era 2000-an, yang memunculkan sejumlah persoalan dalam transaksi produk seperti terhambatnya pengiriman barang akibat ketatnya persaingan, lambatnya transfer pembayaran dari buys luai negeri dan melambungnya harga kayu sebagai bahan baku.
"Karena pasar sudah jenuh, sementaraingan semakin ketal sehingga muncul banyak persoalan, perajin pun mulai Iwrguguran usahanya," katanya kepada Bisnis, beberapa "Karena pasar sudah jenuh,sementara persaingan semakinketat sehingga muncul banyakpersoalan, perajinpun mulai berguguran."waktu lalu.
Mulyadipun akhirnya banting setir, mencoba peruntungan dengan membual kap lampu hias dari kulit kerang. Balian baku yang relatif mudah didapat di daerah sekitar karena letak tinggal usahanya yang merupakan pesisir pantai menjadi keuntungan tersendiri. Harga per kilogram kulit kerang dari berbagai jenis dibelinya dari warga sekitar sebesar Rp25.OOO dalam kondisi bersih dan siap diolah.
Awalnya, dia mencoba membuat kap lampu dari kulit kerang jenis srimping yang dibingkai kuningan, dengan beberapa bentuk dan ukuran lampu. Hasil produksinya kemudian dititipkan pada koperasikopurasi kerajinan dan mengikutkan pada sebuah pameran ili sejumlah tempat.
Pucuk dirinta nl.nu pun liki, dari pameran tersebut pesanan kap lampu hias buatan Mulyadi yang diberi merek Antika Lighting Craft .imi Furniture ini mulai iH-rdatangan.
Mendunia
Kini, usaha k.ip lampu bias dari kerang dari Jepara Itu sudah mendunia, hasil produksinya ill ekspor1 k Australia, Jerman, India, Amerika sviik.it dan lepang. Dalam sebulan, sedikitnya dua kontainer berukuran 40 feel dikirim ke negara negara tersebut
Sementara itu pasal dalam negeri, meliputi lakarta, Bogor, Bali, dan sejumlah daerah di in,n lawa, hasil karyanya |uga dapal dilihat di showroom nya yang berada di Tegal Karang, I.iliin.in.ni, Cirebon.
"Harga produknya bervariasi mulai dari Kp hmi .dod Rp I iui.i.ni. untuk ekspoi harga yang ditawarkan mulai dari Rp900.000 per unitnya,1 ujarnya.
Mulyadi mengaku, persaingan usaha di bidang kerajinan kap lampu relatif banyak, tetapi yang berbahan kulit kerang dan sentuhan etnik ukiran khas Jepara membual barang produksinya lebih banyak diminati konsumen.
Untuk tetap mempertahankan usaha kerajinan kap lampu dari kulit kerang ini, Mulyadi selalu menciptakan kreasi haru dan membuat inovasi-inovasi produk untuk dapal mengikuti permintaan pasal dan Den bisnis.Selain dengan berinovasi, Mulyadi juga sering melayani desain khusus sesuai dengan permintaan konsumen.
Bisnis Indonesiarisis ekonomi global pada 1996, membuat perajin furnitur ukiran di Jepara yang sebagian besar berorientasi ekspor mengalami masa kejayaan. Pelaksanaan transaksi ekspor yang menggunakan dolar, menjadikan keuntungan mereka berlipat karena nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tersebut melemah.
Demikian juga dengan yang dialami Mulyadi, perajin mebel asal Desa Tteluk Awur Jepara. Pangsa pasar produknya yang merambah ke sejumlah negara di Eropa, Amerika Serikat dan Afrika terus mengalami peningkatan volume pengiriman.
Namun, seiring dengan booming-nya usaha pengolahan produk kayu lersebul, pelaku usaha kerajinan di daerah lersebul juga menjamur. Selain itu, juga bermunculan perajin dari daerah sekitar seperti Kudus, Pati, Blora, dan Semarang.
Persaingan usaha semakin ketat, sementara pasar semakin lama kian jenuh, hingga memasuki titik kejenuhan pasar ekspor mebel pada era 2000-an, yang memunculkan sejumlah persoalan dalam transaksi produk seperti terhambatnya pengiriman barang akibat ketatnya persaingan, lambatnya transfer pembayaran dari buys luai negeri dan melambungnya harga kayu sebagai bahan baku.
"Karena pasar sudah jenuh, sementaraingan semakin ketal sehingga muncul banyak persoalan, perajin pun mulai Iwrguguran usahanya," katanya kepada Bisnis, beberapa "Karena pasar sudah jenuh,sementara persaingan semakinketat sehingga muncul banyakpersoalan, perajinpun mulai berguguran."waktu lalu.
Mulyadipun akhirnya banting setir, mencoba peruntungan dengan membual kap lampu hias dari kulit kerang. Balian baku yang relatif mudah didapat di daerah sekitar karena letak tinggal usahanya yang merupakan pesisir pantai menjadi keuntungan tersendiri. Harga per kilogram kulit kerang dari berbagai jenis dibelinya dari warga sekitar sebesar Rp25.OOO dalam kondisi bersih dan siap diolah.
Awalnya, dia mencoba membuat kap lampu dari kulit kerang jenis srimping yang dibingkai kuningan, dengan beberapa bentuk dan ukuran lampu. Hasil produksinya kemudian dititipkan pada koperasikopurasi kerajinan dan mengikutkan pada sebuah pameran ili sejumlah tempat.
Pucuk dirinta nl.nu pun liki, dari pameran tersebut pesanan kap lampu hias buatan Mulyadi yang diberi merek Antika Lighting Craft .imi Furniture ini mulai iH-rdatangan.
Mendunia
Kini, usaha k.ip lampu bias dari kerang dari Jepara Itu sudah mendunia, hasil produksinya ill ekspor1 k Australia, Jerman, India, Amerika sviik.it dan lepang. Dalam sebulan, sedikitnya dua kontainer berukuran 40 feel dikirim ke negara negara tersebut
Sementara itu pasal dalam negeri, meliputi lakarta, Bogor, Bali, dan sejumlah daerah di in,n lawa, hasil karyanya |uga dapal dilihat di showroom nya yang berada di Tegal Karang, I.iliin.in.ni, Cirebon.
"Harga produknya bervariasi mulai dari Kp hmi .dod Rp I iui.i.ni. untuk ekspoi harga yang ditawarkan mulai dari Rp900.000 per unitnya,1 ujarnya.
Mulyadi mengaku, persaingan usaha di bidang kerajinan kap lampu relatif banyak, tetapi yang berbahan kulit kerang dan sentuhan etnik ukiran khas Jepara membual barang produksinya lebih banyak diminati konsumen.
Untuk tetap mempertahankan usaha kerajinan kap lampu dari kulit kerang ini, Mulyadi selalu menciptakan kreasi haru dan membuat inovasi-inovasi produk untuk dapal mengikuti permintaan pasal dan Den bisnis.Selain dengan berinovasi, Mulyadi juga sering melayani desain khusus sesuai dengan permintaan konsumen.
Sumber: Bisnis Indonesia
Natauna Kasih Wasiyati
Natauna Kasih Wasiyati