06/08/2011
Sukses Bisnis Bimbel Merambah ke Kuliner
Sukses mendirikan 45 cabang bimbingan belajar membuat Siswadi kian getol mengembangkan bisnisnya. 2010 (alu, ia membuka restoran Rest Door yang membidik pasar mahasiswa dan karyawan. Hanya dalam jangka setahun, ia berhasil membuka tujuh cabang Rest Door dengan omzet total Rp 420 juta per bulan.
SETELAH sukses membangun usaha bimbingan belajar (bimbel) Solusi Bintang Mandiri, tidak membuat Siswadi berpuas diri. Mantan pengamen jalanan di Terminal Pulo Gadung itu bahkan kian getol mencari peluang bisnis baru. Bidang usaha baru yang dilirik Siswadi adalah bisnis kuliner.
Bersama lima orang temannya, pada 2010 lalu, Siswadi membuka restoran dengan modal Rp 50 juta Pertama kali, ia membuka restoran itu di Ciputat, Banten, tidak jauh dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Begitu dibuka, restoran tersebut temyata mampu menggaet banyak pelanggan yang kebanyakan berstatus mahasiswa Tidak hanya menjadi tempat makan saja, restoran Siswadi juga sering menjadi tempat nongkrong mahasiswa
Karena pasarnya mahasiswa, Siswadi sengaja menyajikan menu murah seperti laiknya mengudap di warung tegal (warteg). Dengan isi kantong Rp 5.000 saja, pelanggan sudah bisa makan dengan kenyang. Namun, demi kenyamanan Siswadi menerapkan layanan kelas restoran.
Tengok saja ruang restoran yang terkesan mewah karena ber-AC dan dilengkapi dengan TV layar datar. Tak hanya itu, restoran yang diberi nama Rest Door itu dilengkapi perangkat audioyang tak henti bersenandung saat pelanggan melahap hidangan. "Konsep ini memadukan warteg dengan restoran berbintang," kata Siswadi.
Perkawinan warteg dengan restoran itu pun menjadi kunci sukses bisnis restoran Siswadi. "Warteg punya keunggulan yaitu murah, ini penting untuk diadopsi," kata Siswadi. .
Tidak cukup setahun, Siswadi memutuskan menambah cabang. Kali ini, ia melirik segmen lain selain mahasiswa "Ada peluang untuk karyawan perkantoran," kata Siswadi.
Untuk melayani urusan perut para karyawan kantoran itu, Siswadi lantas membuka cabang Rest Door di Jl Gatot Subroto. Tak hanya itu, ia juga membuka enam gerai lagi yang tersebar di Pamulang, Pondok Gede, dan di beberapa tempat di wilayah Jabodetabek lainnya. "Total ada tujuh cabang yang saya buka dalam setahun," kata Siswadi
Dewi Fortuna memang lagi berpihak pada Siswadi. Pendapatan tujuh restoran itu sesuai harapan Siswadi. Walaupun keuntungan yang ia kutip relatif kecil, tapi Siswadi berharap dari perputaran uang dari banyaknya pelanggan. "Harga murah serta tempat yang nyaman akan membuat orang kembali lagi makan ketempat kami," jelas Siswadi.
Dari setiap restoran, Siswadi bisa mendulang omzet minimal Rp 2 juta per hari. Artinya, dalam sebulan tujuh restoran itu bisa mendatangkan omzet hingga hingga Rp 420 juta. Setelah usaha bimbel dan restoran menemukan jalan terang, Siswadi mengaku tidak mau muluk-muluk. Tahun ini, ia hanya ingin fokus mengembangkan bisnis yang ada "Restoran ini barusetahun, kami kembangkan dulu" kata anak ketiga dari empat bersaudara itu.
Dalam mengembangkan lusin-. Siswadi memiliki satu niat yaitu membahagiakan sang ibu. Ia bilang, perjalanan hidup yang ia alami selama ini tidak lepas dari motivasi yang diberikan oleh sang Ibn "Sumber semangat bisnis itu paling utama adalah keluarga, " kata Siswadi yang sedari kecil ditinggal pergi oleh sang Ayah.
Pribadi
Selain sukses bikin usaha sendiri, pria yang berusia 27 tahun itu sukses menyelesaikan kuliah. Dengan meraih gelar sarjana, ia juga bisa merealisasikan cita-cita keluarga "Sebelumnya di keluarga saya tidak ada satupun yang bisa melanjutkan kuliah," tutur Siswadi.
Kebahagian Siswadi juga tercukupi saat ia berhasil menemukan sang Ayah yang 11-liili meninggalkan dia sejak ia berusia lima tahun. Siswadi mendapat informasi tentang keberadaan sang Ayah dari salah seorang tetangga di kampung halaman. "Saya langsung mencari ke lokasi untuk membuktikan kebenaran informasi itu," kata Siswadi.
Ternyata, ayah Siswadi menetap tidakjauh dari desa. Saat ditemui Siswadi, sang ayah sudah uzur. "Alhamdu-lilluh, saya bisa menemukan beliau," kata Siswadi yang kini bercita-cita ingin membahagiakan kedua orangtuanya itu.
Sumber : Harian Kontan
Sukses mendirikan 45 cabang bimbingan belajar membuat Siswadi kian getol mengembangkan bisnisnya. 2010 (alu, ia membuka restoran Rest Door yang membidik pasar mahasiswa dan karyawan. Hanya dalam jangka setahun, ia berhasil membuka tujuh cabang Rest Door dengan omzet total Rp 420 juta per bulan.
SETELAH sukses membangun usaha bimbingan belajar (bimbel) Solusi Bintang Mandiri, tidak membuat Siswadi berpuas diri. Mantan pengamen jalanan di Terminal Pulo Gadung itu bahkan kian getol mencari peluang bisnis baru. Bidang usaha baru yang dilirik Siswadi adalah bisnis kuliner.
Begitu dibuka, restoran tersebut temyata mampu menggaet banyak pelanggan yang kebanyakan berstatus mahasiswa Tidak hanya menjadi tempat makan saja, restoran Siswadi juga sering menjadi tempat nongkrong mahasiswa
Karena pasarnya mahasiswa, Siswadi sengaja menyajikan menu murah seperti laiknya mengudap di warung tegal (warteg). Dengan isi kantong Rp 5.000 saja, pelanggan sudah bisa makan dengan kenyang. Namun, demi kenyamanan Siswadi menerapkan layanan kelas restoran.
Tengok saja ruang restoran yang terkesan mewah karena ber-AC dan dilengkapi dengan TV layar datar. Tak hanya itu, restoran yang diberi nama Rest Door itu dilengkapi perangkat audioyang tak henti bersenandung saat pelanggan melahap hidangan. "Konsep ini memadukan warteg dengan restoran berbintang," kata Siswadi.
Perkawinan warteg dengan restoran itu pun menjadi kunci sukses bisnis restoran Siswadi. "Warteg punya keunggulan yaitu murah, ini penting untuk diadopsi," kata Siswadi. .
Tidak cukup setahun, Siswadi memutuskan menambah cabang. Kali ini, ia melirik segmen lain selain mahasiswa "Ada peluang untuk karyawan perkantoran," kata Siswadi.
Untuk melayani urusan perut para karyawan kantoran itu, Siswadi lantas membuka cabang Rest Door di Jl Gatot Subroto. Tak hanya itu, ia juga membuka enam gerai lagi yang tersebar di Pamulang, Pondok Gede, dan di beberapa tempat di wilayah Jabodetabek lainnya. "Total ada tujuh cabang yang saya buka dalam setahun," kata Siswadi
Dewi Fortuna memang lagi berpihak pada Siswadi. Pendapatan tujuh restoran itu sesuai harapan Siswadi. Walaupun keuntungan yang ia kutip relatif kecil, tapi Siswadi berharap dari perputaran uang dari banyaknya pelanggan. "Harga murah serta tempat yang nyaman akan membuat orang kembali lagi makan ketempat kami," jelas Siswadi.
Dari setiap restoran, Siswadi bisa mendulang omzet minimal Rp 2 juta per hari. Artinya, dalam sebulan tujuh restoran itu bisa mendatangkan omzet hingga hingga Rp 420 juta. Setelah usaha bimbel dan restoran menemukan jalan terang, Siswadi mengaku tidak mau muluk-muluk. Tahun ini, ia hanya ingin fokus mengembangkan bisnis yang ada "Restoran ini barusetahun, kami kembangkan dulu" kata anak ketiga dari empat bersaudara itu.
Dalam mengembangkan lusin-. Siswadi memiliki satu niat yaitu membahagiakan sang ibu. Ia bilang, perjalanan hidup yang ia alami selama ini tidak lepas dari motivasi yang diberikan oleh sang Ibn "Sumber semangat bisnis itu paling utama adalah keluarga, " kata Siswadi yang sedari kecil ditinggal pergi oleh sang Ayah.
Pribadi
Selain sukses bikin usaha sendiri, pria yang berusia 27 tahun itu sukses menyelesaikan kuliah. Dengan meraih gelar sarjana, ia juga bisa merealisasikan cita-cita keluarga "Sebelumnya di keluarga saya tidak ada satupun yang bisa melanjutkan kuliah," tutur Siswadi.
Kebahagian Siswadi juga tercukupi saat ia berhasil menemukan sang Ayah yang 11-liili meninggalkan dia sejak ia berusia lima tahun. Siswadi mendapat informasi tentang keberadaan sang Ayah dari salah seorang tetangga di kampung halaman. "Saya langsung mencari ke lokasi untuk membuktikan kebenaran informasi itu," kata Siswadi.
Ternyata, ayah Siswadi menetap tidakjauh dari desa. Saat ditemui Siswadi, sang ayah sudah uzur. "Alhamdu-lilluh, saya bisa menemukan beliau," kata Siswadi yang kini bercita-cita ingin membahagiakan kedua orangtuanya itu.
Sumber : Harian Kontan
Bambang Rakhmanto