" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Jaga Bisnis dengan Inovasi dan Silaturahmi

Jaga Bisnis dengan Inovasi dan Silaturahmi


10/12/2011
Iripirasi Fatoni 
Jaga Bisnis dengan Inovasi dan Silaturahmi


Fatoni kini memiliki pekerjaan besar, yakni mempertahankan 205 terwaralaba Jamur Kriuk miliknya. Agar bisnis terus bisa berjalan pemilik CV Manggala Karya Abadi itu juga rajin melakukan inovasi produk. Selain itu, ia rajin menyambangi para terwaralaba untuk mengetahui kesulitan mereka.


SEPERTI kata pepatah, mempertahankan lebih sulit ketimbang merebut. Tamsil itulah yang menjadi tantangan Fatoni dalam mengelola 205 terwaralaba Jamur Kriuk yang tersebar di banyak kota di seluruh Indonesia.

Fatoni memang perlu bekerja keras agar jumlah terwaralabanya tidak menyusut, syukur-syukur 111 jumlahnya malah ubah.Namun, menambah jumlah terwaralaba tentu bukan i "kerjaan mudah. Apalagi di tengah maraknya tawaran waralaba makanan yangwarkan paket usaha yang sama-sama menggiur bagi investor.

Agar bisnisnya berkembang, Fatoni terus melakukan inovasi produk agar i milir Kriuk aneka rasa tetap laku di pasaran. Salah satunk inovasi yang ia tawarkan adalah produk baru bernama Pasta Jamur Kriuk.nlik namanya, penganan ini memang pengembangan produk Jamur Kriuk sebelumnya. Produk olahan jamur ini terbuat dari campuran jamur dan daging yang dibubuhi bumbu pasta. "Ini bisa menjadi variasi pilihan baru bagi pelanggan sel ia kami," kata Fatoni.

Inovasi produk itulah yang dipersiapkan untuk mengha-i (ersaingan di bisnis makanan yang kiat sengit. Jika tidak ada inovasi, Fatoni khawatir pasarnya bakal mengalami kejenuhan. Inipun kami punya banyak pelanggan loyal, bisasaja mereka berpaling jika produk kami monoton," tegasnya

Menurut Toni, produk Pasta Jamur Kriuk itu bukanlah inovasi pertama yang dilakukan sejak ber bisnis Jamur Kriuk. Akhir 2009 lalu, Toni pernah mengeluarkan produk Yoghurt yang didistribusikan lewat gerai terwaralaba Jamur Kriuk yang ada di Purwokerto.

Namun sayang, inovasi produk Yoghurt itu terpaksa ia hentikan sementara karena sulit mempertahankan kualitas Yoghurt agar lebih bisa tahan lama. Maklum, "Yoghurt hanya bisa tahan sehari karena kami tidak memakai pengawet," terang Fatoni.

Namun Fatoni belum menghentikan produk itu

Fatoni keluarkan produk baruuntuk pertahankanterwaralabanya.sepenuhnya Ia masih mencari formula yang efektif agar bisa membuat yoghurt yang bisa tahan lebih lama namun tanpa pengawet di dalam minuman itu.

Bagi Toni, kesehatan dan higienitas produk lebih utama ketimbang sekadar mencari laba Sebagai bukti keamanan produknya, Toni mengklaim memiliki izin edar dari Dinas Kesehatan Purwokerto, Jawa Tengah.

Selain inovasi produk, Fatoni juga tak pernah bosan mengunjungi para terwaralabanya Di saat pertemuan itu, biasanya mereka sibuk berdiskusi mengenai bagaimana mengembangkan bisnis. Fatoni perlu bersafari untuk melihat langsung perkembangan bisnis terwaralaba Jamur Kriuk. Selain itu, program ini juga bertujuan mencari solusi bisnis di setiap terwaralaba. "Saya harap mereka berhasil dan untung dengan Jamur Kriuk," harap fatoni.

Yang jelas, ada kabar gembira dari Fatoni, ia tidak memiliki rencana menaikan nilai investasi bagi calon investor baru. Seperti diketahui, paket investasi Jamur Kriuk saat ini adalah Rp 6,8 juta. Sedangkan nilai Master Franchise mencapai Rp 30 juta sampai Rp 40 juta tergantung lokasi. "Saya percaya usaha besar tidak harus dengan modal besar," ungkap Toni.

Fatoni yakin uang hanyalah modal sekunder dalamberbisnis. Baginya, modal utama dalam berbisnis itu adalah semangat serta kemauan untuk bekerja keras. "Inti bisnis dari waralaba adalah memiliki keinginan untuk berkembang bersama-sama," tandasnya

Lita Desita Permatasari, istri sekaligus rekan kerja Fatoni, mengaku banyak memetik hikmah dari berbisnis Jamur Kriuk ini. Lita bilang, sejak membuka usaha Jamur Kriuk, suaminya mendapat tawaran menjadi dosen pengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sufyan Tsauri Majenang, sekitar tiga jam perjalanan dari Purwokerto.

Toni diberi kepercayaan mengajar bidang studi ekonomi syariah untuk para mahasiswa Kesempatan itu tidaklah disia-siakan Toni, ia meluangkan waktunya satu hari dalam dua pekan untuk mengajar. "Suami saya mengajar agar ilmunya bisa bermanfaat," kata Lita

Sumber : Harian Kontan
Fahriyadi

Entri Populer