28/11/2011
Membangun pundi emas property
Sebagian besar kita mungkin pernah mendengarkan nasihat dari orangtua untuk menginvestasikan pendapatan yang diperoleh ke emas atau properti. Alasannya klasik, dua instrumen investasi itu tak tergerus inflasi.Bagaimana tidak, dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, lahan kosong menjadi sedikit dan berujung pada harga tanah yang semakin naik berikut juga bangunan yang ada di atasnya. Dari berbagai survei disebutkan rerata kenaikan harga rumah setiap tahunnya mencapai 10%-15%.
Meski investasi di sektor properti tergolong berisiko rendah, ada baiknya sebelum masuk ke sektor ini Anda memahaminya dengan baik. Hal pertama yang patut Anda pertimbangkan adalah tujuan membeli properti tersebut. Apakah untuk disewakan, ditempati, atau dijual.
Rumah atau apartemen yang dibeli dapat dimanfaatkan untuk kos-kosan yang bisa menghasilkan passive income setiap bulannya.Selanjutnya pilih lokasi, karena tidak semua lokasi memberikan nprurn yang maksimal. Cara mudah mengetahuinya adalah dengan mengikuti pameran properti. Akan terlihat kecenderungan harga di lokasi tersebut.
Di balik return yang menggiurkan dari properti tersebut, ada beberapa poin yang perlu dicermati untuk masuk ke investasi tersebut. Pertama, investasi properti adalah investasi yang tidak likuid. Kita harus menjualnya dahulu baru mendapatkan uang.
Menjual properti pun tidak mudah, dibutuhkan waktu lama dari bulanan hingga tahunan. Lamanya jangka waktu penjualan tidak serta-merta mempengaruhi harga, karena belum tentu harga jual rumah naik seiring dengan bergantinya bulan atau tahun rumah itu dijual.
Kedua, harga jual di masing-masing daerah berbeda dan harus disadari di masing-masing daerah pun belum tentu terus meningkat. Di beberapa daerah ada yang harga jualnya stagnan bahkan menurun karenasudah berada di titik jenuh daya jualnya.
Selanjutnya, selain tidak likuid, transaksi properti dibebankan biaya pajak penjualan, bea peroleh atas, hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan biaya perawatan.Setelah Anda memutuskan untuk berinvestasi di sektor ini, yang harus dilakukan selanjutnya adalah memilih pembayaran, tunai atau kredit.
Gencarnya program kepemilikan rumah yang diluncurkan pemerintah, mendorong sejumlah bank untuk memberikan kredit ke konsumen salah satunya yang dilakukan oleh Bank Mandiri.Bank Mandiri telah mengucurkan kredit kepemilikan rumah sebesar Rp4,68 triliun hingga September 2011 kepada sekitar 160.000 nasabah, tumbuh 20,22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,89 triliun.
Rian Eriana Raslan. EVP, Head of Product, Service and Marketing Commonwealth Bank, mengatakan permintaan kredit untuk investasi di bidang properti seperti rumah dan apartemen terus meningkat.
Pembiayaan yang diberikan mulai dari Rp200 juta untuk KPR primary market dan RplOO juta untuk KPR secondary dan KPR Multiguna. Batas maksimum KPR primary Rp3 miliar, KPR secondary Rp7,5 miliar, dan KPR Muttiguna Rp5 miliar.
Tenor kredit
Tenor pembayaran juga lebih lama, hingga 20 tahun bagi warga negara Indonesia dan 10 tahun bagi ekspatriat. Penawaran terbaru juga memberikan suku bunga lebih kopetitif, yaitu 8,75% tetap selama setahun.
Kemudahan kredit ini pun diakui oleh General Manager Kemang Village Bambang Sumargono dapat membantu konsumen untuk memiliki rumah danapartemen yang diinginkan. "Sejauh ini penjualan apartemen pada 2011 masih bagus. Saya optimistis pada 2012 juga semakin membaik," ujar.
Pihaknya tahun depan masih terus membangun banyak tower baru. Kemang Village merupakan I .imn mus Integrated Development flagship dari PT Lippo Karawaci Tbk. Proyek bernilai US$1, J miliar itu terletak di area seluas 15,5 hektare.
Apartemen ini merupakan kawasan terpadu terdiri dari tujuh tower residential, Sekolah Pelita Harapan International, Hotel JW Marriott, pusat perbelanjaan, rumah sakit bertaraf internasional, country club, spa, corporate club, dan wedding cnapel.
Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan tidak semua hunian atau properti dapat dijadikaninvestasi. Sebelum membeli, " seorang konsumen sebaiknyamencermati wilayah mana yangalan berkembang. Kawasan yang dikenal elitedan lingkungannya bagusseperti Pondok Indah belumtentu cocok untuk investasi.
Justru wilayah biasa saja, seperti Ampera dan Prapanca, berpotensi menjadi daerah berkembang dan menguntungkan dari sisi investasi dalam beberapa tahun mendatang.Konsumen juga harus mencermati pemekaran wilayah pertumbuhan yang sudah jenuh. Pada 2006--2007, wilayah yang bagus dijadikan investasi adalah Serpong. Sekarang masyarakat telah jenuh, daerah investasi bergeser ke daerah Pamulang, Bintaro, dan Ciputat.
"Jangan asal memilih perumahan, lihat lokasi mana yang dapat berkembang, misalnya akan dibangun jalan tol. Mungkin saat ini wilayah tersebut nilai investasi masih rendah, tetapi pada saat jalan tol itu jadi, nilai investasi akan melambung," ujarnya. (fita-indah3)bisnis.a.id/raliayuningsili3ibisnis.co.i(l)
Sebagian besar kita mungkin pernah mendengarkan nasihat dari orangtua untuk menginvestasikan pendapatan yang diperoleh ke emas atau properti. Alasannya klasik, dua instrumen investasi itu tak tergerus inflasi.Bagaimana tidak, dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, lahan kosong menjadi sedikit dan berujung pada harga tanah yang semakin naik berikut juga bangunan yang ada di atasnya. Dari berbagai survei disebutkan rerata kenaikan harga rumah setiap tahunnya mencapai 10%-15%.
Meski investasi di sektor properti tergolong berisiko rendah, ada baiknya sebelum masuk ke sektor ini Anda memahaminya dengan baik. Hal pertama yang patut Anda pertimbangkan adalah tujuan membeli properti tersebut. Apakah untuk disewakan, ditempati, atau dijual.
Rumah atau apartemen yang dibeli dapat dimanfaatkan untuk kos-kosan yang bisa menghasilkan passive income setiap bulannya.Selanjutnya pilih lokasi, karena tidak semua lokasi memberikan nprurn yang maksimal. Cara mudah mengetahuinya adalah dengan mengikuti pameran properti. Akan terlihat kecenderungan harga di lokasi tersebut.
Di balik return yang menggiurkan dari properti tersebut, ada beberapa poin yang perlu dicermati untuk masuk ke investasi tersebut. Pertama, investasi properti adalah investasi yang tidak likuid. Kita harus menjualnya dahulu baru mendapatkan uang.
Menjual properti pun tidak mudah, dibutuhkan waktu lama dari bulanan hingga tahunan. Lamanya jangka waktu penjualan tidak serta-merta mempengaruhi harga, karena belum tentu harga jual rumah naik seiring dengan bergantinya bulan atau tahun rumah itu dijual.
Kedua, harga jual di masing-masing daerah berbeda dan harus disadari di masing-masing daerah pun belum tentu terus meningkat. Di beberapa daerah ada yang harga jualnya stagnan bahkan menurun karenasudah berada di titik jenuh daya jualnya.
Selanjutnya, selain tidak likuid, transaksi properti dibebankan biaya pajak penjualan, bea peroleh atas, hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan biaya perawatan.Setelah Anda memutuskan untuk berinvestasi di sektor ini, yang harus dilakukan selanjutnya adalah memilih pembayaran, tunai atau kredit.
Gencarnya program kepemilikan rumah yang diluncurkan pemerintah, mendorong sejumlah bank untuk memberikan kredit ke konsumen salah satunya yang dilakukan oleh Bank Mandiri.Bank Mandiri telah mengucurkan kredit kepemilikan rumah sebesar Rp4,68 triliun hingga September 2011 kepada sekitar 160.000 nasabah, tumbuh 20,22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,89 triliun.
Rian Eriana Raslan. EVP, Head of Product, Service and Marketing Commonwealth Bank, mengatakan permintaan kredit untuk investasi di bidang properti seperti rumah dan apartemen terus meningkat.
Pembiayaan yang diberikan mulai dari Rp200 juta untuk KPR primary market dan RplOO juta untuk KPR secondary dan KPR Multiguna. Batas maksimum KPR primary Rp3 miliar, KPR secondary Rp7,5 miliar, dan KPR Muttiguna Rp5 miliar.
Tenor kredit
Tenor pembayaran juga lebih lama, hingga 20 tahun bagi warga negara Indonesia dan 10 tahun bagi ekspatriat. Penawaran terbaru juga memberikan suku bunga lebih kopetitif, yaitu 8,75% tetap selama setahun.
Kemudahan kredit ini pun diakui oleh General Manager Kemang Village Bambang Sumargono dapat membantu konsumen untuk memiliki rumah danapartemen yang diinginkan. "Sejauh ini penjualan apartemen pada 2011 masih bagus. Saya optimistis pada 2012 juga semakin membaik," ujar.
Pihaknya tahun depan masih terus membangun banyak tower baru. Kemang Village merupakan I .imn mus Integrated Development flagship dari PT Lippo Karawaci Tbk. Proyek bernilai US$1, J miliar itu terletak di area seluas 15,5 hektare.
Apartemen ini merupakan kawasan terpadu terdiri dari tujuh tower residential, Sekolah Pelita Harapan International, Hotel JW Marriott, pusat perbelanjaan, rumah sakit bertaraf internasional, country club, spa, corporate club, dan wedding cnapel.
Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan tidak semua hunian atau properti dapat dijadikaninvestasi. Sebelum membeli, " seorang konsumen sebaiknyamencermati wilayah mana yangalan berkembang. Kawasan yang dikenal elitedan lingkungannya bagusseperti Pondok Indah belumtentu cocok untuk investasi.
Justru wilayah biasa saja, seperti Ampera dan Prapanca, berpotensi menjadi daerah berkembang dan menguntungkan dari sisi investasi dalam beberapa tahun mendatang.Konsumen juga harus mencermati pemekaran wilayah pertumbuhan yang sudah jenuh. Pada 2006--2007, wilayah yang bagus dijadikan investasi adalah Serpong. Sekarang masyarakat telah jenuh, daerah investasi bergeser ke daerah Pamulang, Bintaro, dan Ciputat.
"Jangan asal memilih perumahan, lihat lokasi mana yang dapat berkembang, misalnya akan dibangun jalan tol. Mungkin saat ini wilayah tersebut nilai investasi masih rendah, tetapi pada saat jalan tol itu jadi, nilai investasi akan melambung," ujarnya. (fita-indah3)bisnis.a.id/raliayuningsili3ibisnis.co.i(l)
Sumber : Bisnis Indonesia