" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Menjemput uang dari sekolah

Menjemput uang dari sekolah

28/11/2011
Menjemput uang dari sekolah


Stefanus Arief S. Bisnis Indonesiaiia Anda memiliki mobil pribadi berkapasitas minimal 7-8 orang, Anda juga seorang pekerja atau wiraswastawan yang memiliki banyak waktu senggang, rumah yang Anda (inggali dekat dengan sekolah kenamaan. Rasanya, Anda tengah melihat peluang usaha. ,

Bagi sebagian kalangan, datangnya kesempatan bisnis terkadang tak jauh dari lingkungan sekitar kita beraktivitas. Bisa berawal dari lingkungan tempat kerja atau saat melihat kebutuhan tetangga di lingkungan tempat tinggal.

Aktivitas yang ditekuni M. Simuh, misalnya, tak lepas dari daya ciumnya membidik usaha antar jemput anak sekolah, tak jauh dari tempat tinggalnya di Kalimalang, Jakarta. Pak Muh, begitu biasa dirinya disapa, adalah seorang wirausahawan yang memasok kebutuhan bahan pokok di sejumlah toko dan pasar di Jakarta. Aktivitasnya tergolong santai, karena belum tentu setiap hari permintaan itu datang.

Memanfaatkan waktu senggang pada pagi hari dan siang hari. Pak Muh lantas menekuni usaha antar jemput anak sekolah itu. "Awalnya iseng, ada tawaran dari satpam sebuah sekolah untuk antar jemput anak sekolah. Karena saya punya mobil sendiri, nggak ada salahnya saya coba. Ternyata hasilnya cukup lumayan," ujarnya kepada Bisnis.

Setiap pagi, mulai pukul 05.00, Pak Muh sudah keluar dari rumahnya. Dia menjemput satu per satu langganannya di sekitar wilayah Jatibening dan Jatiwaringin, lalu mengantarnya ke sekolah yang tak jauh dari tempat tinggalnya di Kalimalang.

Setiap bulan, dia menerima bayaran sebesar Rp450.000-Rp500.000 per pelanggan. Artinya pendapatan dia sebulan berkisar Rp3,6 juta-Rp4 juta.Apabila dipotong dengan konsumsi bahan bakarminyak (BBM) selama 1 bulan sebesar Rpl juta- Rpl ,5 juta, pendapatan bersih yang dikantonginya antara Rp2,5 juta-Rp3 juta setiap bulannya.

"Tarifnya masing-masing anak beda. Kalau jarak sekitar 10 km paling kita tarik Rp400.000, lebih dari itu Kp mit11iini Saya sendiri membatasi jarak jemputan kurang dari 15 km, lebih dari itu waktunya nggak cukup," katanya.

Dalam sehari, dia meluangkan waktu kurang dari lima jam untuk antar jemput anak sekolah itu. Selebihnya, dia masih bisa menekuni usaha memasok kebutuhan pokok ke beberapa tempat.

Berdasarkan pengalaman selama 5 tahun menekuni usaha antar jemput anak sekolah ini. Pak Muh mampu mengalkulasi jumlah ideal pelanggan, agar dirinya tidak tekor menjalani bisnis tersebut.

Agar kelangsungan usaha terjaga, idealnya jumlah pelanggan untuk satu kendaraan antar jemput diisi 7-8 orang, jika kurang dari itu pendapatan yang diperolehnya hanya bisa menutup kebutuhan BBM.

"Kayak gini biasanya turun-temurun. Awalnya kakaknya sekolah, kakaknya lulus, nanti nyusul adiknya. Kalau kita menjalaninya dengan sepenuh hati nggak bakalan mati sebenarnya," ungkapnya.

Meski melihat peluang jumlah pelanggan, Pak Muh belum berani ambil risiko untuk menambah armada baru. "Beli mobil barri, siapa yang pegang. Kalau saya bayar sopir, tidak cukup. Lebih baik tukar tambah untuk mobil yang mampu muat lebih banyak pelanggan," katanya.

Jam kerja

Bisnis antar jemput anak sekolah ini tergolong menarik untuk melipatgandakan penghasilan seseorang yang aktivitas sehari-harinya tidak terikat dengan jam kerja. Bisnis ini menarik. Melipatgandakan penghasilan seseorang yang aktivitas sehari-harinya tidak terikat dengan jam kerja.

Namun, usaha ini tergolong rumit, meski terlihat gampang menjalaninya. Aspek pertama soal waktu. Terjun ke bisnis ini, maka harus menyiapkan waktu pagi hari saat menjelang berangkat sekolah dan siang hari saat pulang sekolah agar pelanggan tidak terlambat.

Tidak mungkin bisnis ini hanya dijalankan separuhnya saja. Aspek berikutnya soal pelanggan. Kebanyakan pelaku bisnis ini memanfaatkan informasi dari pihak sekolah. Ada sekolah yang sudah mengelola antar jemputnya sendiri, ada juga yang bekerja sama dengan pihak lain." ujar Pak Muh.

Ahmad Gozali, perencana bisnis dan keuangan dari Safir Senduk Rekan, menilai membangun sebuah usaha harus memperhatikan aspek pasar, kekuatan keuangan, legalitas, dan sumberdaya manusia (SDM).

"Perhitungankan rencana bisnis selama 3-5 tahun kedepan seperti apa. Kalau membutuhkan pendekatan, gunakan proposal yang didalamnya berisi kepentingan yang ingin disampaikan kepada orang lain," tuturnya.

Memperhatikan seluruh aspek dalam bisnis akan membantu mengidentifikasi langkah yang akan ditempuh, agar tetap fokus melakoni kegiatan usaha. Mengacu pada langkah itu, kit.i mampu mengukur tingkat keberhasilan dari bisnis yang kita jalani, (arief. setinlt@blsnis.co.td}


Sumber : Bisnis Indonesia


Entri Populer