06/08/2011
Jangan Jadi Usaha yang Berdiri Sendiri
BEBERAPA tahun terakhir, usaha penyew a-an film DVD atau VCD semakin lesu. Maklum, usaha itu kini mempunyai pesaing be rat, yakni lapak-lapak penjual VCD atau DVD bajakan yang kian bertebaran.
Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali! Amir Karamoy tak terkejut dengan lesunya bisnis ini. Ia bilang, di Amerika, usaha penyewaan VCD atau DVD bahkan sudah lama tenggelam. Tepatnya, awal 1990-an.
Menjamurnya penggunaan internet dan perangkat canggih seperti laptop atau smartphone yang bisa memutar film ikut ;uulil mendorong mundurnya usaha ini melihat prospek usaha ini juga berat. Oleh itu, para pemilik usaha ini harus berani melakukan inovasi atau cara baru untuk mendatangkan pengunjung ko gerai-gerai rental (Uni mereka
Ia berpesan, di saat seperti sekarang ini,sebaiknya investor lebih menimbang-nimbang tawaran usaha penyewaan film. "Kalaupun investor masih berminat, mereka ham* mempunyai lokasi gerai yang strategis, ujarnya. Saran Amir, ada baiknya menggabungkan usaha lainnya, bukan usaha yang berdiri sendiri
Bila usaha penyewaan film itu berdiri sendiri, tingkat pengunjung sepi Konsumen yang datang hanya yang benar-benar konsumen yani; memang ingin menyewa film. Beda hal nya kalau ch gerai itu ada usaha yang lain, seperti menjual kupi atau butik.
Amir tak menutup kemungkinan usaha penyewaan lilin iisa membuka gerainya di pasar-pasar swalayan atau tempat tempat keramaian lainnya. Di tempat-tempal seperti itii, pengunjung akan datang dengan sendirinya. Kalau mereka audah datang ke gerai, selaivjulnya akan menumbuhkan keinginan inereka menyewa film," i umr Amir
Sumber : Harian Kontan
BEBERAPA tahun terakhir, usaha penyew a-an film DVD atau VCD semakin lesu. Maklum, usaha itu kini mempunyai pesaing be rat, yakni lapak-lapak penjual VCD atau DVD bajakan yang kian bertebaran.
Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali! Amir Karamoy tak terkejut dengan lesunya bisnis ini. Ia bilang, di Amerika, usaha penyewaan VCD atau DVD bahkan sudah lama tenggelam. Tepatnya, awal 1990-an.
Menjamurnya penggunaan internet dan perangkat canggih seperti laptop atau smartphone yang bisa memutar film ikut ;uulil mendorong mundurnya usaha ini melihat prospek usaha ini juga berat. Oleh itu, para pemilik usaha ini harus berani melakukan inovasi atau cara baru untuk mendatangkan pengunjung ko gerai-gerai rental (Uni mereka
Ia berpesan, di saat seperti sekarang ini,sebaiknya investor lebih menimbang-nimbang tawaran usaha penyewaan film. "Kalaupun investor masih berminat, mereka ham* mempunyai lokasi gerai yang strategis, ujarnya. Saran Amir, ada baiknya menggabungkan usaha lainnya, bukan usaha yang berdiri sendiri
Bila usaha penyewaan film itu berdiri sendiri, tingkat pengunjung sepi Konsumen yang datang hanya yang benar-benar konsumen yani; memang ingin menyewa film. Beda hal nya kalau ch gerai itu ada usaha yang lain, seperti menjual kupi atau butik.
Amir tak menutup kemungkinan usaha penyewaan lilin iisa membuka gerainya di pasar-pasar swalayan atau tempat tempat keramaian lainnya. Di tempat-tempal seperti itii, pengunjung akan datang dengan sendirinya. Kalau mereka audah datang ke gerai, selaivjulnya akan menumbuhkan keinginan inereka menyewa film," i umr Amir
Sumber : Harian Kontan