07/20/2011
Menggores Untung dari Kerajinan Kaligrafi Cangkang Telur
Banyak orang menganggap cangkang atau kulit telur sebagai sampah tak bernilai. Namun, bagi mereka yang jeli melihat peluang, cangkang telur bisa menjadi bahan kerajinan kaligrafi nan indah. Perajin pun bisa meraup omzet hingga puluhan juta. Tak hanya itu, kerajinan kaligrafi cangkang telur ini bisa menembus pasar ekspor.
SIAPA bilang cangkang atau kulit telur tak memiliki nilai ekonomis. Lewat sentuhan tangan-tangan kreatif, cangkang telur yang sudah tak terpakai bisa disulap menjadi kerajinan kaligrafi nan cantik dan diminati pasar luar negeri.
Bertempat di sebuah workshop, di daerah Lubang Buaya, .Jakarta, Cahyudi Susanto mengembangkan kerajinan kaligrafi berbahan kulit telur. Cahyudi yang akrab disapa Yu-dhi ini mengakuketertarikannya menggunakan kulit telur sebagai bahan kaligrafi ini karena ia peduli terhadap lingkungan. "Di sekitar teiu-pat tinggal saya, banyak berserakan sampah telur," kata Yudhi. yang juga masih seorang karyawan perusahaan swasta ini.
Lantas, ia melihat peluang pembuatan kerajinan dari kulit telur. Yudhi pun melakukan kolaborasi antara seni dan religi sebagai lahan bisnisnya.
Sebelum menggeluti usaha ini, Yudhi memang memiliki hobi menggambar dan menulis kaligrafi dengan mediakertas ataupun komi.Baru pada 2009, inspirasi Yudhi untuk membuat seni kulit telur ini muncul.Semangat Yudhi ini pun terus terpacu, karena dua alasan. Pertama, ia bisa mendapatkan cangkang-cangkang telur ini gratis. Kedua, bahan baku cangkang telur ini juga mudah di cari. "Dalam saya bisa memperoleh empat kantong keresek besar," jelas YucUii.
Karena ingin mempertahankan warna alami dari telur, Yudhi tidak mencampurkan balian pewarna tambahan untuk pembuatan kaligrafinya. Alhasil, Yudi hanya mengolah tiga warna untuk mempercantik kerajinan kaligrafinya.
Ketiga warna tersebut diperoleh dari tiga jenis teluberbeda. Warna putih diperoleh dari kulit telur ayam kampung. Sedangkan, warna coklat berasal dari kuin telur ayam negeri. Adapun, warna biru didapat Yudhi dari kulit telur bebek.
Membuat kaligrafi dari kulit telur ini juga tak mudah. Yudhi harus melalui lima tahap dalam pembuatan kaligrafi berbahan kulit telur ini.Terlebih dulu, ia harus mencuci cangkang telur dan dye-mur hingga kering. "Yang perlu diperhatikan adalah pada saat menjemur, karena lukisan akan mengeluarkan bau amis jika cangkang tidak benar-benar kering," kata Yudhi.
Kut ika memulai pembuatan kaligrafi ini, Yudhi memilih uni nk membuat background atau gambar latar terlebih dahulu. Pasalnya, jika langsung membuat tulisan inti, hasil yang diperoleh akan kurang memuaskan. Background akan mendominasi gambar sehingga justru menutupi tulisan kaligrafinya "Bentuk tulisannya nanti timbul," jelas
Warna alamikaligrafi diperoleh dari tiga jenis telur yang berbeda. Yudhi. Untuk menempelkan pecahan-pecahan cangkang telur. Yudhi hanya membutuhkan lem kayu sebagai perekat. Sebelum melalui tahap ln ni/, kaligrafi terlebih dulu dihaluskan dengan menggunakan amplas supaya teksturnya keluar.i umk membuat satu buah kerajinan kaligrafi, Yudhi membutuhkan waktu hingga tiga hari. Tak heran, banderol harga produk seni ini lumayan mahal. Yudhi menjual satu kaligrafi cangkang telni ini berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Selain ting-ka) kerumitan dalam pembu-atan, patokan harga juga tergantung dari ukurannya.
Hanya saja, karena tak menjadi pekerjaan utama, produksi kaligrafi Yudhi juga tak banyak. Dalam sebulan, ia hanya mampu membuat sepuluh kaligrafi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Yudhi pun menghitung, omzet penjualan yang didapatkan dari penjualan kaligrafi berkisar Rp 20 juta.
Meski begitu, konsumen Yudhi sudah beragam. Tak hanya diminati oleh konsumen di pasar lokal atau domestik, kaligrafi cangkang telur ini juga dilirik oleh konsumen di negeri tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darusalam. Maklum, selain unik, produk kaligrafi ini juga kuat. Pasalnya, kulit telur banyak mengandung kalsium, sehingga tidak akan mudah rapuh oleh serangan rayap.
Yudhi bilang, sel.......eman-faatkan sampah menjadi barang benulai guna, penggunaan cangkang telur juga dapat menyerap karbon dioksida (CO2) sebanyak tujuh kali dari bera) telui
Selain Yudhi, kerajinan kaligrafi dari cangkang telur ini juga ditekuni oleh Hendra Se-tiawan. Pria asal Martapura, Kalimantan Selatan ini tertarik menggeluti kerajinan berbahan cangkang telur setelah melihat tayangan televisi yang mengulas tentang pemanfaatan cangkang telur. Lantas, ia pun mencoba mengembangkan kerajinan kaligrafi.
Selain dari para tetangganya, Hendra memperoleh cangkang-cangkan telur dari pedagang martabak yang mangkal di sekitar tempat tinggalnya. Alhasil, dalam sehari, Hendra bisa mengumpulkan hingga 200 butir cang kani; "Saya mendapatkan cangkang-cangkang telur ini secara gratis," ujar Hendra. yang mulai menekuni usaha ini sejak satu tahun yang lalu.
Dengan bantuan beberapa anggota keluarganya. Hendra membutuhkan waktu sekitar lima hari hingga satu minggu. Dengan waktu selama ini biasanya menghasilkan satumodel kaligrafi dengan ukuran 40 cm x 60cm
Jika dibandingkan dengan harga jual kaligrafi buatan Yudhi, banderol harga kaligrafi cangkang telur milik Hendra lebih murah. Ia mematok harga Rp Rp 250.000 untuk tiap karyanya.
Meski masih dalam skala kecil, penjualan kaligrafi cangkang telur buatan Hendra ini sudah menjangkau kota-kota besar yang ada di Kali mantan. Namun tak seperti perajin produk-produk yang bernafaskan Islam lainnya, Hendra maupun Yudhi tak bisa menikmati berkah di bulan Ra-madhaa Menurul pengalaman mereka, semakin mendekati lm hui Ramadhan, biasanya penjualan kaligrafi-kaligrafi-nya tersebut cenderung stabil, dan tidak ada lonjakan permintaan.
Sumber : Harian Kontan
Handoyo
Banyak orang menganggap cangkang atau kulit telur sebagai sampah tak bernilai. Namun, bagi mereka yang jeli melihat peluang, cangkang telur bisa menjadi bahan kerajinan kaligrafi nan indah. Perajin pun bisa meraup omzet hingga puluhan juta. Tak hanya itu, kerajinan kaligrafi cangkang telur ini bisa menembus pasar ekspor.
SIAPA bilang cangkang atau kulit telur tak memiliki nilai ekonomis. Lewat sentuhan tangan-tangan kreatif, cangkang telur yang sudah tak terpakai bisa disulap menjadi kerajinan kaligrafi nan cantik dan diminati pasar luar negeri.
Bertempat di sebuah workshop, di daerah Lubang Buaya, .Jakarta, Cahyudi Susanto mengembangkan kerajinan kaligrafi berbahan kulit telur. Cahyudi yang akrab disapa Yu-dhi ini mengakuketertarikannya menggunakan kulit telur sebagai bahan kaligrafi ini karena ia peduli terhadap lingkungan. "Di sekitar teiu-pat tinggal saya, banyak berserakan sampah telur," kata Yudhi. yang juga masih seorang karyawan perusahaan swasta ini.
Lantas, ia melihat peluang pembuatan kerajinan dari kulit telur. Yudhi pun melakukan kolaborasi antara seni dan religi sebagai lahan bisnisnya.
Sebelum menggeluti usaha ini, Yudhi memang memiliki hobi menggambar dan menulis kaligrafi dengan mediakertas ataupun komi.Baru pada 2009, inspirasi Yudhi untuk membuat seni kulit telur ini muncul.Semangat Yudhi ini pun terus terpacu, karena dua alasan. Pertama, ia bisa mendapatkan cangkang-cangkang telur ini gratis. Kedua, bahan baku cangkang telur ini juga mudah di cari. "Dalam saya bisa memperoleh empat kantong keresek besar," jelas YucUii.
Karena ingin mempertahankan warna alami dari telur, Yudhi tidak mencampurkan balian pewarna tambahan untuk pembuatan kaligrafinya. Alhasil, Yudi hanya mengolah tiga warna untuk mempercantik kerajinan kaligrafinya.
Ketiga warna tersebut diperoleh dari tiga jenis teluberbeda. Warna putih diperoleh dari kulit telur ayam kampung. Sedangkan, warna coklat berasal dari kuin telur ayam negeri. Adapun, warna biru didapat Yudhi dari kulit telur bebek.
Membuat kaligrafi dari kulit telur ini juga tak mudah. Yudhi harus melalui lima tahap dalam pembuatan kaligrafi berbahan kulit telur ini.Terlebih dulu, ia harus mencuci cangkang telur dan dye-mur hingga kering. "Yang perlu diperhatikan adalah pada saat menjemur, karena lukisan akan mengeluarkan bau amis jika cangkang tidak benar-benar kering," kata Yudhi.
Kut ika memulai pembuatan kaligrafi ini, Yudhi memilih uni nk membuat background atau gambar latar terlebih dahulu. Pasalnya, jika langsung membuat tulisan inti, hasil yang diperoleh akan kurang memuaskan. Background akan mendominasi gambar sehingga justru menutupi tulisan kaligrafinya "Bentuk tulisannya nanti timbul," jelas
Warna alamikaligrafi diperoleh dari tiga jenis telur yang berbeda. Yudhi. Untuk menempelkan pecahan-pecahan cangkang telur. Yudhi hanya membutuhkan lem kayu sebagai perekat. Sebelum melalui tahap ln ni/, kaligrafi terlebih dulu dihaluskan dengan menggunakan amplas supaya teksturnya keluar.i umk membuat satu buah kerajinan kaligrafi, Yudhi membutuhkan waktu hingga tiga hari. Tak heran, banderol harga produk seni ini lumayan mahal. Yudhi menjual satu kaligrafi cangkang telni ini berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Selain ting-ka) kerumitan dalam pembu-atan, patokan harga juga tergantung dari ukurannya.
Hanya saja, karena tak menjadi pekerjaan utama, produksi kaligrafi Yudhi juga tak banyak. Dalam sebulan, ia hanya mampu membuat sepuluh kaligrafi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Yudhi pun menghitung, omzet penjualan yang didapatkan dari penjualan kaligrafi berkisar Rp 20 juta.
Meski begitu, konsumen Yudhi sudah beragam. Tak hanya diminati oleh konsumen di pasar lokal atau domestik, kaligrafi cangkang telur ini juga dilirik oleh konsumen di negeri tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darusalam. Maklum, selain unik, produk kaligrafi ini juga kuat. Pasalnya, kulit telur banyak mengandung kalsium, sehingga tidak akan mudah rapuh oleh serangan rayap.
Yudhi bilang, sel.......eman-faatkan sampah menjadi barang benulai guna, penggunaan cangkang telur juga dapat menyerap karbon dioksida (CO2) sebanyak tujuh kali dari bera) telui
Selain Yudhi, kerajinan kaligrafi dari cangkang telur ini juga ditekuni oleh Hendra Se-tiawan. Pria asal Martapura, Kalimantan Selatan ini tertarik menggeluti kerajinan berbahan cangkang telur setelah melihat tayangan televisi yang mengulas tentang pemanfaatan cangkang telur. Lantas, ia pun mencoba mengembangkan kerajinan kaligrafi.
Selain dari para tetangganya, Hendra memperoleh cangkang-cangkan telur dari pedagang martabak yang mangkal di sekitar tempat tinggalnya. Alhasil, dalam sehari, Hendra bisa mengumpulkan hingga 200 butir cang kani; "Saya mendapatkan cangkang-cangkang telur ini secara gratis," ujar Hendra. yang mulai menekuni usaha ini sejak satu tahun yang lalu.
Dengan bantuan beberapa anggota keluarganya. Hendra membutuhkan waktu sekitar lima hari hingga satu minggu. Dengan waktu selama ini biasanya menghasilkan satumodel kaligrafi dengan ukuran 40 cm x 60cm
Jika dibandingkan dengan harga jual kaligrafi buatan Yudhi, banderol harga kaligrafi cangkang telur milik Hendra lebih murah. Ia mematok harga Rp Rp 250.000 untuk tiap karyanya.
Meski masih dalam skala kecil, penjualan kaligrafi cangkang telur buatan Hendra ini sudah menjangkau kota-kota besar yang ada di Kali mantan. Namun tak seperti perajin produk-produk yang bernafaskan Islam lainnya, Hendra maupun Yudhi tak bisa menikmati berkah di bulan Ra-madhaa Menurul pengalaman mereka, semakin mendekati lm hui Ramadhan, biasanya penjualan kaligrafi-kaligrafi-nya tersebut cenderung stabil, dan tidak ada lonjakan permintaan.
Sumber : Harian Kontan
Handoyo