>>>>>Memetik Laba dari Benih Cabai dan Jagung
PT BISI International Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih 20%
JAKARTA. Manajemen PT BISI International Tbk (BISI) memperkirakan, perubahan musim sepanjang tahun tidak akan menahan perusahaan menumbuhkan penjualan serta laba. BISI menargetkan, tahun ini, penjualan dan laba bersih masing-masing naik 20% dibanding 2010.
Tahun lalu, pendapatan BISI Rp 894,86 miliar, sedangkan laba bersih Rp 143,48 miliar. Selama kuartal pertama tahun ini, penjualan BISI mencapai Rp 234,01, naik 8,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 216,40 miliar.
Sedangkan laba bersih di kuartal pertama tahun ini Rp 41,62 miliar, lebih rendah dibanding kuartal 1-2010 yang sebesar Rp 44,07 miliar. Manajemen bakal mengandalkan dua komoditas benihnya untuk mendongkrak pertumbuhan yaitu benih jagung hibrida dan benih cabai.Pertengahan tahun ini BISI akan meluncurkan dua varietas jagung hibrida baru yaitu BISI 18 dan BISI
222. Kedua varietas itu memiliki ketahanan penyakit yang berbeda Varietas itu akan menyesuaikan dengan endemik wilayah yang disasar mulai dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. "Dalam cuaca seperti ini terjadi ledakan hama, dan itu peluang kami menawarkan varietas yang tahan gangguan," kata Jemmy Eka Putra, Presiden Direktur BISI, Senin (6/6).
Dengan benih baru tersebut, manajemen BISI berharap bisa menaikkan rata-rata hargajual di tahun 2011 menjadi Rp 35.000 per kilogram (kg). Nilai itu lebih tinggi 16,67% daripada hargajual rata-rata di 2010 yang sebesar Rp 30.000 per kg. Kontribusi penjualan dari benih jagung baru diperkirakan mencapai 4%-5% terhadap total penjualan BISI.
Selain jagung, manajemen BISI akan mengandalkan penjualan cabe tahun ini. Harga rata-rata benih cabe tahun ini diperkirakan mencapai Rp 6 juta-Rp 7 juta per kg, naik dari tahun sebelumnya, yang berkisar Rp 5 juta-Rp 5,5 juta per kg.
Manajemen BISI akan menambah produksi benih cabe sebanyak 10 tontahun ini menjadi 16 ton. Untuk itu, perusahaan ini sedang membangun green house seluas 30 hektare berkapasitas 12 ton per tahun.
BISI menggunakan hampir setengah dari belanja modal (capex) tahun ini untuk pembangunan green house yang mencapai Rp 400 juta perhektar atau total Rp 12 miliar. Capex tahun ini sebesar Rp 25,7 miliar. Sisanya akan digunakan untuk perawatan, pembelian mesin pembuat kemasan pestisida dan benih sayuran.
Benih padi hibrida
Namun, BISI mengakui, akan terjadi penurunan penjualan benih hibridatahun ini karena iklim tak bersahabat. Manjemen BISI memperkirakan, penjualan benih padi hibrida akan turun 20%-30% pada tahun ini.
Sekadar gambaran, penjualan benih padi hibrida pada tahun lalu juga merosot 31% dibandingkan dengan omzet selama tahun 2009 karena hujan deras sepanjang tahun. Penurunan penjualan bibit padi hibrida ini berhasil ditahan oleh kenaikan harga benih padi hibrida sebesar 21%, dari Rp 4-4 juta per ton menjadi Rp 53,24 juta per ton.
Walhasil, "Penjualan kami tetap tumbuh," kata Jemmy. Sekadar informasi, porsi penjualan benih padi hibrida terhadap penjualan keseluruhan BISI hanya l%di kuartal 1-2011.Theresia Octavia, Research Analyst Nikko Securities menilai, BISI mampu mencapai target kinerjanya karena kombinasi dari kenaikan permintaan dan harga benih. Theresia menilai kendala terbesar BISI adalah cuaca. Sedang agenda ekspansi emiten itu, menurut Theresia, akan berdampak positif, karena menaikkan volume produksi.
PT BISI International Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih 20%
JAKARTA. Manajemen PT BISI International Tbk (BISI) memperkirakan, perubahan musim sepanjang tahun tidak akan menahan perusahaan menumbuhkan penjualan serta laba. BISI menargetkan, tahun ini, penjualan dan laba bersih masing-masing naik 20% dibanding 2010.
Tahun lalu, pendapatan BISI Rp 894,86 miliar, sedangkan laba bersih Rp 143,48 miliar. Selama kuartal pertama tahun ini, penjualan BISI mencapai Rp 234,01, naik 8,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 216,40 miliar.
Sedangkan laba bersih di kuartal pertama tahun ini Rp 41,62 miliar, lebih rendah dibanding kuartal 1-2010 yang sebesar Rp 44,07 miliar. Manajemen bakal mengandalkan dua komoditas benihnya untuk mendongkrak pertumbuhan yaitu benih jagung hibrida dan benih cabai.Pertengahan tahun ini BISI akan meluncurkan dua varietas jagung hibrida baru yaitu BISI 18 dan BISI
222. Kedua varietas itu memiliki ketahanan penyakit yang berbeda Varietas itu akan menyesuaikan dengan endemik wilayah yang disasar mulai dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. "Dalam cuaca seperti ini terjadi ledakan hama, dan itu peluang kami menawarkan varietas yang tahan gangguan," kata Jemmy Eka Putra, Presiden Direktur BISI, Senin (6/6).
Dengan benih baru tersebut, manajemen BISI berharap bisa menaikkan rata-rata hargajual di tahun 2011 menjadi Rp 35.000 per kilogram (kg). Nilai itu lebih tinggi 16,67% daripada hargajual rata-rata di 2010 yang sebesar Rp 30.000 per kg. Kontribusi penjualan dari benih jagung baru diperkirakan mencapai 4%-5% terhadap total penjualan BISI.
Selain jagung, manajemen BISI akan mengandalkan penjualan cabe tahun ini. Harga rata-rata benih cabe tahun ini diperkirakan mencapai Rp 6 juta-Rp 7 juta per kg, naik dari tahun sebelumnya, yang berkisar Rp 5 juta-Rp 5,5 juta per kg.
Manajemen BISI akan menambah produksi benih cabe sebanyak 10 tontahun ini menjadi 16 ton. Untuk itu, perusahaan ini sedang membangun green house seluas 30 hektare berkapasitas 12 ton per tahun.
BISI menggunakan hampir setengah dari belanja modal (capex) tahun ini untuk pembangunan green house yang mencapai Rp 400 juta perhektar atau total Rp 12 miliar. Capex tahun ini sebesar Rp 25,7 miliar. Sisanya akan digunakan untuk perawatan, pembelian mesin pembuat kemasan pestisida dan benih sayuran.
Benih padi hibrida
Namun, BISI mengakui, akan terjadi penurunan penjualan benih hibridatahun ini karena iklim tak bersahabat. Manjemen BISI memperkirakan, penjualan benih padi hibrida akan turun 20%-30% pada tahun ini.
Sekadar gambaran, penjualan benih padi hibrida pada tahun lalu juga merosot 31% dibandingkan dengan omzet selama tahun 2009 karena hujan deras sepanjang tahun. Penurunan penjualan bibit padi hibrida ini berhasil ditahan oleh kenaikan harga benih padi hibrida sebesar 21%, dari Rp 4-4 juta per ton menjadi Rp 53,24 juta per ton.
Walhasil, "Penjualan kami tetap tumbuh," kata Jemmy. Sekadar informasi, porsi penjualan benih padi hibrida terhadap penjualan keseluruhan BISI hanya l%di kuartal 1-2011.Theresia Octavia, Research Analyst Nikko Securities menilai, BISI mampu mencapai target kinerjanya karena kombinasi dari kenaikan permintaan dan harga benih. Theresia menilai kendala terbesar BISI adalah cuaca. Sedang agenda ekspansi emiten itu, menurut Theresia, akan berdampak positif, karena menaikkan volume produksi.
Sumber: Harian Kontan
Raka Mahesa Wardhana