" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Berawal dari Sekretaris, Santi Tawarkan Investasi Pohon Jati

Berawal dari Sekretaris, Santi Tawarkan Investasi Pohon Jati

>>>>>>Inspirasi Santi Mia Sipan
Berawal dari Sekretaris, Santi Tawarkan Investasi Pohon Jati

Tak banyak perempuan yang tertarik dengan agribisnis. Selain sulit, risiko usaha ini tinggi. Tapi, hal ini justru tak berlaku bagi Santi Mia Sipan. Meski tak banyak paham seluk-beluk jati, ia jatuh cinta untuk bertanam jati sejak 2006. Kini, Santi menawarkan investasi kebun jati.

Santi Mia Sipan adalah pemilik Jaty Arthanias, sebuah perusahaan yang menawarkan investasi pohon jati. Dari usaha ini, kini, Santi bisa meraup omzet hingga miliaran rupiah.Tapi, siapa yang tahu, untuk meraih kesuksesannya. Santi harus melalui berbagai fase kehidupan. Ia pernah menjadi sekretaris. Bisnis multilevel marketing (MLM) pun pernah dilakoninya Santi juga sempat membangun usaha properti.

Ketertarikan Santi pada bisnis jati berawal saat ia menjalin kerjasama dengan Soegiharto Soebianto. "Dia yang memperkenalkan produk jati," terang wanita pemenang Ernst and Young Women Entrepreneur 2010.
Ia membantu Soegiharto, yang kini menjadi suaminya, berjualan bibit pohon jati. Padahal, saat itu, Santi telah sukses menjadi pebisnis properti, anti membutuhkan waktu yang panjang untuk meraih sukses.

Pertama kali, Santi berhasil menjual 200.000 bibit jati. Padahal, saat itu, sekitartahun 2005, masyarakat belum terlalu mengenal jati.

Kesuksesan ini pun tak membuat Sand berpuas diri. Ia justru melihat peluang lain. Baginya, jati seperti emas yang nilainya terus bertambah setiap tahun. Apalagi, permintaan jati semakin tinggi dan meluas.

Lantas, ia pun mempelajari karakteristik pohon jati. Tak hanya dari suami, Santi juga menimba ilmu dari para ahli pertanian IPB serta berbagai literatur. "Jati itu terkenal akan kekuatan, kekerasan dan ketahanannya Saat itulah, saya melihat jati memiliki peluang sebagai investasi," ujarnya

Sayangnya, lahan untuk bertanam jati kian terbatas. Para pembeli pun memintanya untuk menyediakan lahan. Dari sinilah, Santi memiliki ide untuk menyediakan lahan bagi mereka.Ketika mantap membesarkan bisnis jati, ia menutup bisnis propertinya Santi mencurahkan perhatiannya pada bisnis jati dengan bergabung pada perusahaan suami. Saat jtu, kondisi perusahaan tak begitu baik. "Ketika itu, perusahaan kurang sukses karena manajemennya kurang bagus," kata Santi. Praktikkorupsi sempat mewabah di perusahaan sang suami, ia pun bertekad membasminya

Santi memecat beberapa pegawai yang tidak jujur. Di sisi bisnis, dia mengubah konsep bisnis dengan membangun pola kemitraan menanam jati.

Tak hanya bibit, perusahaannya harus mencari lahan. "Saya pergi ke Sukabumi untuk mencari lahan, tapi ternyata tak mudah untuk mendapatkan lahan yang bagus," kenang Santi. Ia pun sempat tertipu penduduk setempat soal harga lahan.

Sampai akhirnya Santi menemukan sebuah lahan di Jonggol. Ia berhasil mendapatkan tanah dengan harga yang cocok setelah melakukan survei hingga empat bulan. Setelah mendapat lahan itu, Santi mulai berani mengembangkan ide berbisnis jati yang disebutnya sebagai paket kebun.

Tak lanta berselang, ia mendapatkan lima investor untuk membeli lahan jatinya "Ada yang membeli satu hektare, ada juga yang langsung lima hektar," kenangnya Saat itu, tahun 2008, ia mematok harga satu hektar lahan Rp 150 juta.

Sumber : Harian Kontan

Entri Populer