" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Perajin Fokus Layani Permintaan Lokal

Perajin Fokus Layani Permintaan Lokal


>>>>Perajin Fokus Layani Permintaan Lokal

Banyak perusahaan sepatu dan sandal mendapat pasokan kelom dari Kampung Gobras. Perajin kelom di daerah ini mampu memproduksi kelom secara massal. Seorang perajin bisa memproduksi dan mengirim 5.000 kelom setengah jadi ke tiga perusahaan sepatu di Jakarta. SEJAK lama, Kampung Gobras terkenal dengan kerajinan kelomnya Desa yang terletak di Kelurahan Si ikah ii i| Kecamatan Tamansari, Tasikmalaya itu memiliki banyak perajin kelom.

Nam iui, para perajin itu hanya membuat kelom setengah jadi atau atau tampan. Lantas, perajin lainnya menyempurnakan hingga siap dijual. Salah satu perajin tampan adalah Toha. Ia menjual kelom setengah jadi itu pada Abdul Rozak, yang juga anaknya sendiri. "Saya membeli kelom yang masih putihan di kampung sini," ujar Nono, panggilan Abdul Rozak.

Di tangan Nono, kelom itu diukir dan diberi warna Ia membeli kelom putihan seharga Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per kodi dari perajin di Kampung Gobras.

Ada beragam motif ukiran yang menghiasi kelom itu, seperti bentuk naga, merak, dari kembang. "Kalau sudah diukir, disemprot tak usah dijemur lagi," katanya

Nono i iui i nlik i keahlian mengukir dan mewarnai kelom ini setelah enam tahun wira-wiri di kampungnya dan melihat pembuatan kerajinan kelom ini. Baru awal 2011 lalu ia buka usaha sendiri. Proses mengukir satu kodi sandal selesai dalam waktu dua minggu. Untuk pengecat-an butuh waktu sekitar limamenit untuk satu ukiran di tiap sandal.

Setelah selesai diukir dan dicat, Nono bisa menjual sekodi kelom hingga empat kali lipat harga beli kelom putihan. "Hargajual tergantung motif," ucapnya Kelom dengan bulatan di tengah alas dan berukir merak dijual Rp 900.000 per kodi. Dan, kelom dengan alas Utuh berukiran naga dilepasnya dengan harga Rp 1,2 juta per kodi. "Orang-orang yang beli langsung datang ke mari. Mereka berasal dari orang-orang dari toko depan dan perajin kampung sini," tutur Nono. Di tepi jalan masuk Kampung Gobras memang berjajar toko-toko yang menjual kelom siap pakai.

Mereka mengambil kelom ini dari perajin di Gobras. Para pembeli itu harus memasang penjepit agar kelom sempurna dan siap pakai.

Banyak perajin kelom di Gobras, seperti Toha dan Nono. Mereka mengerjakan setiap bagian tubuh kelom. Tak ada yang memproduksinya dari awal hingga siap pakai. Perajin lain, Mumu memasok kelomnya ke Matahari Department Store, Bata, dan Yongki Komaladi di Jakarta. "Saya kirim ke Jakarta setiap minggu 2.000 pasang," kata lelaki peniilik usaha kelom Primadona ini.

Ia juga memasok 500 pasang kelom setengah jadi ke Homyped di Jakarta saban nunggu. "Dari usaha itu kecil sampai sekarang jadi PT, dia order terus ke saya Kami sudah dekat," ujar Mumu. Ia menjual kelom lapis setengah jadi seharga Rp 300.000 per kodi,

Kelom buatan Mumu juga pernah diekspor ke Jepang. Selama 16 tahun, ia memasok kelom ke Negeri Sakura itu sebanyak 5.000 pasang. Tapi di tahun 2009 bubar. Saya rugi Rp 160 juta," katanya Saat ini, Mumu berkonsentrasi memasok produk-produknya di pasar dalam negeri. Ia berniat terus berhubungan baik dengan pembeli agar kerjasama ini bersifat jangka panjang.

Sumber : Harian Kontan
Gloria Natalia (Tasikmalaya)


Entri Populer