>>>>>>Menangguk Laba Bisnis Suvenir
INGIN mencari penghasilan tambahan atau menjajal bisnis baru? Usaha pembuatan dan penjualan rupa-rupasuvenir mungkin bisa jadi pertimbangan.KISAH sukses Hendri (40) bisa menjadi contoh nyata. Berawal dari karyawan di sebuah toko perhiasan Imitasi, pria Ini menjelma menjadi pelaku bisnis suvenir penting di kawasan Jatinegara. Jakarta Timur, hanya dalam waktu 10 tahun.
Hendri mengatakan, pengalaman bekerja di toko Idola Baru Accessories milik Arman, membuatnya belajar banyak hal. Tak sekadar masalah penjualan dan pemasaran, melainkan Juga pembuatan dan membaca selera pasar. Didukung oleh Isterinya, Siti Suryani (30), Hendri dipercaya menjalankan bisnis suvenir Idola Baru Accessories. Dari hanya satu counter suvenir, bisnis Hendri kini berkembang menjadi empat toko suvenir di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
Untuk menjalankan usaha pembuatan suvenir Itu. Hendri dibantu oleh 20 karyawan, dan sekitar seratus tenaga kerja lepas harian yang terlibat dalam pembuatan suvenir Itu. Kebanyakan dari mereka adalah Ibu rumah yang tersebar di beberapa kawasan di Jakarta Timur seperti Kayumanls, Palmeriam. Tegalan, dan Pondokgede.
Pelanggan produk suvenir Idola Baru pun meluas, tak hanya datang dari Jakarta, tetapi Juga dari berbagai kota-kota di Jawa. Sumatera. Kalimantan dan Sulawesi. Hendri menyebut, omzet per bulan usaha ini berkisar antara Rp 1,5-2 miliar sementara perputaran uang yang terjadi bisa mencapai lebih dari Rp 5 miliar.
Menangkap peluang
Hendri boleh Jadi sosok yang tergolong istimewa di dunia pengelolaan usahasuvenlr. Pria tamatan SMA ini merintis karir sebagai karyawan pada Toko Idola Baru Accessories di Pasar JaUnenara. Toko yang dirintis oleh Annan itu menjual rupa-rupa perhiasan Imitasi dari Korea dan China, baik secara grosir maupun eceran.
Kondisi Pasar Jatinegara kala Itu belum scramai sekarang. Arman boleh disebut sebagai salah satu pelaku usaha suvenir generasi awal yang memulai usahanya dengan berjualan aksesori Imitasi.
Saat Itu Arman yang mampu menangkap peluang usaha membuka counter suvenir di depan dua tokonya . Temyata usaha Itu berkembang. Intuisi bisnisnya yang tajam melihat masa depan usaha tambahan itu sebagai usaha yang cerah.
Arman pun kemudian menunjuk Hendri, karyawannya untuk mengembangkan usaha suvenir Itu. Di tangan Hendri yang memiliki Jiwa dan semangat bisnis yang kuat, sejak 2001 usaha suvenur itu mulai menjadi usaha yang semakin menjanjikan.
Isteri Hendri. Siti Suryani berkisah, pada awalnya usaha suvenir yang mereka kelola masih menjadi usaha dagang biasa. Mereka melayani kebutuhan masyarakat akan berbagai Jenis suvenir buatan lokal. Di tangan Hendri yang sama-sama memiliki Intuisi bisnis yang kuat seperti Arman, usaha ini berkembang baik.
Memproduksi sendiri
Perkembangan usaha itu memicu Hendri untuk memproduksi sendiri berbagai Jenis suvenir. Hendri berpikir, kalau rupa-rupa suvenir Itu diproduksi sendiri, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih tinggi.
Tadinya kami sempat ragu untuk bikin sendiri. Apa ada orang mau terlibat? Tapikeraguan kami hilang. Temyata ada beberapa orang yang mau terlibat." kata Siti kepada Warta Kota, pekan ini.
Sejak memutuskan untuk memproduksi sendiri suvenir. Hendri dan Siti pun menyulap rumahnya di kawasan Matraman menjadi tempat produksi. Selain itu pasangan suami-isteri ini Juga merasa perlu memiliki gudang sebagai tempat penyimpanan barang.
Sejak mampu berproduksi sendiri, jumlah pelanggan Idola Baru pun terus bertambah. "Soalnya selain kualitas barang yang kami produksi lebih baik, harganya Juga lebih terjangkau," kata Siti.
Namun usaha Ini bukanlah usaha yang selalu mulus. Sebab pada tahun 2006 ketika Jatlncgcradihajar banjir, semua barang mereka terendam alr dan hancur. Bencana ini membuat mereka kehilangan barang senilai milaran rupiah.
"Hampir tidak ada yang bisa diperbaiki. Tapi kami ambil hikmahnya. Kami belajar untuk mengelola lebih baik," katanya.Pembuatan dan penjualan suvenir Idola Baru tidak membuka sistem usaha yang khusus. Usaha ini melayani penjualan berbagai suvenir dengan cara tunai. Namun untuk mereka yang akan memulai usaha suvenir. Idola Baru memberikan harga khusus.
Untuk pemesanan. Idola Baru mengenakan uang muka antara 50 - 70 persen. Sisa uang harus dilunaskan ketika barang akan diambil atau diantarkan."Siapa yang membayar ongkos kirim tergantung dari harga yang disepakati. Kalau harga yang disepakati menguntungkan Idola, maka kami yang akan membayar ongkos kirim. Tapi kalau menguntungkan pelanggan, maka pelanggan yang harus menanggung ongkos kirim," katanya.
Kini, Jika masyarakat pergi ke Jatinegara dan mendatangi empat toko Idola Baru, maka akan terlihat rupa-rupa suvenir mulai dari pernak-pernik pernikahan sampai mug yang tampil cantik."Kami melayani semuajenis suvenir untuk keperluan hajatan pernikahan, sunatan, ulang tahun organisasi, dan berbagai keperluan perusahaaan untuk berbagai perayaan." kata Siti. (Willy Pramndya)
Sumber :warta Kota
INGIN mencari penghasilan tambahan atau menjajal bisnis baru? Usaha pembuatan dan penjualan rupa-rupasuvenir mungkin bisa jadi pertimbangan.KISAH sukses Hendri (40) bisa menjadi contoh nyata. Berawal dari karyawan di sebuah toko perhiasan Imitasi, pria Ini menjelma menjadi pelaku bisnis suvenir penting di kawasan Jatinegara. Jakarta Timur, hanya dalam waktu 10 tahun.
Hendri mengatakan, pengalaman bekerja di toko Idola Baru Accessories milik Arman, membuatnya belajar banyak hal. Tak sekadar masalah penjualan dan pemasaran, melainkan Juga pembuatan dan membaca selera pasar. Didukung oleh Isterinya, Siti Suryani (30), Hendri dipercaya menjalankan bisnis suvenir Idola Baru Accessories. Dari hanya satu counter suvenir, bisnis Hendri kini berkembang menjadi empat toko suvenir di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
Untuk menjalankan usaha pembuatan suvenir Itu. Hendri dibantu oleh 20 karyawan, dan sekitar seratus tenaga kerja lepas harian yang terlibat dalam pembuatan suvenir Itu. Kebanyakan dari mereka adalah Ibu rumah yang tersebar di beberapa kawasan di Jakarta Timur seperti Kayumanls, Palmeriam. Tegalan, dan Pondokgede.
Pelanggan produk suvenir Idola Baru pun meluas, tak hanya datang dari Jakarta, tetapi Juga dari berbagai kota-kota di Jawa. Sumatera. Kalimantan dan Sulawesi. Hendri menyebut, omzet per bulan usaha ini berkisar antara Rp 1,5-2 miliar sementara perputaran uang yang terjadi bisa mencapai lebih dari Rp 5 miliar.
Menangkap peluang
Hendri boleh Jadi sosok yang tergolong istimewa di dunia pengelolaan usahasuvenlr. Pria tamatan SMA ini merintis karir sebagai karyawan pada Toko Idola Baru Accessories di Pasar JaUnenara. Toko yang dirintis oleh Annan itu menjual rupa-rupa perhiasan Imitasi dari Korea dan China, baik secara grosir maupun eceran.
Kondisi Pasar Jatinegara kala Itu belum scramai sekarang. Arman boleh disebut sebagai salah satu pelaku usaha suvenir generasi awal yang memulai usahanya dengan berjualan aksesori Imitasi.
Saat Itu Arman yang mampu menangkap peluang usaha membuka counter suvenir di depan dua tokonya . Temyata usaha Itu berkembang. Intuisi bisnisnya yang tajam melihat masa depan usaha tambahan itu sebagai usaha yang cerah.
Arman pun kemudian menunjuk Hendri, karyawannya untuk mengembangkan usaha suvenir Itu. Di tangan Hendri yang memiliki Jiwa dan semangat bisnis yang kuat, sejak 2001 usaha suvenur itu mulai menjadi usaha yang semakin menjanjikan.
Isteri Hendri. Siti Suryani berkisah, pada awalnya usaha suvenir yang mereka kelola masih menjadi usaha dagang biasa. Mereka melayani kebutuhan masyarakat akan berbagai Jenis suvenir buatan lokal. Di tangan Hendri yang sama-sama memiliki Intuisi bisnis yang kuat seperti Arman, usaha ini berkembang baik.
Memproduksi sendiri
Perkembangan usaha itu memicu Hendri untuk memproduksi sendiri berbagai Jenis suvenir. Hendri berpikir, kalau rupa-rupa suvenir Itu diproduksi sendiri, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih tinggi.
Tadinya kami sempat ragu untuk bikin sendiri. Apa ada orang mau terlibat? Tapikeraguan kami hilang. Temyata ada beberapa orang yang mau terlibat." kata Siti kepada Warta Kota, pekan ini.
Sejak memutuskan untuk memproduksi sendiri suvenir. Hendri dan Siti pun menyulap rumahnya di kawasan Matraman menjadi tempat produksi. Selain itu pasangan suami-isteri ini Juga merasa perlu memiliki gudang sebagai tempat penyimpanan barang.
Sejak mampu berproduksi sendiri, jumlah pelanggan Idola Baru pun terus bertambah. "Soalnya selain kualitas barang yang kami produksi lebih baik, harganya Juga lebih terjangkau," kata Siti.
Namun usaha Ini bukanlah usaha yang selalu mulus. Sebab pada tahun 2006 ketika Jatlncgcradihajar banjir, semua barang mereka terendam alr dan hancur. Bencana ini membuat mereka kehilangan barang senilai milaran rupiah.
"Hampir tidak ada yang bisa diperbaiki. Tapi kami ambil hikmahnya. Kami belajar untuk mengelola lebih baik," katanya.Pembuatan dan penjualan suvenir Idola Baru tidak membuka sistem usaha yang khusus. Usaha ini melayani penjualan berbagai suvenir dengan cara tunai. Namun untuk mereka yang akan memulai usaha suvenir. Idola Baru memberikan harga khusus.
Untuk pemesanan. Idola Baru mengenakan uang muka antara 50 - 70 persen. Sisa uang harus dilunaskan ketika barang akan diambil atau diantarkan."Siapa yang membayar ongkos kirim tergantung dari harga yang disepakati. Kalau harga yang disepakati menguntungkan Idola, maka kami yang akan membayar ongkos kirim. Tapi kalau menguntungkan pelanggan, maka pelanggan yang harus menanggung ongkos kirim," katanya.
Kini, Jika masyarakat pergi ke Jatinegara dan mendatangi empat toko Idola Baru, maka akan terlihat rupa-rupa suvenir mulai dari pernak-pernik pernikahan sampai mug yang tampil cantik."Kami melayani semuajenis suvenir untuk keperluan hajatan pernikahan, sunatan, ulang tahun organisasi, dan berbagai keperluan perusahaaan untuk berbagai perayaan." kata Siti. (Willy Pramndya)
Sumber :warta Kota