""
>>>Membuka Kesempatan Menjadi Wirausaha
Pada 22 April mendatang di Jakarta, Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) Kementrian Koperasi dan UKM bakal menggelar pameran yang bertujuan untuk memberikan kesempatan masyarakat mencari peluang kerja dan juga menjadi wirausaha.
Pada 22 April mendatang di Jakarta, Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) Kementrian Koperasi dan UKM bakal menggelar pameran yang bertujuan untuk memberikan kesempatan masyarakat mencari peluang kerja dan juga menjadi wirausaha.
"Kami akan menggelar event yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan" kata Kemas Danial, Direktur Utama LPDB, kepada wartawan di Jakarta, Senin. Pada gelaran tersebut, LPDB mengundang 120 franchise lokal yang akan memberikan kesempatan masyarakat untuk mencari kerja dan peluang usaha. "Kami berharap model seperti ini bisa ditiru oleh lembaga keuangan lainnya dalam menciptakan kapangan kerja dan peluang usaha", tukas Kemas.
Kemas menjelaskan, bagi orang yang belum memiliki pekerjaan bisa menjadi karyawan pada 120 perusahaan di pameran tersebut. Begitu juga dengan yang ingin menjadi wirausaha bisa memiliki franchise mana yang dianggap cocok. "Menyangkut permodalan bagi yang ingin menjadi wirausaha akan menjadi urusan LPDB", kata dia.
Menurut Kemas,bagi orang yang ingin menjadi wirausaha bisa langsung menghubungi franchise yang bersangkutan. Setelah segala persyaratan terpenuhi, maka perusahaan yang bersangkutan akan mengajukan pendanaan ke LPDB. "Jadi, yang melakukan seleksi itu adalah perusahaan franchise tersebut. Baru setelah beres di sana, baru ke LPDB mengenia permodalannya", jelas Kemas.
Cara lain, bila membutuhkan modal tak terlalu besar, maka calon wirausaha tersebut bisa melalui koperasi yang memang telah ditunjuk untuk mensukseskan program tersebut. "Misalnya hanya butuh modal Rp25 juta bisa melalui koperasi sebagai channelling LPDB. Besaran modal yang dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dipilih", kata dia lagi.
Selain itu, menurut Kemas, pihaknya juga ingin memajukan 120 franchise lokal yang dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi pemain tangguh di pasar global. "Kita wajib mengembangkan franchise lokal jangan sampai menjadi penonton di tengah serasnya serbuan franchise asing", tandas dia. Kemas mengungkapkan, pola seperti ini merupakan ide orisinal dari LPDB.
Kemas menjelaskan, bagi orang yang belum memiliki pekerjaan bisa menjadi karyawan pada 120 perusahaan di pameran tersebut. Begitu juga dengan yang ingin menjadi wirausaha bisa memiliki franchise mana yang dianggap cocok. "Menyangkut permodalan bagi yang ingin menjadi wirausaha akan menjadi urusan LPDB", kata dia.
Menurut Kemas,bagi orang yang ingin menjadi wirausaha bisa langsung menghubungi franchise yang bersangkutan. Setelah segala persyaratan terpenuhi, maka perusahaan yang bersangkutan akan mengajukan pendanaan ke LPDB. "Jadi, yang melakukan seleksi itu adalah perusahaan franchise tersebut. Baru setelah beres di sana, baru ke LPDB mengenia permodalannya", jelas Kemas.
Cara lain, bila membutuhkan modal tak terlalu besar, maka calon wirausaha tersebut bisa melalui koperasi yang memang telah ditunjuk untuk mensukseskan program tersebut. "Misalnya hanya butuh modal Rp25 juta bisa melalui koperasi sebagai channelling LPDB. Besaran modal yang dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dipilih", kata dia lagi.
Selain itu, menurut Kemas, pihaknya juga ingin memajukan 120 franchise lokal yang dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi pemain tangguh di pasar global. "Kita wajib mengembangkan franchise lokal jangan sampai menjadi penonton di tengah serasnya serbuan franchise asing", tandas dia. Kemas mengungkapkan, pola seperti ini merupakan ide orisinal dari LPDB.
Dasar idenya pun sederhana yakni tidak ingin sekadar memberikan angin surga bagi masyarakat yang tengah membutuhkan pekerjaan dan yang ingin menjadi wirausaha. "Dengan program ini merupakan langkah kongkrit LPDB dalam mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Kami membuka lapangan kerja, sekaligus memberikan permodalan bagi yang ingin menjadi wirausaha", ujar Kemas.
Dalam menyalurkan dana bergulir itu, Kemas meyakini bahwa pihaknya tidak akan menyimpang dari Juknis yang ada. "Tidak mungkin ada penyaluran dana yang fiktif. Lewat IT yang kita miliki bisa dilihat ke koperasi mana saja dana bergulir sudah digulirkan", ungkap Kemas seraya menyebutkan bahwa LPDB sudah mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengeculian (WTP) dari 8PK
Dalam menyalurkan dana bergulir itu, Kemas meyakini bahwa pihaknya tidak akan menyimpang dari Juknis yang ada. "Tidak mungkin ada penyaluran dana yang fiktif. Lewat IT yang kita miliki bisa dilihat ke koperasi mana saja dana bergulir sudah digulirkan", ungkap Kemas seraya menyebutkan bahwa LPDB sudah mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengeculian (WTP) dari 8PK
