>>>>Mengandalkan Pasar Bikers dan Instansi
Jaket kulit banyak diminati pengendara sepeda motor alias bikers dan instansi. Pasar inilah yang banyak dilirik perajin kulit di Sukaregang, Garut, Jawa Barat. Selain jaket, produk pelengkap bikers lain juga laris manis. Tas kulit juga tak sepi peminat. Cuma, perajin harus mencari pasar yang tepat agar bisa meraup untung besar.
SEKITAR 90 perajin menghuni sentra kerajinan kulit Sukaregang, Kabupaten Garut. Salah satunya Dedie Supriadi yang sudah berbisnis kerajinan kulit sejak tahun 1990-an. Berawal dari produksi kerajinan kulit kecil-kecilan, Dedie atau sering dipanggil Nanang saat ini telah memiliki usaha kulit yang cukup mapan.
Dulu, Nanang hanya membuat kerajinan, seperti gantungan kunci, dompet, dan sabuk. Barang-barang itu ia bikin dari bahan baku limbah kulit asal Yogyakarta. Temyata, limbah bisa jadi duit Saya coba geluti dan bertalian," katanya.
Nanang membuka toko dengan nama Bikers di Jalan Ahmad Yani, Garut. Ia mencoba fokus pada segmen pengendara sepeda motor alias bikers. Perlengkapanbikers dia buat, semisal jaket dan sarung tangan. "Karena saya senang moge (motor gede)," ujar dia
Jika dulu Nanang mengandalkan bahan baku limbah kulit, sekarang dia memakai kulit sapi sebagai balian baku. Kulit sapi dipilih lantaran lebih tebal dibanding kulit kambing.
Walau harus berhadapan dengan banyak pesaing, Nanang mengklaim jaket kulitnya lebih unggul karena dibuat khusus untuk bikers. Tak hanya warna hitam dan coklat, ia juga berinovasi dengan warna merah menyala dan coklat muda.
Nanang juga membuat sepatu boot kulit dan sarung tangan kulit untuk bikers. Harga sepatu bot Rp 150.000 sepasang. Namun, karena proses produksi yang rumit, pembuatan sepatu bot tidak berlangsung lama. Pada 1995, ia pun berhenti membuat sepatu bot kulit.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, Nanang memesan sepatu bot dari perajin asal Cibaduyut, Bandung. Tak hanya sepatu bot berbahan kulit sapi, beberapa hi ki-rs juga kerap memesan sepatu bot dari kulit reptil, seperti biawak, ular, dan kadal. "Saya harus mencari bahan di Yogyakarta, lalu saya kirim ke Bandung untuk dibuat sesuai pesanan," katanya Sepasang sepatu bot dari kulit reptil dijual seharga Rp 1.5 juta hingga Rp 1,8 juta
Nanang juga banyak mendapat pesanan dari komunitas bikers. Tiga kali setahun ia kebanjiran order dari komunitas ini, seperti Tiger Asosiasi Bandung. "Sekali pesan bisa 1.000 jaket," ungkapnya.
Nanang pun memasok produknya ke beberapa toko di kota lain, seperti One Freedom di Jalan Raya Tajur, Bogor dan toko jaket di Makassar. Dalam sebulan ia mengirim 100 jaket ke Bogor dan 30 sampai 40 jaket ke Makassar. Bahkan, dua kali setahun ia menyuplai 300 sarung tangan ke Italia untuk hand protector bela diri.
Kalau Nanang fokus ke produk perlengkapan bikers, Erfan Firdaus, pemilik Dakifti menyasar tas kulit Soalnya, "Tas kulit cukup digemari selain jaket," katanya Dalam sebulan, setidaknya 40 tas kulit Firdaus terjual.
Walau fokus ke tas, Firdaus juga membuat jaket kulit dengan membidik pasar institusi. Ia mengaku pernah mendapat pesanan jaket dari Polda Jawa Barat Ia juga pernah memperoleh order pembuatan 300 jaket dari Polisi Perairan Jawa Barat "Asal bisa berinovasi dan mencari pasar yang tepat, industri kulit akan menguntungkan," ujar dia
Jaket kulit banyak diminati pengendara sepeda motor alias bikers dan instansi. Pasar inilah yang banyak dilirik perajin kulit di Sukaregang, Garut, Jawa Barat. Selain jaket, produk pelengkap bikers lain juga laris manis. Tas kulit juga tak sepi peminat. Cuma, perajin harus mencari pasar yang tepat agar bisa meraup untung besar.
SEKITAR 90 perajin menghuni sentra kerajinan kulit Sukaregang, Kabupaten Garut. Salah satunya Dedie Supriadi yang sudah berbisnis kerajinan kulit sejak tahun 1990-an. Berawal dari produksi kerajinan kulit kecil-kecilan, Dedie atau sering dipanggil Nanang saat ini telah memiliki usaha kulit yang cukup mapan.
Dulu, Nanang hanya membuat kerajinan, seperti gantungan kunci, dompet, dan sabuk. Barang-barang itu ia bikin dari bahan baku limbah kulit asal Yogyakarta. Temyata, limbah bisa jadi duit Saya coba geluti dan bertalian," katanya.
Nanang membuka toko dengan nama Bikers di Jalan Ahmad Yani, Garut. Ia mencoba fokus pada segmen pengendara sepeda motor alias bikers. Perlengkapanbikers dia buat, semisal jaket dan sarung tangan. "Karena saya senang moge (motor gede)," ujar dia
Jika dulu Nanang mengandalkan bahan baku limbah kulit, sekarang dia memakai kulit sapi sebagai balian baku. Kulit sapi dipilih lantaran lebih tebal dibanding kulit kambing.
Walau harus berhadapan dengan banyak pesaing, Nanang mengklaim jaket kulitnya lebih unggul karena dibuat khusus untuk bikers. Tak hanya warna hitam dan coklat, ia juga berinovasi dengan warna merah menyala dan coklat muda.
Nanang juga membuat sepatu boot kulit dan sarung tangan kulit untuk bikers. Harga sepatu bot Rp 150.000 sepasang. Namun, karena proses produksi yang rumit, pembuatan sepatu bot tidak berlangsung lama. Pada 1995, ia pun berhenti membuat sepatu bot kulit.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, Nanang memesan sepatu bot dari perajin asal Cibaduyut, Bandung. Tak hanya sepatu bot berbahan kulit sapi, beberapa hi ki-rs juga kerap memesan sepatu bot dari kulit reptil, seperti biawak, ular, dan kadal. "Saya harus mencari bahan di Yogyakarta, lalu saya kirim ke Bandung untuk dibuat sesuai pesanan," katanya Sepasang sepatu bot dari kulit reptil dijual seharga Rp 1.5 juta hingga Rp 1,8 juta
Nanang juga banyak mendapat pesanan dari komunitas bikers. Tiga kali setahun ia kebanjiran order dari komunitas ini, seperti Tiger Asosiasi Bandung. "Sekali pesan bisa 1.000 jaket," ungkapnya.
Nanang pun memasok produknya ke beberapa toko di kota lain, seperti One Freedom di Jalan Raya Tajur, Bogor dan toko jaket di Makassar. Dalam sebulan ia mengirim 100 jaket ke Bogor dan 30 sampai 40 jaket ke Makassar. Bahkan, dua kali setahun ia menyuplai 300 sarung tangan ke Italia untuk hand protector bela diri.
Kalau Nanang fokus ke produk perlengkapan bikers, Erfan Firdaus, pemilik Dakifti menyasar tas kulit Soalnya, "Tas kulit cukup digemari selain jaket," katanya Dalam sebulan, setidaknya 40 tas kulit Firdaus terjual.
Walau fokus ke tas, Firdaus juga membuat jaket kulit dengan membidik pasar institusi. Ia mengaku pernah mendapat pesanan jaket dari Polda Jawa Barat Ia juga pernah memperoleh order pembuatan 300 jaket dari Polisi Perairan Jawa Barat "Asal bisa berinovasi dan mencari pasar yang tepat, industri kulit akan menguntungkan," ujar dia
Sumber : Harian Kontan
Gloria Natalia (Garut)