""
>>>>Jadi Wirausahawan Berkat Keluarga
TAK semua orang memiliki jiwa wirausaha (entrepieneur). Namun, bukan berarti semangat kewirausahaan tak bisa ditumbuhkan. Bagi Mufid Wahyudi, jiwa wirausaha itu diturunkan dari keluarga besarnya. Sejak kecil, dia mengaku dalam dirinya telah ditanamkan pemahaman untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri oleh orang tuanya.
Digembleng untuk ikut bekerja dalam perusahaan percetakan keluarga, Mufid pun tumbuh menjadi pengusaha tangguh. Kini, dia mengelola sejumlah usaha berskala besar, mulai dari advertising (periklanan), exea/riue/oungehingga waralaba kafe Black Canyon Coffee yang hingga kini terus berkembang.
Pria yang telah dikaruniai empat orang anak itu mengaku, kebiasaan mandiri yang ditanamkan orang tuanya amat berperan dalam membentuk jiwa wirausaha yang jeli melihat peluang. Dia mencontohkan, saat SMA, dia memiliki hobi di bidang fotografi.Tapi, daripada hanya sekadar menyalurkan hobi, tanpa ragu-ragu dia mencoba menjual kemampuan fotografinya.
Alhasil,selainmengasahke-mampuan fotografinya, Mufid muda juga mengasah kemampuan bisnis dan manajemennya. "Pada masa itu harga kamera dan film sangat mahal. Namun, saya berusaha untuk bisa mendapatkan hasil maksimal," kenangnya.
Bukan sekadar memotret pernikahan, dia mencari peluang lain yangbisa didapat dari hobi fotografinya itu.Tugas-tu-gas kuliah seni rupa pun dikerjakannya. Keseriusan yang dirun-jukkannya membuat dia ba-nyak memperoleh proyek lain, seperti pengerjaan kartu nama di beberapa perusahaan besar di Surabaya dan sekitarnya. "Saya baru berusia 16 tahun, tapi saya nekat saja," tutur dia.
Tak hanya tekad, keinginan untuk mencoba hal baru pun dimilikinya. Maka itu, Mufid pun meneruskan pendidikan di berbagai bidang akademis, di antaranya Manajemen Informatika di Stikom Surabaya, serta English for International Business, Insearch Language Centre, University of Techno-logy, Sydney, Aus tralia.
Di Australia, dia juga mengenyam pendidikan diploma untuk advertising di Madeay College, Sydney. Di tempat yang sama, dia juga mendalami bidang seni dan meraih gelar sarjana seni dari Madeay College-Sout-hem Cross Universi ty,Australia. Meski dibekali banyak ilmu dari pendidikan formalnya, dorongan menjadi wirausahawan tetap diberikanolehkeluarganya.Mo-tivasi terbesar berasal dari sang ayah yang menantangnya untuk memiliki usaha sendiri.
Berkat itu, Mufid sukses sebagai wirausahawan muda. Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Utama Media Specialist Agency, Surabaya. Dia juga tercatat sebagai Operation Director PTTaurus Gemilang yang mengelola Airport Executive Lounge, Presiden Direktur Jawa Ad Marketing Communications, agen periklanan untuk Jakarta dan Surabaya; dan Presiden Direktur Black Canyon Coffee Indonesia. Selain itu, dia pun tercatat sebagai konsultan manajemen dan dosen luar biasa pada salah satu universitas swasta di Surabaya. juni triyanto
Sumber : Harian Seputar Indonesia
TAK semua orang memiliki jiwa wirausaha (entrepieneur). Namun, bukan berarti semangat kewirausahaan tak bisa ditumbuhkan. Bagi Mufid Wahyudi, jiwa wirausaha itu diturunkan dari keluarga besarnya. Sejak kecil, dia mengaku dalam dirinya telah ditanamkan pemahaman untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri oleh orang tuanya.
Digembleng untuk ikut bekerja dalam perusahaan percetakan keluarga, Mufid pun tumbuh menjadi pengusaha tangguh. Kini, dia mengelola sejumlah usaha berskala besar, mulai dari advertising (periklanan), exea/riue/oungehingga waralaba kafe Black Canyon Coffee yang hingga kini terus berkembang.
Pria yang telah dikaruniai empat orang anak itu mengaku, kebiasaan mandiri yang ditanamkan orang tuanya amat berperan dalam membentuk jiwa wirausaha yang jeli melihat peluang. Dia mencontohkan, saat SMA, dia memiliki hobi di bidang fotografi.Tapi, daripada hanya sekadar menyalurkan hobi, tanpa ragu-ragu dia mencoba menjual kemampuan fotografinya.
Alhasil,selainmengasahke-mampuan fotografinya, Mufid muda juga mengasah kemampuan bisnis dan manajemennya. "Pada masa itu harga kamera dan film sangat mahal. Namun, saya berusaha untuk bisa mendapatkan hasil maksimal," kenangnya.
Bukan sekadar memotret pernikahan, dia mencari peluang lain yangbisa didapat dari hobi fotografinya itu.Tugas-tu-gas kuliah seni rupa pun dikerjakannya. Keseriusan yang dirun-jukkannya membuat dia ba-nyak memperoleh proyek lain, seperti pengerjaan kartu nama di beberapa perusahaan besar di Surabaya dan sekitarnya. "Saya baru berusia 16 tahun, tapi saya nekat saja," tutur dia.
Tak hanya tekad, keinginan untuk mencoba hal baru pun dimilikinya. Maka itu, Mufid pun meneruskan pendidikan di berbagai bidang akademis, di antaranya Manajemen Informatika di Stikom Surabaya, serta English for International Business, Insearch Language Centre, University of Techno-logy, Sydney, Aus tralia.
Di Australia, dia juga mengenyam pendidikan diploma untuk advertising di Madeay College, Sydney. Di tempat yang sama, dia juga mendalami bidang seni dan meraih gelar sarjana seni dari Madeay College-Sout-hem Cross Universi ty,Australia. Meski dibekali banyak ilmu dari pendidikan formalnya, dorongan menjadi wirausahawan tetap diberikanolehkeluarganya.Mo-tivasi terbesar berasal dari sang ayah yang menantangnya untuk memiliki usaha sendiri.
Berkat itu, Mufid sukses sebagai wirausahawan muda. Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Utama Media Specialist Agency, Surabaya. Dia juga tercatat sebagai Operation Director PTTaurus Gemilang yang mengelola Airport Executive Lounge, Presiden Direktur Jawa Ad Marketing Communications, agen periklanan untuk Jakarta dan Surabaya; dan Presiden Direktur Black Canyon Coffee Indonesia. Selain itu, dia pun tercatat sebagai konsultan manajemen dan dosen luar biasa pada salah satu universitas swasta di Surabaya. juni triyanto
Sumber : Harian Seputar Indonesia
