>>Wirausaha, Kunci Kemakmuran Pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center
Berada dalam masa penjajahan hingga 3,5 abad menjadikan masyarakat Indonesia penurut dan kurang kreatif. Karena itu, tidak heran jika jumlah wirausaha di Indonesia hanya mencapai 0,81 persen. Agar terbebas dari pengangguran dan kemiskinan, Indonesia harus menjadikan abad ke-21 sebagai abad wirausaha.
Demikian diungkapkan Pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center, Ciputra, Rabu (22/9/2010) di Universitas Ciputra, Surabaya. " Wirausaha adalah ilmu tentang bagaimana menjadi kan kehidupan lebih makmur. Dengan wirausaha, kita bisa merubah lingkungan yang tidak sehat menjadi sehat, barang yang tidak bernilai menjadi emas," ucapnya.
Menurut Ciputra, jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat sedikit. Dengan jumlah wirausaha di Indonesia di bawah satu persen, maka di Indonesia baru ada sekitar 400.000-an pengusaha. Sementara itu, di negara-negara lain, seperti Singapura jumlah wirausaha mencapai tujuh persen bahkan di Amerika Serikat mencapai 13 persen.
"Saat ini ada kesadaran di seluruh dunia
bahwa kewirausahaan dapat memecahkan masalah ekonomi dunia. Melalui
pendidikan, jumlah wirausaha harus terus ditambah," kata Ciputra.Agar
jumlah pengusaha di Indonesia bertambah, idealnya dari total sekitar
2.800 perguruan tinggi di Indonesia, 50 persen di antaranya harus
memberikan mata kuliah wirausaha bagi para mahasiswa mereka. Dengan
demikian, muncul pengusaha-pengusaha muda yang mampu menciptakan
lapangan kerja serta mempekerjakan banyak orang.
"Budaya
pendidikan kita selama ini adalah budaya menghafal. Sementara dengan
pendidikan khusus wirausaha, maka siswa atau mahasiswa dilatih untuk
berwirausaha. Setelah lulus mereka tidak lagi mencari pekerjaan tapi
menciptakan pekerjaan sendiri," paparnya.
Lulusan perdana
Dalam
kesempatan sama , Rektor Universitas Ciputra Tony Antonio mengatakan,
Sabtu (25/9/2010) mendatang, untuk pertama kalinya Universitas Ciputra
yang konsen pada pendidikan kewirausahaan akan meluluskan 145 mahasiswa.
Dari total 145 mahasiswa yang lulus, 103 lulusan di antaranya langsung
bekerja atau memulai bisnis pribadi.
"Dari 103 lulusan yang
langsung bekerja itu, beberapa di antara mereka baru mulai kerja
perdana, namun sebagian lain memang sudah merintis bisnis jauh-jauh
hari," kata Tony.