29/02/2012
Berbekal Merek Kuat dan Rasa yang Mantap
Berbekal Merek Kuat dan Rasa yang Mantap
Menimbang tawaran waralaba dari Ayam Taman Siswa dari Yogyakarta
JAKARTA. Bisnis makanan olahan ayam tak pernah surut. Hadir dengan berbagai variasi menu, makanan olahan ayam tetap diburu konsumen. Tak heran, bila pengusaha makanan ini terus bermunculan.
Bukan hanya di pusat belanja, gerai-gerai yang menawarkan menu ayam juga bermunculan di pinggir-pinggir jalan atau kompleks perumahan. Usaha ini semakin marak dengan bermunculannya pemain yang menawarkan waralaba atau kemitraan.
Tawaran kemitraan terbaru datang dari PT Melia Pilar Utama (Melia Group). Sebelumnya, Melia Group telah dikenal sebagai pewaralaba bisnis lauvdry. Sebagai pendatang baru di bisnis kuliner ayam, Melia Group menawarkan kemitraan gerai ayam goreng dan ayam bakar Taman Siswa (Tamsis) milik Gatot Agus Wahyono.
"Tawaran kemitraan ini merupakan hasil kerjasama kami dengan Pak Gatot selaku pemilik ayam goreng dan ayam bakar Tamsis," kata Fen Sapa-rita, pemilik Melia Group. Fen berharap, kolaborasi Ayam Tamsis dan Melia Group yang berpengalaman di bidang masing-masing dapat memajukan gerai ayam berkonsep resto tersebut. Dalam kerjasama itu, Melia Group berperan sebagai pengelola waralaba.
Tawaran waralaba sendiri baru dibuka Januari kemarin. Dan, saat ini sudah ada lima calon mitra yang serius ingin bekerja sama. "Di antaranya berada di Jakarta, Solo, dan Bali," ujar Fen. Ia menargetkan, jumlah mitra tahun ini sebanyak 12 sampai 15 mitra. Kepada calon mitra yang berminat, Melia Group menyiapkan dua paket investasi. Yakni, paket resto Rp 365 juta dan mini resto se-nUai Rp 245 juta. Nilai investasi itu berlaku untuk masa kerjasama selama lima tahun.
Selain itu, mitra juga akan mendapat peralatan lengkap dan balian baku awal. "Yang membedakan dua paket tersebut hanyalah ukuran gerai dan jumlah balian baku yang disediakan, namun secara konsepdar menu sama," ungkapnya Untuk hargajual diserahkan pada mitra. "Kami persilahkan mitra melakukan penyesuaian harga sesuai lokasi dan kota masing-masing," jelasnya.
Terkait dengan omzet juga bisa berbeda-beda, tergantung lokasi dan harga Contohnya, gerai Ayam Tamsis di Yogyakarta Selama ini gerai tersebut selalu ramai diserbu pembeli karena harga yang ditawarkan masih terjangkau di kisaran Rp 7.500-Rp 8.000.
Dengan omzet Rp
10 juta, mitrabisa balik modaldalam waktu 1,5tahun.
Dalam sehari, gerai ayam Tamsis bisa menjual hingga 100 kilogram (kg) ayam, dengan omzet harian mencapai Rp 10 juta la memperhitungkan, jika lokasi memungkinkan, maka mitra bisa memperoleh penghasilan serupa di kota lain.
Dengan omzet sebesar itu dan dipotong royalty fee 5% dari omzet, maka mitra bisa balik modal dalam waktu 1,5 tahun. "Untuk paket mini resto kami memperhitungkan omzet mitra Rp 7,5 juta per hari," ungkapnya.
Menurut Fen, kelebihan Ayam Tamsis terletak pada bumbu khas Yogyakarta yang memadukan rasa manis dan asin. Selain rasa, ayam bakar dan ayam goreng di gerai ini juga memiliki tulang empuk. "Kami berharap bisa membuat gebrakan baru di tengah persaingan yang ketat dalam bis-nis kuliner ayam," harapnya
Bije Widjajanto, pengamat Waralaba dari Ben WarG Consulting menilai, prospek usaha resto ayam goreng dan ayam bakar masih cukup baik. Namun ada banyak hal yang hams diperhatikan, termasuk brand. Menurutnya, brand Ayam Tamsis sudah lumayan kuat.
Sementara perkiraan omzet di atas Rp 5 juta per hari dinilainya masih wajar untuk ukuran resto. "Sisi positifnyasecara brand sudah baik, namun hal itu bukan jaminan bakal langsung sukses," imbuh Bye.Menurut Bye, mengembangkan gerai kedua dan seterusnya cenderung lebih sulit jika gerai pertama sudah terlasur sukses dan dikenal masyarakat dalam waktu lama PT Melia Pilar Utama
Jl. Sengon No 1 Janti, Yogyakarta Telp 0274-7433100
Sumber : Harian Kontan
Fahrlyadi