>>>>Bisnis kain Sasirangan
Perajin kain khas Banjar di Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, harus memutar otak agar kain sasirangan tetap berkibar,
mengalahkan buatan pabrik yang setahun belakangan marak di pasaran.Upaya itu diwujudkan dengan memerbanyak motif, mengkolaborasikan dengan batik, hingga membuat dalam bentuk kerajinan lain.
Salah
satu perajin yang sudah menerapkan inovasi adalah Sasirangan Kayuh
Baimbai di Jalan Pahlawan, Kampung Melayu. Adis, perajin dari Kayuh
Baimbai, Rabu (2/3/2011), mengemukakan, pihaknya mengkolaborasikan
warna-warna baru di luar warna yang ada. Selama ini sasirangan
didominasi satu warna homogin dengan warna lain pada motif.
Begitu
pula bentuk motifnya, saat ini dipadu dengan batik Jawa dan daerah
lain. Bentuknya juga diperbanyak, tidak hanya sebatas kain, kaos, dan
kemeja.
"Sekarang ada sandal, bungkus stoples, dan hiasan lampu
yang mengadopsi unsur kain sasirangan. Semua dilakukan agar konsumen
memiliki pilihan lain dan tidak perlu repot membuat sendiri," ujarnya.
Selama
ini, Kampung Melayu dikenal sebagai sentra Sasirangan di Banjarmasin.
Saat ini ada puluhan perajin yang masih bertahan. Dalam membuat
kerajinan, mereka merangkul warga sekitar, terutama ibu-ibu untuk
proses jerujut (penjahitan).
Pembuatan sasirangan hampir sama dengan batik, semua menggunakan tangan.
Prosesnya
diawali penyediaan bahan (biasanya kain katun), membuat pola,
penjahitan, pencelupan, dan penjemuran. Motif yang dibuat satu perajin
berbeda dengan perajin lainnya.
Berbeda dengan produk printing,
motif produk sasirangan buatan tangan tidak ada yang sama meski dibuat
oleh satu perajin. Ada sekitar 30-an motif sasirangan, antara lain bayam raja, naga balimbur, kulat ka rikit, daun taruju, gigi haruan, dan bintang bahambur.
Karena
itulah, perajin setempat bisa mengenali mana sasirangan asli dan yang
tiruan. Yaya, perajin sasirangan Azza, yang ditemui terpisah menuturkan
produk printing yang akhir-akhir ini masuk ke Banjarmasin diduga
berasal dari pabrik tekstil di Jawa, bukan dari China seperti yang
berkembang selama ini.
Sejauh ini, menurut Yaya, serbuan produk
printing itu belum banyak berpengaruh terhadap perajin sasirangan asli
karena pembeli yang paham akan langsung membeli ke lokasi pembuatan."Sejauh
ini belum ada pengaruh. Tidak tahu nanti karena warga yang mengenakan
produk printing saat ini mulai banyak di jalanan," katanya.
Sumber: Kompas