" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Bisnis Bermodal Gesek

Bisnis Bermodal Gesek

11/03/2012
Bisnis Bermodal Gesek


Ingin berbisnis tetapi terhalang oleh modal usaha? Mungkin salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan pinjaman dari kartu kredit. Namun jangan sampai asal gesek, bisa-bisa pinjaman dari bank pengelola kartu kredit itu akan mencekik leher karena tidak sanggup membayarnya.

Bagaimana memanfaatkan pinjaman kartu kredit itu agar tidak sampai mencekik leher atau Anda dikerja-kejar oleh debt collector! Mungkin pengalaman Radisa ini bisa jadi inspirasi. Radisa, 43, sejak 5 tahun terakhir bersama suaminya ikut pameran kerajinan dan handicraft di beberapa negara di Eropa. Pameran internasional yang diadakan setahun sekali itu, memerlukan modal yang cukup besar, apalagi kalau pergi berdua.

Sebagai seorang profesional di sebuah perusahaan terkenal di Jakarta, Radisa banyak mendapatkan tawaran dari bank untuk memiliki kartu kredit. Kini dia punya sedikitnya empat credit card yang aktif dari bank yang berbeda.Dia menuturkan setiap bank pengelola kartu kredit menawarkan berbagai macam program. Ada pinjaman power cash dengan nilai bunga tertentu, pinjaman tanpa bunga (0%) selama 3 bulan, dan beli barang dengan cicilan bunga 0%.

"Setiap hari ada saja program bam yang ditawarkan oleh pengelola kartu kredit. Belum lagi KTA yang menawarkan pinjaman sampai ratusan juta rupiah. Kalau tidak hati-hati, bisa pusing sendiri dan terjebak pada pinjaman tersebut," tutur Radisa.

Nilai pinjaman yang ditawarkan tanpa bunga tergantung pada pagu kartu kredit yang dimiliki, dan juga sisa dana yang masih bisa dipakai. "Seperti kemarin, saya ditawarkan pinjaman dengan nilai maksimal Rp26 juta. Karena memang buluh untuk modal, saya ambil. Nanti dicicil selama 3 bulan, mulai awal April."

Radisa menuturkan pinjaman tersebut memang mudah diperoleh dan dicairkan, terutama bagi konsumen yang loyal dan tidak bermasalah dalam pembayar kartu kredit selama ini. "Untuk jasa pinjaman tersebut.ada biaya administrasi senilai Rp250.000 yang langsung dimasukkan ke dalam tagihan kartu kredit."

Coba bayangkan kalau keempat kartu yang dimiliki Radisa bisa memberikan pinjaman masing-masing Rp25 juta. Berarti dalam waktu singkat dan cepat dia bisa memiliki tambahan modal usaha senilai Rp 100 juta, tanpa harus mengisi berbagai formulir dan antri seperti meminjam kredit di bank pada umumnya, belum lagi bunganya yang besar.

Senior Manager Public Relation Garuda Ikhsan Rosan mengaku pernah memanfaatkan penawaran cicilan 0% dengan kartu kredit, khususnya untuk membeli produk elektronik seperti ponsel pintar atau Tablet PC.

"Cak terasa pembayarannya, tau-tau sudah lunas. Namun, saya batasi maksimal harga produk yang dibeli RplO juta dengan masa pembayaran angsuran 6 bulan saja," ujarnya.
Dia mengaku aturan tersebut dia terapkan agar tidak memberatkan beban cicilan. Jika lebih dari RplO juta terasa nominal angsuran yang harus dibayar per bulan, sementara ketika masa angsuran lebih dari 6 bulan rasanya tidak lunas-lunas juga.

Modal usaha

Fithri Adam. Financial Planner dari One Consulting, mengatakan penawaran perusahaan penerbit kartu kredit kepada konsumen untuk fasilitas pinjaman tanpa bunga (0%) akan efektif bila dipakai untuk modal usaha.

Namun, dengan catatan usaha yang dilakukan memang sudah berjalan normal, bukan trial and error atau masih perintisan. Jadi, kepastian hasil dari usaha sudah jelas, dan jumlah pendapatan usaha sudah dapat menutupi biaya operasional usaha dan untuk membayar cicilan moda) usaha per bulannya. .

Hal ini, katanya, untuk mencegah terjadinya gagal bayar atau keterlambatan pembayaran atas cicilan yang mendapat fasilitas cicilan tanpa bunga (0%).Dana pinjaman tersebut juga bisa dipakai untuk membeli aset produktif, yang harganya meningkat dan likuid. Contohnya untuk membeli emas logam mulia.

Dananya memang sudah ada/dialokasikan, tetapi pembayarannya dilakukan dengan cara menunda cashflow.Atau bagi karyawan yang memiliki gaji terbatas, biasanya sulit atau tidak mampu untuk membeli produk investasi seperti emas batangan dengan pembayaran sekaligus di depan. Di sisi lain, bila menunggu uang terkumpul untuk membeli emas batangan tersebut, kemungkinan harganya sudah naik dan sulit terkejar.

Untuk bisa memiliki produk investasi seperti emas batangan, maka karyawan dapat membeli dengan cara mencicil beberapa bulan, dan menggunakan fasilitas cicilan tanpa bunga (0%).

Bila kondisi terburuk terjadi, ujar Fithri, di mana karyawan mendadak kena PHK, emas batangan tersebut bersifat likuid. Jadi setiap saat dapat dijual. Walaupun harga jualnya kemungkinan lebih rendah dari harga beli, tetapi selisihnya relatif masih bisa ditanggung oleh karyawan tersebut.

Dia menjelaskan kiat-kiat memanfaatkan fasilitas pinjaman kartu kredit tanpa bunga (0%), agar tidak kebablasan dan akhirnya dikejar-kejar debt collector. Yaitu pisahkan transaksi yang menggunakan cicilan dengan transaksi umumnya dalam kartu kredit yang berbeda, sehingga utang usaha tidak bercampur dengan utang transaksi lainnya.

Kemudian lakukan hanya untuk transaksi modal usaha atau transaksi yang bersifat menunda cashflow, atau transaksi emergency, seperti biaya pengobatan yang akan di-reim-burse. Jangan gunakan untuk kredit konsumtif alias membeli barang-barang konsumtif, kecuali memang barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Sebisa mungkin kredit dilakukan hanya benar-benar perlu, dan untuk tujuan usaha yang sudah jelas kemungkinan hasilnya.

Selaina itu, total utang termasuk utang kartu kredit tidak melebihi 30% dari jumlah penghasilan per bulan.Bayarlah seluruh tagihan sebelum jatuh tempo. Ikuti aturan main. Selalu baca petunjuk dalam lembar tagihan, termasuk disclaimer yang biasanya dibuat dalam cetakan ukuran huruf yang sangat kecil.

Hati-hari dengan disclaimer, ujarnya, karena bisa saja akan menjadi jebakan dalam berutang. Jebakan dalam berutang kartu kredit adalah seperti jika terlambat membayar tagihan apalagi fasilitas bunga 0%, ini bisa membatalkan fasilitas 0% untuk selanjutnya.

Hal itu dapat menyebabkan Anda dikenakan bunga yang berlaku umum seperti 42% per tahun. Kondisi yang berubah, tentu akan mengganggu kesiapan membayar karena berubah dari skenario awal. Kondisi akan semakin parah jika dibiarkan dan tidak ditindaklanjuti, dengan berusaha untuk menegosiasikan ulang atau minta kebijaksanaan pihak bank penerbit.

Dia berpesan agar jangan segan-segan untuk aktif bertanya, mencatat nama dan jawaban customer sennce, beserta tanggal kita menghubungi customer sennce, aktif komplain atau negosiasi untuk mendapat kemudahan dan keringanan dari pihak bank penerbit. (Fita Indah Maulani) (yuli.saleh@bisnis.coid)

Sumber : Bisnis Indonesia


Entri Populer