" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Mie Aceh Pondok Bangladesh, Pantang Menyerah Setelah Gulung Tikar

Mie Aceh Pondok Bangladesh, Pantang Menyerah Setelah Gulung Tikar

Bachtiar Yusuf (37), boleh merasa bangga. Pasalnya, seluruh kerja keras yang telah dilakukannya selama ini, tidak sia-sia. Kedai Mie Aceh Pondok Bangladesh yang didirikannya sejak tahun 1996, pada akhirnya berkembang pesat juga. Bahkan, omzet per bulannya sekarang mencapai Rp90juta.

Bachtiar mengawalinya dengan menyewa tempat di " sekitar Mal Grand Kranji Bekasi. Modal awalnya hanya Rp2 juta. Modal ini digunakan untuk menyewa tempat, dan selebihnya cukup untuk membeli beberapa peralatan sederhana.

Waktu itu, kondisi kedainya masih kumuh dan tampak memprihatinkan. Wajar saja, jika setiap harinya hanya ada sedikit orang yang datang ke kedai itu. Namun setelah melewati tahunpertama, kondisinya berangsur-angsur membaik. Mie Aceh buatannya mulai disukai dan dikenal banyak orang. "Lama-lama, orang-orang pada suka. Awalnya coba-coba, akhirnya benar-benar suka. Awalnya hanya datang sendiri, kemudian mereka pun mengajak keluarga dan kawan-kawannya untuk datang ke kedai ini," kata Yusuf.

Berkat kemajuan itulah, perlahan-lahan Yusuf bisa memperbaiki kedai yang ditempatinya dan mulai bisa membuka cabang. Sejak saat itulah Mie Aceh Pondok Bangladesh bisa dibilang mapan. Dari hari ke hari, pelanggan kedai terus bertambah. Omzet usahanya pun merangkak ke angka Rp 30 juta per bulannya.

Namun tak lama berselang, di tahun 2000, usahanyabernasib naas. Mie Aceh Pondok Bangladesh yang telah dibangunnya dengan susah payah, terpaksa gulung tikar. "Gara-gara saya coba-coba ikut teman berbisnis kertas," ujarnya.

Namun berkat dukungan istri dan keluarganya, di tahun 2002 ia mulai bisa bangkit kembali dengan menyewa tempat di depan toko milik orang lain, di sekitar wilayah Kramik Jakarta Pusat. Di tempat itulah ia merintis usahanya kembali.

Setelah beberapa bulan menempati kedai itu, ia memutuskan untuk pindah tempat ke kota Depok, di Jl. Margonda Raya, tepatnya di depan kampus Gunadharma. Di tempat itulah Mie Aceh Pondok Bangladesh mulai bergeliat dan terus menunjukkan perkembangannya. Akhirnya, Yusuf bisa memperluas usahanya dengan membuka dua cabang baru. Dari tiga kedai itulah Yusuf bisa mengantongi omzet hingga Rp90juta per bulannya.

info pasar lukisan dan industri kreatif.http://artkreatif.net/

Entri Populer