Mengunduh Laba dari Usaha Warnet

Menjajal tawaran kemitraan warung internet Warnet Gue


JAKARTA. Kemauan teknologi informasi ternyata membawa berkah bagi penyedia jasa warung internet (warnet). Apalagi, mengakses internet saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan, terutama bagi masyarakat perkotaan.

Meski orang sudah bisa mengakses internet melalui telepon seluler, kebutuhan akan fasilitas warnet masih tinggi. Sebab, mengakses internet melalui telepon tidak seleluasa melalui komputer. Itulah yang melatarbelakangi Salman Aziz Alsyafdi berbisnis warnet sejak tahun 2004. Nama merek dagangnya, Warnet Gue. Dia membuka gerai pertama di daerah Depok, Jawa Barat, dengan me-nyasar pasar mahasiswa di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gunadharma.

Respon pasar cukup baik. Buktinya, hingga tahun lalu Salman sudah membuka tiga cabang lainnya di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dia berpromosi, koneksi internet Warnet Gue lebih stabil dan manajemen usaha sudah tertata rapi. Selain memberi layanan internet standar, Salman juga melengkapi wamet-nya dengan fasilitas game online.

Agar usahanya makin berkembang, dia menawarkan konsep kemitraan bagi masyarakat sejak medio 2009. Kini, "Ada 16 mitra tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi," kata Salman. Dia membuat empat paket investasi. Ada paket ekonomis dengan investasi awal Rp 51,5 juta, paket silver Rp 70,9 juta, paket gold Rp 85,9 juta, dan paket platinum Rp 101,9 juta

Perbedaan dari empat paket investasi itu adalah jumlah fasilitas komputer bagi mitra. Paket ekonomis mendapat 10 komputer, paket silver 12 komputer, paket gold 16 komputer, dan 20 komputer untuk paket platinum. Fasilitas lainnya seperti peralatan warnet, instalasi, jaringan internet, promosi awal, hingga pelatihan. Semua paket mendapatkan fasilitas yang sama.

Serahkan pengelolaan Kerjasama kemitraan Warnet Gue berlaku selama lima tahun. Salman mengenakan biaya royalti 5% dari omzet tiap bulan. Mitra juga harus membayar biaya support Rp 450.000 tiap bulan. Dia menghitung, dengan berbagai paket investasi yang tersedia, mitra bisa balik modal dalam waktu satu hingga dua tahun.

Jika tak mau repot, khusus di Jabodetabek, mitra bisa membebankan pengelolaan kepada pemilik kemitraan. Asyiknya, mitra tidak harus menambah biaya apapun. Tidak menambah beban biaya operasional," kata Salman.

Mohammad Faqih, salah satu mitra Warnet Gue di Ciputat, Tangerang, Banten mengambil dua paket investasi, paket gold dan paket platinum. Warnet paket gold sudah berjalan sejak Februari 2010. Sedangkan paket platinum baru beroperasi bulan ini. Warnet dengan paket gold, yang berisi 16 unit komputer, membutuhkan ruangan berukuran 3,5x12 meter (m). Untuk warnet paket platinum yang berisi 20 unit komputer, membutuhkan ruang berukuran 4,5x12 rn.

Faqih mengaku respon masyarakat sejauh ini cukup baik. Omzet warnet paket platinum sekitar Rp 10 juta per bulan. "Sementara warnet satunya, target omzet di bulan pertama sekitar Rp 15juta-Rp 20 juta," imbuhnya.

Di atas kertas, dengan omzet sebesar itu, Faqih optimistis bisa mencapai masa balik modal dalam waktu sekitar dua tahun. Dia memutuskan membuka dua warnet dengan paket berbeda dengan tujuan agar keuntungan yang diraihnya bisa lebih maksimal."Walaupun persaingan makin sengit, saya optimistis pasar warnet ini masih ada," tandas Faqih.