" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Membangun Ekosistem Kewirausahaan

Membangun Ekosistem Kewirausahaan

Kepemimpinan, budaya, pasar modal, dan pelanggan yang terbuka, merupakan elemen-elemen yang membentuk ekosistem kewirausahaan. Elemen-elemen tersebut memberi energi besar bagi penciptaan ventura baru dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Pandangan tersebut di atas merupakan kesimpulan riset Babson College dari Babson Entrepreneurship Ecosystem Project Menurut riset tersebut, pemerintah tetap harus memainkan peran penting dalam membangun kewirausahaan di negaranya. Ia harus mampu mengombinasikan keempat faktor besar tersebut di atas dalam suatu sistem yang holistik.

Pemerintah perlu terus-menerus mendorong terciptanya suatu ekosistem yang memungkinkan lahimya wirausahawan-wirausahawan tangguh yang siap bersaing di pasar global. Pemerintah tetap harus menyadari bahwa wirausahawan tidak datang dengan sendirinya, melainkan lahir dari serangkaian proses kreasi yang memang sengaja didesain dan diciptakan.

Dalam tulisan ini akan disajikan sejumlah "kunci" yang harus dipegang pemerintah dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan. Kunci pertama, ciptakan sesuatu berdasarkan kreasi sendiri, bukan dengan meni-ru yang lain. Biarlah Silicon Valley, Apple, Google, Oracle, Intel, dan eBay, hadir dengan ciri khas, jati diri, dan sejarahnya sendiri. Ciptakan "Google-Google baru"dengan sumber daya fisik dan nonfisik di wilayah kita sendiri. Tak mesti sendirian, negara pun harus bisa bekerja sama dengan sektor swasta guna yang memiliki sumber daya manusia dan kekayaan teknologi.

Jelas, stimulator inovasi harus ada. Sekecil apapun peran yang dilakoni-nya, para stimulator ini akan membawa harapan, peluang, dan kreasi-krea-si baru. Ingat, besarnya sumber dayainovasi dan kewirausahaan di Silicon Valley tidak terjadi begitu saja. Ia adalah hasil dari berbagai benturan budaya, kegagalan, dan keberhasilan, antara trial and error.

Budaya dan Potensi Lokal Kunci kedua, yakni ekosistem kewirausahaan harus sesuai dengan kondisi lokal Kerap kita terpukau dengan apa yang ada di luar sana, tapi lupa bahwa segala sesuatunya datang melalui sebuah proses dari dalam dan dari lingkungan yang justru tak jauh dari kita..

Simak saja, sebuah perusahaan yang inovatif pasti akan selalu memperhitungkan konteks, termasuk pendapat calon pelanggan, konsumen, atau pengguna dan para pemangku. kepentingan lainnya. Pemerintahharus memperhitungkan faktor-faktor lokal ini, seperti budaya lokal, iklim, dan selera lokal. Pusatkan perhatian pembangunan kewirausahaan strategis berdasarkan pada konteks, kondisi, dan potensi lokaL

Ketiga, libatkan sektor swasta dalam sebuah revolusi entrepreneurial. Pemerintah tidak bisa sendirian dalam membangun ekosistem inovasi dan kewirausahaan. Pemerintah harus melibatkan sektor swasta yang secara genetik merupakan sektor yang punya motivasi dan pandangan untuk berdikari. Pelibatan ini tidak parsial, tapi harus sejak awal, mulai dari persiapan formulasi atau formasi strategi sistem (ekosistem) inovasi nasional, implementasi, pengendalian, dan perubahannya.Sayangnya, arogansi birokrasi pemerintahan sering menyebabkan tingkat keterlibatan pemangku kepentingan sangat minim atau bahkan tidak ada.

Keempat, ekosistem kewirausahaan harus bisa mendukung wirausaha-wirausaha yang punya potensi besar. Ini penting guna terciptanya bisnis-bisnis baru dengan para pemiliknya yang adalah generasi baru berpotensi tinggi. Di sinilahpentingnya dukungan pemerintah dan media massa untuk mengangkat kesuksesan-kesuksesan wirausaha muda berpotensi tersebut Kampanye keberhasilan harus luas. Lomba inovasi dan kewirausahaan harus dibuat menjamur. Umumkan pemenangnya di mana-mana guna membangun suasana dan persepsi kondusif.

Kelima, ciptakan pandangan bahwa ketersediaan dana berlebihan justru bisa menjadi racun. Karena itu, adalah sebuah keliru besar jika pemerintah atau pihak manapun membanjiri wirausaha-wirausaha potensial dengan uang berlimpah. Wirausaha pemula harus dihadapkan dengan tantangan pasar.

Keenam, jangan merekayasa clus-ter secara berlebihan. Biarkan cluster tumbuh secara organik. Strategi cluster telah dipromosikan oleh banyak pemerintahan meningkatkan kewirausahaan dan daya saing ekonomi. Pemerintah harus mendukung perkembangan cluster yang ada dan yang muncul secara organik. Cluster secara organik terbentuk karena lingkungan yang ada mendukung secara sosial dan fisik. Pembentukan cluster secara sepihak tanpa memperhatikan konten dan konteks lokal wilayah hanya akan menghasilkan kerugian.

Birokrasi dan Regulasi

Kunci ketujuh yang menjadi pembangunan ekosistem inovasi dan kewirausahaan negara adalah reformasi hukum, birokrasi, dan regulasi. Peraturan perundang-undangan harus mampu mendukung aktivitas entrepreneurial yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Di sini pemerintah harus berani mengambil langkah penghapusan kebijakan dan peraturan yang sudah tidak relevan dan tidak menunjang era inovasi dan kewirausahaan. Anggota parlemen juga harus berani mengevaluasi peraturan dan undang-undang yang kontraproduktif bahkan kerap antibisnis.

Pemerintah juga harus bisa mengubah kekakuan menjadi keluwesan dengan mempermudah prosedur pemutusan hubungan kerja bagi mereka yang mau membuka usaha sendiri dan menciptakan serta menderegulasi pasar modal untuk kepentingan entrepreneurial. Hapus rezim pajak yang tidak efektif yang menghambat perkembangan kewirausahaan inovatif. Jangan sampai rezim pajak yang ada menjadi batu sandungan bagi lahirnya kewirausahaan inovatif.

Pengembangan ekosistem inovasi dan kewirausahaan memerlukan kolaborasi apik dan tiada henti antara sektor pemerintah, swasta, dan lembaga-lembaga nirlaba. Dari tiga pilar ini, pemerintah tetap harus menjadi lokomotif.

Entri Populer