" Status YM ""
ukm indonesia sukses: UKM ICT Keluhkan Agunan

UKM ICT Keluhkan Agunan

Usaha kecil menengah (UKM) yang bergerak di bidang information and communication technology (ICT) mengeluhkan sulitnya mengakses pinjaman modal dah perbankan. Agunan, umumnya, menjadi kendala utama bagi UKM ICT yang banyak digawangi lulusan baru perguruan tinggi dan mahasiswa ini.

Padahal, menurut Direktur Inkubator Inovasi Telematika Bandung (I2TB) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ferry Budiansyah, potensi pendapatan UKM ICT paling sedikit Rp 40 juta per bulan. Bahkan, tidak sedikit yang bisa menembus angka Rp 300 juta-Rp 400 juta setiap bulannya."Potensi UKM ICT besar. Banyak projek yang datang dari luar negeri. Namun, merekaumumnya tidak memiliki aset yang bisa diagunkan. Laporan keuangannya pun tidak terstruktur dengan baik," ujarnya, usai penandatanganan kerja sama bantuan pendanaan UKM ICT di Jln. Surapati, Bandung, Kamis (18/6).

Kesulitan memperoleh akses pendanaan juga dilontarkan Direktur Javan IT Services Wisnu Manupraba. Ia mengaku, sempat mengajukan pinjaman ke lembaga perbankan, tetapi ditolak. "Masalahnya, saya tidak memiliki aset yang bisa diagunkan," tuturnya.Untuk menyelesaikanmasalah permodalan ini, I2TB menggandeng lembaga keuangan, Blindspot Advisor untuk mengucurkan pinjaman lunak tanpa agunan.

Menurut Senior Partner

Blindspot Advisor Difanti Iman, pihaknya bersedia mengucurkan pinjaman karena melihat besarnya potensi ICT di tanah air. Pinjaman ini dikucurkan tanpa agunan, dengan modal kepercayaan dan jaminan dari I2TB."Pinjaman yang diberikan mulai dari Rp 100 juta sampai Rp 500 juta, denganjangka waktu pengembalian maksimal 12 bulan. Bunganya sekitar 10 persen per tahun," tuturnya.Menurut Kepala Sub Direktorat (Kasubdir) Iklim Usaha, Direktorat Industri Telematika Kementerian Perindustrian Warsito, tahun ini industri konten mobile yang merupakan bagian dari ICT, diprediksi akan booming. Potensi total bisnis konten multimedia Indonesia diperkirakan mencapai Rp 11 triliun.

Entri Populer