" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Biznet Implementasikan SAP Business One

Solusi SAP Business One telah secara resmi diimplementasikan di Biznet Networks, penyedia layanan jaringan terkemuka di Indonesia. "Melihat kondisi perusahaan yang berkembang pesat, kami memerlukan suatu sistem aplikasi yang terintegrasi dan solid serta dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan," kata VP Finance and Accounting Biznet Edric Kurniadi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, belum lama ini.

Biznet memuluskan mengimplementasikan solusi SAP Business One untuk mendukung aktivitas bisnisnya yang berkembang pesat. Apalagi, SAP Business One, sambung dia, khusus dirancang untuk segmen UKM yang ingin memperoleh hasil yang cepat dengan biaya yang terjangkau. Solusi tersebut lanjut dia. sangat membantu dalam mengefisiensikan operasional perusahaan. Pengguna solusi ini mendapatkan beberapa keuntungan, seperti proses laporan keuangan yang lebih cepat serta hasil yang lebih akurat.

Biznet juga mengakui bahwa dengan ribuan pelanggan yang dimilikinya pada saat ini, kemampuan SAP Business One akan memungkinkan perusahaan ini bertransisi secara mulus ke platform ERP yang lebih kompleks pada masa mendatang, (mam)

Rangkul Janda Miskin, Pendapatan Hingga Ratusan Juta

Cerita Shahnaz Haque tentang Bisnis Online yang Ditekuninya
Selain sibuk di entertain, Shahnaz Haque ternyata menekuni dunia bisnis. Dia memproduksi mukena dan memasarkannya viainternet. Meski tidak menyebutkan secara gamblang, pendapatannya mencapai ratusan juta.

ERIKA OCTAVIANA SARI

WANITA kelahiran Jakarta. 1 September 1972 itu menuturkan, bisnis mukena dikelolanya sejakempat tahun lalu Awalnya, dia ingin membantu menghidupi para janda miskin di sekitar rumahnya dengan merekrut mereka sebagai pekerja. "Bisnis jual mukena cantik sudah berjalan empat tahun. Saya kerja bareng perempuan-perempuan janda yang membutuhkan biaya hidup lebih tinggi. Mereka perempuan miskin," ungkap istri musisi Gilang Ramadhan itu.

Tetapi tanpa disangka, bisnis tersebut berkembang melebihi yang diperkirakannya. Dalam sebulan, lulusan Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia tahun 2006 itu bisa mengantongi pendapatan di atas Rp 200jula. "Omzetnya lebih dari itu (Rp 200juta. Red). Tapi intinya, saya bukan mengejar materinya. Saya ingin memberdayakan perempuan-perempuan yang tidak mampu biar bisa menyekolahkan anak-anaknya," imbuhnya.

Meski sudah empat tahun berjalan, Shahnaz belum juga memiliki toko sendiri. Bungsu dan tiga bersaudara itu, rupanya memilih menjual barang dagangannya melalui internet dengan alasan kepraktisan. "Jualannya secara online. Jadi orang pesan, kami antar. Selain itu saya juga menjadi distributor kemal-mal dan pasar. Kalau seandainya ada pedagang yang mau jual mukena kita, ya kita suplai." terangnya.

Mengenai mukena sebagai barang dagangannya, adik Marissa Haque itu punya alasan tersendiri. Dia ingin mengajarkan pada ketiga anaknya, Pruistin Aisha (8), Charlotte Fatima (7), dan Mieke Namira (4) tentang cara mcnsyiarkan agama Islam yang praktis. "Kenapa saya pilih bisnis (mukena) ini? Karena saya ingin memberikan contoh yang baik buat anak-anak saya. Saya orang Islam dan saya ingin mengajarkan kc-Islaman yang praktis pada mereka." katanya diiringi senyuman ()

Sucofindo Luncurkan Jasa Pemeringkatan LKM

Jakarta - PT Sucofindo (Persero) meluncurkan program-jasa pemeringkatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang bertujuan menciptakan keterkaitan antara LKM dengan perbankan dalam menggerakkan dana masyarakat untuk memperkuat permodalan dunia usaha, khususnya UMKM dan koperasi.

Sucofindo, sebagai pihak ketiga yang independen, dapat melakukan penilaian terhadap LKM yang diperlukan oleh dunia perbankan, guna memudahkan upaya peningkatan dan percepatan penyaluran kredit bagi usaha mikro. "Berdasarkan hasil penilaian Sucofindo, LKM akan dimudahkan untuk meningkatkan kinerja, mutu pelayanan, dan jangkauan operasional melalui pengembangkan kemampuan dan pemenuhan standar keahlian dan kemampuan SDM-nya," kata Direktur Utama PT Sucofindo (Persero), Arief Safari, dalam sambutan pada pembukaan Business Launching Jasa Pemeringkatan LKM, di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Arief, jasa pemeringkatan yang dilakukan Sucofindo ini hanya untuk LKM yang berbadan hukum sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku pada komunitas lembaga keuangan di Indonesia. "Sucofindo memandang pemeringkatan sebagai jembatan akses linkage pada pembiayaan. Partisipasi Sucofindo sebagai lembaga pemeringkat dapat memudahkan semua pihak pemangku kepentingan, antara lain Bank, perusahaan penjamin, LKM, dan instansi terkait," ujarnya.

Pemeringkatan kelembagaan LKM ini diharapkan dapat memperjuangkan keberterimaan LKM di tingkat nasional, dan bila memungkinkan di tingkat internasional, atas sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga independen. Untuk itu, diperlukan lembaga pemeringkatan dan sertifikasi yang memiliki kredibilitas tinggi seperti Sucofindo, sehingga akan dapat diterima oleh seluruh pemangku kpentingan terkait.

Kepala Biro Kredit BPR UMKM Bank Indonesia, Khairil Anwar, mengatakan, LKM seperti BPR yang memiliki aktivitas, terutama aktivitas peminjaman dana atau pembiayaan, harus tunduk pada undang-undang perbankan konvensional."Saat ini masih sangat banyak pengusaha dengan skala mikro mengalami kesulitan mengaksesnya. Ini artinya bahwa dalam rangka meningkatkan produktivitas dana yang tersedia di perbankan, sangat diperlukan adanya keterkaitan yang erat antara LKM, terutama yang nonbank dengan bank," kata Khairil.

Berdasarkan data BI, jumlah LKM yang ada di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 500.000 unit. Adapun bentuk-bentuk LKM yang ada di Indoensia itu meliputi Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS), . Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Entri Populer