" Status YM ""
ukm indonesia sukses

ADB Dukung Pertumbuhan UKM

JAKARTA - Bank Pembangunan Asia (ADB) akan menginvestasikan lebih dari 25 juta doUar AS untuk mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di negara-negara ASEAN dan Republik Rakyat China. Dana untuk investasi tersebut akan dihimpun melalui Dana Investasi ASEAN-China II. Menurut ADB, pihaknya berusaha menghimpun 250 juta dollar AS ke dalamjqtal modal ya/ig;dipergunakan un tuk mendukung UKM Asia dan China tersebut. "ADB merencanakan untuk berinvestasi pada perusahaan yang akan memperoleh keuntungan dari meningkatnya perdagangan Antara ASEAN dan China," demikian siaran pers ADB yang dipublikasikan Jumat (30/4).

Seperti diberitakan, sejak Januari 2010, ASEAN-China telah mengimplementasikan persetujuan perdagangan bebas.UKM merupakan sumber ekonomi Asia yang menyediakan sebagian besar tenaga kerja, terutama di beberapa negara seperti Indonesia. UKM juga merupakan mata pencaharian bagi masyarakat miskin, perempuan, dan kelompok rentan lainnya.

Investasi ADB tersebut juga akan membantu meningkatkan minat dari investor lainnya untuk mengumpulkan uang di pasar modal pascakrisis ekonomi global. Menurut ADB, hal itu merupakan salah satu tindak lanjut dari pendanaan ADB sebesar 15 juta dollar AS pada 2004 untuk ASEAN-China.

Bakat vs Usaha

"Potensi yang tidak diledakkan akan tetap menjadi potensi saja, tidak akan terwujud sebagai kemampuan untuk melakukan tindakan" Saya sering mendapatkan keluhan dari mahasiswa maupun peserta training bahwa mereka merasa tidak berbakat memimpin. Kata "tidak berbakat" nampaknya menjadi kambing hitam yang paling mudah. "Jangan salahkan aku kalau aku tidak mampu melakukan hal tertentu karena aku tidak berbakat"demikian kurang lebih pesan yang terkandung dalam pernyataan mereka. Namun saat saya tanyakan kepada yang merasa "tidak berbakat" mengenai sudah seberapa jauh mereka belajar, berlatih dan mencoba, mereka mulai mencari-cari alasan. Mereka katakan bahwa walaupun belum mencobanya tetapi mereka tahu dan bisa merasakan kalau mereka tidak berbakat. "Seperti ejakulasi dini saja, belum apa-apa sudah loyo"demikian saya sering meledek.

Berkaitan dengan masalah bakat, dalam suatu kesempatan pelatihan kepemimpinan saya memulai dengan pertanyaan "Apakah Anda percaya bahwa para pemimpin besar memang dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin? Atau Anda lebih percaya bahwa para pemimpin besar ditempa dalam perjalanan hidupnya sehingga menjadilah ia seorang pemimpin?"

Namun bukan sekedar jawaban tentunya yang kita cari. Kita ingin mendapatkan jawaban yang memiliki landasan pemikiran yang kuat, yang based on evidence, yang berdasarkan bukti! Bisakah kita membuktikan bahwa seseorang memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin? Apa buktinya pemimpin itu ditempa dan dibentuk?

Banyak keturunan pemimpin juga menjadi pemimpin. Saya tidak akan memperdebatkan masalah ini dari aspek genetika karena memang hal tersebut bukan dalam bidang keahlian saya. Namun demikian saya yakin bahwa manusia dilahirkan dengan potensi sendiri-sendiri. Setiap manusia itu unik. Tidak ada yang sama persis. Meskipun seorang manusia dilahirkan seperti halnya kertas putih bersih yang belum tercoret, mereka di-anugrahi potensi yang berbeda antara satu dengan lain. Saya termasuk yang tidak yakin bahwa manusia dilahirkan dengan potensi yang sama. Oleh karenanya saya katakan berulang kali bahwa manusia memiliki potensi yang unik antara satu orang dengan lainnya.

Seorang anak yang lahir dari pasangan yang cerdas memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk memiliki potensi kecerdasan seperti halnya orang tuanya. Ini logika yang wajar saja. Buah akan akan jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kalau bakat dan sifat orang tuanya menurun kepada anaknya itu tentunya sudah sewajarnya. Namun ingat, yang diturunkan kepada anaknya masih bersifat potensi. Poterfti itu akan tetap diam tidak akan menjadi realitas kalau tidak diwujudkan dalam tindakan.

Kalau kita bicara tentang bakat, harus diakui bahwa orang yang memilki bakat tertentu akan belajar lebih cepat dari pada yang kurang berbakat. Namun perlu dicatat di sini bahwa orang yang berbakat seni tetapi tidak mau belajar seni tidak akan memiliki kemampuan seni. Mengapa? Karena bakat itu hanya berupa potensi. Kalau potensi tersebut tidak diledakkan ya akan tetap menjadi potensi saja. ") Agung Praptapa adalah penulis buku, dosen, konsultan bisnis, dan trainer di bidang personal and organizational development.

Pemanfaatan KUR Belum Optimal

Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, pemanfaatan program pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para usahawan mikro dan kecil belum optimal. "Masih banyak usahawan mikro dan kecil yang belum memanfaatkan KUR." kata Menkokesra Agung Laksono dalam acara "Musyawarah Nasional ke-2 Asosiasi Perusahaan Teknik Mekanikal dan Elektrikal (APTEK) Indonesiadi Jakarta, Kamis.

Menteri menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008 terdapat 51,25 juta unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) atau 99,99 persen dari seluruh pelaku usaha nasional. Namun pada saat ini, baru sekitar tiga juta usahawan mikro dan k,ecil yang memanfaatkan kredit usaha rakyat Menteri menambahkan, upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan program KUR adalah dengan melakukan sosialisasi dan mempermudah semua prosesnya. "Harus dilakukan sosialisasi kepada para pengusaha mikro dan kecil bahwa mereka bisa menikmati KUR."katanya.

Agung Laksono juga mengatakan, melalui program KUR, pemerintah telah menempatkan dana penjaminan bagi penyaluran kredit mikro sebesar RpS juta hingga Rp500juta oleh enam bank pelaksana. Menteri juga menambahkan, pada tahun 2010 pemerintah menyiapkan total Rp20 triliun untuk program Kredit Usaha Rakyat itu .

Meski tidak menyebutkan berapa jumlah yang sudah terserap hingga saat ini, Agung mengatakan pemerintah punya rencana untuk meningkatkan jumlah anggaran untuk KUR pada 2011 apabila pemanfaatan KUR oleh para pelaku usaha semakin optimal. "Karena itu, perlu ditingkatkan upaya sosialisasi agar semakin banyak dana terserap dan jumlah anggaran yang dipersiapkan untuk KUR bisa terus meningkat," katanya.

Berdasarkan catatan yang ada, realisasi KUR per Maret 2010 sebesar Rp 18.632,9 miliar untuk 2.577.751 debitur atau rata-rata kredit per debitur Rp 7,23 juta. Sedangkan realisasi KUR per 28 Februari 2010 sebesar Rp 17.881,8 miliar untuk 2.505.261 debitur atau rata-rata kredit per debitur Rp 7,14 juta. Realisasi kredit meningkat sebesar Rp 751,1 miliar (4,20%), debitur meningkat sebanyak 72.490 (2,89%) dan rata-rata kredit naik sebe sar Rp 0,09 juta atau (1,27%).

Entri Populer