Fauzan Rachmansyah (27) tidak membayangkan nasib akan berpihak padanya.
Terjerat narkoba sejak SMP, Fauzan tak pernah membayangkan dirinya bisa
menangguk sukses dari bisnisnya.Ia rupanya berjuang keras keluar dari jeratan narkoba. Setelah hijrah
dari Jakarta ke kota gudeg Yogyakarta, kehidupan baru ditatanya, hingga
diusianya yang terbilang muda dirinya sudah mempunyai usaha kedai susu
segar beromzet miliaran rupiah dalam setahun.
Kedai susu dengan brand "Kalimilk" yang baru dibuka akhir 2010 saat ini
sudah menjadi brand terkenal di Yogyakarta hampir tiap malam selalu
penuh. Bahkan dua kedai milik Fauzan ini selalu dinanti oleh para tamu
yang tidak kebagian meja.
"Omzet dua kedai susu segar saya setahun bisa mencapai Rp 1,1 miliar
setahun, padahal baru buka tahun lalu, tepatnya Juni 2011, dan dengan
modal Rp 70 juta dengan modal pinjaman," ujar Fauzan.
Kalimilk yang merupakan brand dari PT Farbes Indonesia, mendapatkan
suplai susu dari peternakan sapi miliknya sendiri. Rencananya, pada
tahun 2012 Kalimilk akan melebarkan sayapnya ke beberapa kota di
Indonesia, seperti Solo, Malang, Jakarta dan kota-kota lainnya.
Kesuksesan yang ia dapatkan saat ini bisa dibilang dicapai dengan jalan
berliku. Menurut Mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini,
dirinya yang dulu sempat terjerat lingkaran setan Narkoba, pernah
menjadi penjual sepatu, kemeja keliling, penjual spare part kendaraan
sampai supir truk.
"Apapun saya lakukan untuk kencari uang makan, apalagi saya lulus SMA
harus berjuang di kota baru yakni Yogyakarta, apalagi saat itu ayahanda
meninggal dunia pada 2004, tambah beratlah langkah hidup saya," kenang
Fauzan.
Hijrah dirinya ke Yogya pada 2003, juga atas perintah ayahnya, dikarena
saat sekolah SMP-SMA di Jakarta, dirinya tidak bisa lepas dari
penggunaan narkoba."Untuk mengubah saya, pilihannya harus pindah lingkungan, dipilihlah,
Yogya. Dikota itu saya benar-benar merasakan susahnya mencari uang,"
kenangnya lagi.
Berbagai pekerjaan dilakukan, sampai akhirnya ditawari seorang keluarga
untuk menjadi marketing, dari sinilah pekerjaannya sedikit banyak bisa
ditabung dan bisa beli tanah dan bisa membiayai pernikahannya.
"Tahun 2007 sudah bisa beli tanah, dan dibangun rumah, disitu mulai ada
ide berternak sapi perah, dan sampai awal 2010 jumlah sapi sudah
mencapai 52 ekor," ujarnya.Setiap tamu dan kerabat yang datang ke peternakannya, selalu mendapatkan
suguhan susu hasil peternakannya, bahkan istrinya sering menambahkan
rasa buah-buahan seperti jambu, anggur, jeruk dan lainnya.
"Banyak tamu dan kerabat yang bilang susunya enak, kenapa tidak dijual
saja? Dari sanalah ide ingin menjual susu yang akan diberinama Kalimilk
datang," ungkapnya.Rencananya, Kalimilk baru akan dibuka awal 2011. Namun karena sempat
terganggu oleh letusan merapi menerjang kota Yogya. Sebanyak 12 ekor
sapinya pun mati dan lainnya menurun produktivitasnya. Tapi peristiwa
itu justru membuat Fauzan mempercepat pembukaan 'Kalimilk'.
"Namun tekat yang kuat, kami bangkit lagi. Juli mengandalkan sapi yang
ada, saya buka kedai di depan kantor kami, tidak menyangka antusiasnya
begitu besar," katanya.Bahkan dengan jumlah ratusan ekor yang dimiliki dan para petani
binaannya, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan susu segar di kedua
kedainya saat ini.
"Ya, siapa yang menyangka hanya jual minuman susu, untungnya bisa
sebanyak ini. Dengan keunggulan rasa susu yang lebih crem dibandingkan
susu lainnya, dan dengan perahan yang tepat menghasilkan Kalimilk
sebagai susu low fat, tahun ini dirinya menargetkan produknya akan ada
di beberapa ritel besar di Indonesia" optimisnya.
"Bahkan brand Kalimilk saat ini sudah ada 10.800 follower di Twitter,
terbanyak di dunia mengalahkan Nestle yang hanya 9.000 Followers dan
Cimori hanya 3.000 followers. Sebuah merk susu lokal, mengalahkan
followers brand dunia, tentunya suatu kebanggaan bagi saya," tandas
salah satu pemenang Wirausaha Mandiri ini.
http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html
(Sumber : detikcom)