Bisnis loket pembayaran online atau sering disebut PPOB alias payment
point online bank marak belakangan ini. Kita bisa menemukan loket PPOB
bertebaran di berbagai lokasi, terutama di kawasan perumahan.
Loket tersebut banyak didatangi orang karena melayani pembayaran PLN,
PDAM, telepon, dan lain-lain. Padahal, kita tahu bahwa listrik dan
telepon banyak sekali penggunanya. Alhasil, bisnis PPOB kian
menjanjikan. Nah, kalau mau, Anda pun bisa memanfaatkan peluang ini.
Caranya mudah kok. Anda tinggal mengajukan kerja sama dengan perusahaan
PPOB. Kebetulan, saat ini banyak perusahaan PPOB yang membuka kerja sama
dengan masyarakat yang berminat terjun ke usaha ini.
Salah satu yang sudah sukses menjalani usaha ini adalah Ahmad Fuad.
Sejak 2009, ia menjadi mitra PT Acsyndo yang bekerja sama dengan Bank
Bukopin. Ia melayani mulai dari pembayaran listrik, PDAM, telepon, dan
cicilan sepeda motor .
Hingga kini ia mampu melayani sebanyak 3.600 transaksi, dengan nilai
transaksi mencapai lebih dari Rp 2,7 miliar per bulan. Pendapatan
bersihnya berasal dari fee yang dihitung per transaksi.Besaran fee setiap transaksi rata-rata sebesar Rp 1.000. "Taruh kata,
kalau dihitung rata-rata Rp 1.000 per bulan, ya saya mendapat pemasukan
bersih sekitar Rp 3,6 juta per bulan," imbuhnya.
Selain PT Acsyndo, masih banyak perusahaan PPOB lain yang menawarkan
skema kerja sama semacam ini. Salah satunya adalah PT Bangun Usaha
Energi Perkasa (BUEP) yang bekerja sama dengan Bank BRI.
Wengku Hari Agung, Kepala Cabang Wilayah Jawa Barat - DKI Jakarta PT
Bangun Usaha, bilang bahwa syarat menjadi mitra perusahaannya cukup
mudah. "Calon mitra cukup menyediakan lokasi loket dan komputer,"
ujarnya.
PT Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya (BPRKS) juga melayani
bisnis PPOB. Ribrata Sallata, Supervisor Marketing BPRKS mengatakan,
sampai saat ini pihaknya telah memiliki 2.000 mitra. "Setiap mitranya
rata-rata memiliki lebih dari seribu transaksi," ujarnya.Menurut Ribrata, usaha ini menarik dijadikan sebagai bisnis sampingan.
Kalau Anda tertarik menjajal usaha ini, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Berikut ulasannya:
• Investasi
Modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis ini sangat kecil.
Wengku Hari Agung bilang, investasi yang harus dikeluarkan mitra cukup
dengan menaruh deposit uang sebesar Rp 100.000. Selain itu, mitra juga
harus menyediakan lokasi loket dan seperangkat komputer.
Sementara syarat administratif berupa fotokopi identitas dan rekening
BRI. "Jika semua syarat sudah dipenuhi, dalam seminggu sudah bisa
beroperasi," ujar Agung. Ribrata Sallata mengatakan, pihaknya menawarkan dua sistem kemitraan.
Pertama, paket transaksi menggunakan mesin electronic data capture
(EDC). Untuk paket ini, mitra wajib menyewa mesin EDC selama tiga tahun
senilai Rp 4,5 juta. Melalui mesin ini, pembayaran listrik dapat
dilakukan secara online.
Paket kedua melalui pendaftaran internet banking. Menurut Ribrata, mitra
harus membayar registrasi senilai Rp 610.000 dan memasukkan deposit
saldo untuk keperluan transaksi. "Jika sudah menjadi mitra, otomatis
mereka akan punya rekening di BPRKS," ungkapnya.
• Lokasi
Bila investasi sudah terpenuhi, carilah lokasi yang strategis. Faktor
lokasi memang sangat menentukan. Menurut Agung, lokasi loket usahakan
berada di daerah perumahan atau permukiman kelas menengah ke bawah.
Soalnya, penduduk kelas ini tidak terlalu suka menggunakan anjungan
tunai mandiri (ATM) sebagai tempat pembayaran tagihan listrik. "Mereka
lebih suka datang langsung ke loket," kata Agung.Adapun orang-orang kelas menengah ke atas umumnya lebih suka membayar
tagihan lewat telepon seluler. Dengan begitu, kebanyakan mereka enggan
mendatangi loket pembayaran.
Ribrata mengatakan, umumnya mitra BPRKS menjadikan usaha ini sebagai
bisnis sampingan. Mereka lebih suka membuka loketnya di depan rumah.
Adapun sasaran konsumennya adalah masyarakat setempat. "Rata-rata mitra
kami bisa melakukan 1.000 transaksi setiap bulan," kata Ribrata.
• Pemasaran usaha
Menurut Fuad, yang sudah menjalani usaha ini, pemasaran loket PLKN tidak
susah. Saat pertama kali memulai usaha ini, ia gencar menyebar brosur
ke rumah-rumah penduduk. Kepuasan konsumen juga sangat diperhatikan,
sehingga loketnya tersebar dari mulut ke mulut. "Yang paling penting
pelanggan harus merasa nyaman dan percaya kepada saya," kata dia.
Ribrata mengatakan, saat seseorang telah resmi menjadi mitra, pihaknya
akan memberikan pelatihan (training) agar dapat melakukan pemasaran
secara luas. "Kami juga memberikan alat promosi berupa sebuah spanduk
dan brosur sebanyak 500 lembar," kata dia.
Di PT Bangun Usaha Energi Perkasa juga ada pelatihan bagi mitra. Menurut
Agung, yang paling penting dilakukan mitra adalah aktif memasarkan
produknya. "Promosi itu di tangan mitra, mereka harus rajin keliling ke
rumah-rumah," tukasnya.
Menjalani usaha ini, menurut Agung, tidak cukup hanya menunggu di loket.
Lebih cocok lagi, loket tersebut juga menjual voucher pulsa telepon
seluler. Dengan begitu, pelanggan langsung tahu bahwa di tempat itu
melayani pembayaran listrik, ataupun pembayaran kredit sepeda motor.
Berminat?
http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html
(Sumber : kontan online)