08/04/2012
Kendaraan bertambah, berjualan aki bergairah
Menjalankan usaha yang sudah menjamur memang terbilang
gampang-gampang susah. Misalnya usaha toko aki. Meski pasarnya masih
cukup besar, persaingan bisnis ini juga cukup ketat. Perlu strategi
tepat sebelum memulai usaha ini.
Aki merupakan bagian dari
kendaraan yang terbilang awet. Penggantian onderdil mobil atau sepeda
motor ini bisa setahun sekali, bahkan lebih, tergantung cara pemakaian.
Meski begitu, jumlah kendaraan yang terus meningkat membuat usaha toko
aki
masih menjanjikan.
Meski membangun bisnis ini sebenarnya
seperti membuka toko biasa, toh, kalau mau lebih gampang, mulai banyak
yang menawarkan kemitraan membuka toko aki. Salah satunya Akimarts.
“Potensinya masih besar, jumlah mobil atau sepeda motor juga bertambah
banyak,” tandas Lie Seng An, pemilik Akimarts.
Daya
tarik bisnis ini adalah margin keuntungannya cukup menggiurkan, bisa
lebih dari 25%. Walau potensi dan laba menggiurkan, membangun usaha toko
aki terbilang gampang-gampang susah. “Aki itu merupakan bagian vital
dari sebuah kendaraan. Jika ingin membuka usaha ini, Anda harus memiliki
keterampilan atau pengetahuan soal mesin kendaraan,” ujar Warso atau
yang akrab disapa Acong Lenon, pemilik toko aki Laksana Battery.
Menurut
Warso, dalam perekrutan tenaga kerja, sebaiknya ambil lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) jurusan teknik mesin atau teknik listrik.
“Meskipun menjual aki, usaha ini juga memberi jasa pemasangannya. Jadi,
akan lebih baik punya karyawan yang mempunyai keahlian di bidang ini,”
kata Warso yang memiliki tiga toko aki di Jakarta dan Bekasi ini.
Seng
An punya pendapat lain. Karyawan yang direkrut tidak harus lulusan
teknik mesin atau listrik. Sebab, usaha semacam ini bisa dipelajari
secara otodidak. “Kami biasanya tidak mensyaratkan calon mitra kami
harus lulusan di bidang itu, karena kami akan memberikan pelatihan,”
ujarnya. Menurut dia, inilah keuntungan membuka usaha toko aki dengan
sistem kemitraan lantaran semua sistem dan cara kerja sudah disiapkan
dan diberikan pada calon mitra. Akimarts juga akan membantu mitra bila
ada kesulitan dalam menangani konsumen.
Adi, salah seorang
karyawan toko aki Volta Battery di Cibubur, Jakarta Timur, menegaskan,
karyawan usaha toko aki yang dikelola secara mandiri sebenarnya tidak
harus lulusan teknik mesin atau listrik selama sang empunya toko paham
atau memiliki keahlian di bidang usaha ini. “Jadi fleksibel saja. Nanti
si bos tinggal mengajari karyawannya,” katanya.
Lokasi menentukan jenis aki
Pemilihan
lokasi menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha toko aki. Menurut
Seng An, toko aki harus dibuka di lokasi dengan pemukiman yang cukup
ramai dan merupakan daerah yang penduduknya memiliki kendaraan pribadi.
“Harus dilakukan survei lokasi secara mendalam,” katanya.
Bila
lokasi yang sesuai sudah ditentukan, jangan lupa melakukan pengamatan
terhadap jenis mobil yang banyak ditemui di area toko Anda. Sebab,
dengan memperhatikan jenis mobil yang dominan, Anda terbantu untuk
menentukan tipe aki yang akan dijual. Sekadar gambaran, “Jika di daerah
itu banyak kendaraan jenis MPV, aki yang dijual sebaiknya juga untuk
jenis mobil seperti itu. Tidak usah jual aki untuk truk,” tutur Warso.
Lokasi
usaha sebaiknya memiliki area parkir yang luas sehingga jumlah
kendaraan yang menjadi konsumen bisa tertampung lebih banyak atau tidak
menumpuk di pinggir jalan. Kenyamanan dalam menunggu juga menjadi
prioritas konsumen. “Luas toko paling
minimal ukuran 60 meter persegi,” kata Seng An.
Terkait
dengan produk yang akan dijual, bagi pemula, Warso menyarankan untuk
tidak menyetok aki dalam jumlah banyak. “Cukup satu atau dua tipe untuk
satu merek. Aki mobil itu ada sekitar 13 tipe,” katanya. Setelah usaha
berjalan, barulah Anda bisa menambah tipe-tipe atau merek lain. Anda
cukup menjual tipe dan merek yang paling dicari konsumen. Biasanya
mereknya sudah familiar.
Warso juga menyarankan untuk menyediakan
aki sepeda motor sebagai kelengkapan layanan. “Penjualan aki sepeda
motor lebih cepat dibandingkan aki mobil,” katanya.
Bila Anda
ingin membuka usaha ini, sebaiknya pertimbangkan konsep usaha yang cocok
dengan Anda, entah itu kemitraan atau usaha mandiri.
Sistem kemitraan
Untuk menjadi mitra dari Akimarts, Anda harus menyiapkan dana sebesar Rp 350 juta. Sebesar Rp 80 juta untuk joining
fee, Rp 135 juta untuk stok barang, Rp 67,5 juta renovasi gerai, dan
untuk belanja peralatan dan perlengkapan gerai sebesar Rp 67,5 juta.
“Dengan ikut kemitraan, pengusaha aki tidak perlu repot-repot membangun
merek usaha,” ujar Seng An berpromosi.
Tiap gerai Akimarts di
Jakarta dan Surabaya sejauh ini mampu menjual lima aki mobil per hari
atau 150 aki per bulan. Harganya Rp 800.000 hingga Rp 4,5 juta. Dengan
mengambil harga terbawah, tiap bulan, gerai Akimarts bisa meraup omzet
Rp 120 juta.
Sementara pengeluaran per bulan antara lain
diasumsikan untuk belanja barang Rp 90 juta, sewa tempat Rp 3,5 juta,
gaji lima karyawan Rp 5 juta, biaya listrik dan perawatan alat
masing-masing Rp 1 juta dan Rp 700.000. “Bila gerai milik mitra sudah
menghasilkan keuntungan, kami akan menerapkan royalty fee dan biaya
promosi,” Royalty fee yang dikenakan 3% dari omzet dan biaya promosi
antara 1% - 2% dari omzet. Mitra juga punya kewajiban untuk berbelanja
aki di Akimarts. Pembelanjaan setiap bulan tidak ada batas minimal.
Seng
An bilang, margin keuntungan penjualan aki yang didapat mitra bisa
mencapai 25%. Asumsi balik modal usaha ini sekitar dua hingga dua
setengah tahun. “Bila dalam setahun menjalankan usaha tidak
menguntungkan, kami akan evaluasi tapi tidak sampai menutup gerai,” ujar
Seng An.
Sistem mandiri
Sementara untuk membuka usaha toko aki secara mandiri atau tidak
mengikuti sistem kemitraan, modal yang disiapkan lebih kecil. Menurut
Warso modal yang disiapkan cukup sekitar Rp 70 juta di luar lokasi.
Rinciannya Rp 30 juta untuk belanja produk, Rp 10 juta untuk renovasi
gerai, Rp 10 juta untuk membeli perlengkapan gerai seperti membuat rak
dan etalase, sisanya untuk membeli peralatan bengkel, setrum atau
charger aki. Harga charger aki cukup mahal, satu unit bisa mencapai Rp 10 juta.
Warso
bilang, belanja aki cukup mudah. Banyak distributor aki. Tapi, bagian
pemasaran dari produsen aki biasanya mau memasok juga. Margin penjualan
aki sekitar 25%. Jika tiap hari rata-rata bisa menjual dua hingga tiga
aki dengan harga Rp 500.000, dalam sebulan bisa mengantongi omzet
sekitar Rp 30 juta. “Pengeluaran per bulan tidak banyak, hanya untuk
bayar listrik, karyawan, dan belanja,” kata Warso.
Usaha toko
aki mandiri membutuhkan ketelatenan. Kesulitan yang sering dihadapi
adalah memperkenalkan layanan Menurut Warso, keuntungan mengikuti kemitraan toko
aki adalah kekuatan merek dagang. Namun, ada sisi yang sering
merepotkan. “Peraturannya cukup banyak dan rumit, juga dikenakan fee
bermacam-macam. Menjadi mitra juga tidak sebebas menjalankan usaha
sendiri. Kalau sendiri, kita bisa menjalankan jasa layanan tambahan,
seperti servis aki dan bengkel kendaraan,” katanya.
Sumber: Harian Kontan