21/03/2012
Berlomba Memberikan Pelayanan Terbaik
Di tengah ketatnya persaingan, para pedagang bunga di Pondok Gede, Jakarta Timur berupaya memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan. Banyak cara yang mereka tempuh demi menjaring pelanggan, seperti memahami keinginan konsumen, membuka layanan 24 jam, dan mengutamakan kreativitas dalam berjualan.
DENGAN 20 kios bunga berjajar Jalan Raya Pondok Gede, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, para pedagang bunga bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Meski begity, persaingan mereka masih terbilang sehat
Tidak ada pedagang yang mencari pelanggan dengan cara membanting hargajual. Agar bisa menggaet banyak pelanggan, mereka berlomba memberikan pelayanan yang terbaik. Lihat saja yang dilakukan Muhammad Badri, pemilik Indau Florist. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, ia terus mengasah pengetahuannya tentang bunga.
"Pengetahuan ini penting untuk memberikan rekomen-dasi bagi pelanggan yang kerap mencari bunga untuk segala kondisi dan keperluan," jelasnya.Dengan memiliki pengetahuan yang cukup, pedagang dapat mencerna keinginan pelanggannya Jika tak bisa memahami keinginan konsumen tentu pelayanan akan mengecewakan.
Menurut Badri, pedagang seringkali hanya sekedar ingin barang dagangannya laku, tanpa bisa memahami apa yang diinginkan oleh konsumennya "Itu kan ironis, apalagi kalau pelanggannya lebih paham soal bunga ketimbang penjualnya" ucapnya
Selain berusaha memahami keinginan konsumen, Badri juga berusaha menjaring pelanggan dengan membuka layanan selama 24 jam. Kendati kiosnya tutup pukul 20.00 WIB, ia selalu melayanijika tiba-tiba ada pesanan di tengah malam."Dalam situasi darurat seperti kematian, pemesanan bunga harus dikirim saat itu juga dan kami harus siap kapan pun," tuturnya
Tetapi ada juga pedagang yang menempuh cara Iain dalam menggaet pembeli. Contohnya Muhammad Abbas, pemilik Wyaya Florist, la lebih mengedepankan kreativitas dalam menggaet konsumen. Misalnya, dalam merangkai karangan bunga papan, ia sebisa mungkin mengkreasi-kan stok bunga lama dengan yang baru. Dengan begitu, stok lama yang terancam layu dan kering tidak terbuang.
Hanya saja, ia harus pintar memadukan berbagai warna bunga, sehingga enak dipandang. Jadi selain pelanggan puas, ia jugauntung karena tidak ada bunga yang terbuang. Tapi tentu diperlukan kreativitas dan keterampilan," ujarnya
Selain kreativitas merangkai bunga, ia juga sangat memperhatikan tampilan kiosnya. Agar terlihat menarik, ia selalu mendeko-rasi tampilan kiosnya "Bunga identik dengan keindahan, mestinya suasana kios mencerminkan hal tersebut," ucapnya.
Badri sendiri menjamin, semua pedagang di tempatnya berjualan memiliki pengetahuan tentang bunga Sebab, hampir semua pedagang bunga di Pondok Gede pernah pekerja di toko bunga dalam waktu yang lama. "Jadi, hampir semua memiliki pengalaman lama dalam penjualan bunga," ujarnya
Di tengah ketatnya persaingan, para pedagang bunga di Pondok Gede, Jakarta Timur berupaya memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan. Banyak cara yang mereka tempuh demi menjaring pelanggan, seperti memahami keinginan konsumen, membuka layanan 24 jam, dan mengutamakan kreativitas dalam berjualan.
DENGAN 20 kios bunga berjajar Jalan Raya Pondok Gede, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, para pedagang bunga bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Meski begity, persaingan mereka masih terbilang sehat
Tidak ada pedagang yang mencari pelanggan dengan cara membanting hargajual. Agar bisa menggaet banyak pelanggan, mereka berlomba memberikan pelayanan yang terbaik. Lihat saja yang dilakukan Muhammad Badri, pemilik Indau Florist. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, ia terus mengasah pengetahuannya tentang bunga.
"Pengetahuan ini penting untuk memberikan rekomen-dasi bagi pelanggan yang kerap mencari bunga untuk segala kondisi dan keperluan," jelasnya.Dengan memiliki pengetahuan yang cukup, pedagang dapat mencerna keinginan pelanggannya Jika tak bisa memahami keinginan konsumen tentu pelayanan akan mengecewakan.
Menurut Badri, pedagang seringkali hanya sekedar ingin barang dagangannya laku, tanpa bisa memahami apa yang diinginkan oleh konsumennya "Itu kan ironis, apalagi kalau pelanggannya lebih paham soal bunga ketimbang penjualnya" ucapnya
Selain berusaha memahami keinginan konsumen, Badri juga berusaha menjaring pelanggan dengan membuka layanan selama 24 jam. Kendati kiosnya tutup pukul 20.00 WIB, ia selalu melayanijika tiba-tiba ada pesanan di tengah malam."Dalam situasi darurat seperti kematian, pemesanan bunga harus dikirim saat itu juga dan kami harus siap kapan pun," tuturnya
Tetapi ada juga pedagang yang menempuh cara Iain dalam menggaet pembeli. Contohnya Muhammad Abbas, pemilik Wyaya Florist, la lebih mengedepankan kreativitas dalam menggaet konsumen. Misalnya, dalam merangkai karangan bunga papan, ia sebisa mungkin mengkreasi-kan stok bunga lama dengan yang baru. Dengan begitu, stok lama yang terancam layu dan kering tidak terbuang.
Hanya saja, ia harus pintar memadukan berbagai warna bunga, sehingga enak dipandang. Jadi selain pelanggan puas, ia jugauntung karena tidak ada bunga yang terbuang. Tapi tentu diperlukan kreativitas dan keterampilan," ujarnya
Selain kreativitas merangkai bunga, ia juga sangat memperhatikan tampilan kiosnya. Agar terlihat menarik, ia selalu mendeko-rasi tampilan kiosnya "Bunga identik dengan keindahan, mestinya suasana kios mencerminkan hal tersebut," ucapnya.
Badri sendiri menjamin, semua pedagang di tempatnya berjualan memiliki pengetahuan tentang bunga Sebab, hampir semua pedagang bunga di Pondok Gede pernah pekerja di toko bunga dalam waktu yang lama. "Jadi, hampir semua memiliki pengalaman lama dalam penjualan bunga," ujarnya
Sumber: Harian Kontan
Fahriyadi