" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Menyulap Batubara Kelas Bawah Menjadi Aset Laris Manis

Menyulap Batubara Kelas Bawah Menjadi Aset Laris Manis

29/02/2012
Menyulap Batubara Kelas Bawah Menjadi Aset Laris Manis


Dunia seakan selalu mengalami kekurangan bahan bakar energi. Dengan permintaan tak pernah habis, Christopher Cline menambang kekayaan dari tambang-tambang batubara. Dengan kemampuannya membaca peluang, Cline menyulap batubara asal Illinois yang tidak laku, menjadi barang pilihan berbagai industri. Berbekal pertaruhan besar atas investasinya yang kecil, Cline kini berhasil menjadi salah satu raja batubara Amerika Serikat (AS).

BISA dibilang, hidup Christopher Cline tidak pernah jauh dari batubara. Sebelum berkarier selama 35 tahun di sektor batubara, keluarga Cline sudah mencari nafkah di lorong tambang batu nan hitam legam itu. Sekitar satu dekade lalu, kakek Cline sudah menambang batubara Caranya masih primitif, dengan linggis, di daerah Beckley, Virginia Barat, Amerika Serikat (AS).

Di usia enam tahun, Cline diperkenalkan cara menggali. Ayahnya membayarnya satu pom i \ untuk setiap karung galian kotoran dari beranda. Tahun 1980, ayahnya bersama beberapa teman, membeli tambang seharga USS 500.000 dan memberikan saham tersebut kepada Cline. Waktu itu, usianya 21 tahun.

Cline baru benar-benar terjun ke dunia batubara tahun 2002. Saat itu, dia dan rekannya, berbicara melalui telepon, pesimistis mendapatkan deposit batubara di Appalachia pusat Kawasan ini merupakan hamparan perbukitanyang terbentang dari Virginia Barat sampai Tennessee timur.

Namun, Cline melihat peluang lain. Keesokan harinya, Cline membelanjakan uang sebesar USS 300 juta untuk hak menambang, lahan dan peralatan pertambangan di Illinois. Dia bertaruh pada tambang batubara yang dipastikan tidak disukai oleh para rivalnya

Illinois memiliki cadangan batubara besar dan berharga murali. Namun memiliki kelemahan utama mengandung terlalu banyak belerang (sulfur), yang ketika dibakar di pembangkit listrik, menyebabkan hujan asam.

Namun, ini tidak memundurkan niat Cline menggunakan batubara dari Illinois. Dia berekspektasi, semua pembangkit listrik akan diwajibkan menggunakan penggo-sok sulfur (scrubbers) untuk mengurangi polusi.
"Jika setiap pembangkit harus membersihkan batubaranya, kenapa tidak menggunakan batubara murah dari Illinois?" kata dia, seperti dikutip Bloomberg.

Indeks hargabatubara Global Coal, naik 295%dalam dua tahun.Dengan asumsi cadangan batubara Applachia semakin berkurang, batubara yang telah dipoles dari Illinois akan semakin menarik. Cline benar. Tiga tahun kemudian, Badan Keamanan Amerika Serikat mewajibkan pembangkit listrik menambahkan scnibbers, sehingga membangkitkan kembali prospek barubara yang mengandung sulfur tinggi.

Batubara Illinois mendadak laris manis. Cline berhasil melipat-empatkan deposito lambang di Illinois menjadi USS 1,2 miliar dalam lima tahun.

Salah satu tambangnya, Pond Creek merupakan lorong panjang (long wall) bisa mengekstrak 25.000 ton batubara Jumlah ini cukup untuk menghidupi listrik 2.800 rumah di Amerika setiap tahun. Namun Cline bukan tidak pernah bertemu halangan. Krisis ekonomi tuhun 2008 telah menenggelamkan harga barubara sebanyak 84% dalam lima bulan.

Namun, pada November, harga " batubara kembali bergairah seiring nafas ekonomi muncul di permukaan. Indeks Global Coal rebound. Dalam waktu dua tahun, indeks ini telah naik 295%. Indeks ini naik lima kali lipat dibanding indeks saham Standard Poor 500, di periode tersebut. Saham-saham perusahaan batubara di bursa juga melonjak.

Namun, Cline tidak menikmati keuntungan dari kenaikan harga pasar finansial. Dia memilih membeli lokomotif, membangun pelabuhan di Sungai Ohio dan mendesain kapal yang bisa membawa batubaranya lewat laut. Dia selama ini mengekspor mayoritas 40% batubaranya ke Eropa Saat ini, dia akan meningkatkan ekspor ke China dan India

Konsistensi Cline di industri batubara Illinois terbukti mujarab membawa kekayaan pada pria berusia 54 ini. Saat ini, Forbes mencatat asetnya USS 2,3 miliar.

Sumber : Harian Kontan
Sanny Cicilia, Bloomberg

Entri Populer