" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Mencetak Sarjana Wirausaha

Mencetak Sarjana Wirausaha

24/02/2012
Mencetak Sarjana Wirausaha


Untuk melahirkan para entrepreneur muda sukses, perlu kesungguhan dari perguruan tinggi yang bervisi jangka panjang. DALAM dinamika kehidupan perekonomian bangsa Indonesia saat ini, seorang akademisi dituntut memiliki kreativitas tinggi. Bukan saja demi tuntutan memperoleh penghidupan untuk dirinya, melainkan juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Akan tetapi, perlu diingat, strategi itu sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Lantas gebrakan apa yang ditempuh perguruan tinggi kita? Salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) nasional, Bina Sarana Informatika (BSI), telah lama menerapkan program 3C, yaitu change, coach, dan consulting.

M Isnahuddin, Ketua BSI Entrepreneur Center (BEO, menjelaskan, change yang dimaksud adalah mengubah pola pikir mahasiswa kepada karakter yang mandiri. "Pada tahap ini, kita berikan seminar, training, dan workshop entrepreneur. Salah satunya adalah dengan memberikan program short course selama enam bulan untuk melatih mahasiswa menjadi wirausaha," terangnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (22/2).

Tahap selanjutnya adalah coach. Isnahuddin mengatakan mahasiswa akan dilatih dan dipantau. Pada tahap ketiga consulting, mahasiswa diberikan kemudahan berkonsultasi melalui berbagai media yang dimiliki BEC, baik secara online maupun offline. Cikal bakal BEC berasal dari BSI Career. Pada 2007, BEC dilepaskan menjadi unit tersendiri agar lebih fokus dalam mencetak calon-calon wirausaha muda.

Serupa tapi tak sama. Strategi berbeda dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB), salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. IPB memiliki program khusus yang bergerak di bidang kewirausahaan teknologi yang dikelola Recognition and Mentoring Program (RAMP-IPB). Wakil Rektor Bidang Bisnis dan Komunikasi IPB Arif Imam Suroso mengutarakan, program itu sudah merintis kelahiran 10 bisnis berbasis teknologi yang bermanfaat secara sosial".

Misalnya bisnis mesin Suritech, mesin yang memisahkan tulang dan daging ikan produksi fakultas perikanan dan ilmu kelautan. Ada juga biskuit kaya protein produksi fakultas ekologi manusia.

Berjenjang

Di IPB, kata Arif, program penyiapan kewirausahaan mahasiswa dan lulusannya dilakukan secara berjenjang dengan melibatkan unit-unit yang ada di IPB. Bukan hanya sekadar memasukkan kurikulum kewirausahaan.

Tahap internalisasi dilakukan melalui pemberian kuliah kewirausahaan sejak awal kepada semua mahasiswa di tingkat persiapan bersama yang diselingi dengan workshop. "Kuliah-kuliah diarahkan untuk merangsang lahirnya produk baru dan dengan dibekali kuliah perancangan teknis industri dan perencanaan bisnis." beber Arif.

Mahasiswa juga diminta untuk menjalankan sebuah usaha baru yang inovatif sebagai tugas akhirnya. Dari sisi pendanaan, Program Wirausaha Mahasiswa (PWM) diberikan pada mahasiswa sebagai modal usaha menjelang lulus.

Lalu apa peranan pemerintah dalam menciptakan para entrepreneur muda di negeri ini? Dari sisi kebijakan, Direktur Kemahasiswaan dan Akademik Ditjen Dikti Kemendikbud Ilah Sailah menjelaskan, materi kewirausahaan bisa masuk sebagai sebuah kurikulum ditunjang dengan kegiatan eksrrakurikuler, tugas skripsi, pelatihan dan bantuan modal bergulir bagi mahasiswa atas dasar proposal bisnis serta tutorial.

"Orientasi pendidikan tidak hanya menciptakan pencari kerja (job seeker). tetapi juga pencipta lapangan kerja {joh creator)." tegasnya. PWM sendiri adalah salah satu program pemerintah dengan memberikan dana batuan kepada perguruan-perguruan tinggi, sebagai bentuk permodalan untuk menumbuhkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa.

Tahun ini pemerintah mengucurkan dana Rp31,5 miliar kepada 92 perguruan tinggi negeri (PTN). Nilainya berkisar Rp200 juta-Rp340 juta per kampus. "Anggaran kewirausahaan tahun ini sebenarnya berkurang karena diharapkan PTN mampu mendanai sendiri," jelasnya.

Selain PWM yang diluncurkan Kemendikbud, Kementerian Koperasi dan UKM juga telah mencanangkan program Sarjana Wirausaha. Ironisnya, kata staf ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Soetarto, hanya 7,4% dari 4JB juta mahasiswa yang meminatinya. Itulah tantangan yang harus dihadapi dunia pendidikan nasional. C/S-5)oebay@mediaindonesia.com

Sumber : Media Indonesia
Syarief Oebaioillah



Entri Populer