" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Bisnis Sejak Mahasiswa, Cokro Siap Ekspansi ke Daeran Lain

Bisnis Sejak Mahasiswa, Cokro Siap Ekspansi ke Daeran Lain

02/02/2012
Profil Cokro Anton Wibowo
Bisnis Sejak Mahasiswa, Cokro Siap Ekspansi ke Daeran Lain



Cokro Anton Wibowo telah merintis bisnis sejak masih mahasiswa. Bermodal uang tabungan senilai Rp 50 juta, ia mendirikan usaha pabrik batubata. Setelah sukses, naluri bisnis kembali mendorongnya untuk terjun ke bisnis properti.

COKRO Anton Wibowo mulai terjun ke dunia bisnis sejak duduk di semester akhir di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Musi, Palembang. Ia mengawali bisnis properti sebagai produsen batubata. Ia merintis usaha batubata dalam skala kecil-kecilan di tahun 2005. Mulanya, ia hanya menjadi distributor batubata. Namun, di luar dugaan permintaan batubata di Palembang sangat besar. Bahkan, permintaan batubata sampai melampaui kapasitas produksi.

Maklum, saat itii Palembang didaulat menjadi tuan rumah ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2006. Sebagai tuan rumah, otomatis Palembang banyak melakukan pembenahan dan pembangunan di bidang infrastruktur.

"Alhasil, banyak pengembang yang harus order batubata dari kota Iain dan harganya jauh lebih mahal," ujarnya Kenaikan permintaan itu membuat Cokro kesulitan memenuhi order. Melihat tingginya permintaan, ia pun memutuskan untuk memproduksi batubata sendiri. "Saat itu pembangunan memang sedang gencarnya di Palembang," jelasnya.

Berbekal uang tabungan sebesar Rp 50 juta, ia mulai memproduksi batubata sendiri. Uang sebesar ituhasil tabungannya semasa infill duduk di bangku sekolah hingga mahasiswa. Selama menjelang PON itu, ia telah mendistribusikan puluhan ribu bata ko berbagai proyek pembangunan di Bumi Sriwijaya tersebut

Setelah ajang PON usai, Cokro tak lantas tenggelam. Bisnis batubatanya justru bertambah kinclong dan merambah kota lain di luar Palembang, seperti Muara Enim, dan Lahat. Omzetnya dari berjualan batubata ini mencapai Rp 200 juta saban bulan. Sukses berbisnis batubata tidak membuat Cokro lantas berpuas diri.

Ia pun mulai berpikir untuk terjun ke bisnis yang lebih besar. Tahun 2007, ia memutuskan menjadi kontraktor dan terlibat langsung di sejumlah proyek besar di Palembang. Ia merambah bisnis ini dengan mendirikan ( V Bintang Bangun Persada.

Meski masih harus berbagi dan berkongsidengan perusahaan konstruksi hun, Cokro tak berkecil hati. Ia justru mengamati dan terus belajar tentang dunia konstni ksi Tekadnya untuk sukses di bisnis semakin kuat. Untuk mewujudkan tekadnya itu, ia pun mulai menyiapkan aspek legalitas perusahaan serta mencari tenaga SDM yang berkualitas di bidang arsitektur.

Baru di tahun 2009, ia memutuskan untuk menggarap bisnis properti secara mandiri. Saat itu, banyak orang yang mencibir dan meragukan kemampuan Cokro di bisnis properti. Selain dinilai minim pengalaman, beberapa perusahaan propc irti raksasa asal Ibukota juga banyak yang gencar berekspansi di Palembang.

Namun, Cokro tak ambil pusing. Cibiran itu dijadikannya cambuk untuk memotivasinya agar sukses.
"Suara pesimistis itu tak lain karena saya harus langsung berhadapan dengan perusahaan properti raksasa asal Ibukota yang tengah ekspansi di Palembang," kisahnya. Namun, berkat keuletannya berusaha, ia sukses menggeluti bisnis properti. Balikan, ia berniat melebarkan sayap usahanya hingga ke luar Palembang.

Sumber : Harian Kontan
Fahriyadi


Entri Populer