" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Usaha Desain Interior Berkilau

Usaha Desain Interior Berkilau

15/01/2012
Usaha Desain Interior Berkilau


"Desainer interior bisamendapatkan untung yangcukup besar dibandingkandengan kontraktor interior."Memiliki minat dan bakat dalam bidang tertentu tentu merupakan moda! tersendiri dalam membuka sebuah usaha. Hal tersebutlah yang dirasakan oleh Febe Devi Tjahjadi Setyawan dan Fli Mamana Mardinpengusaha desain interior yang berada di bilangan Pondok Gede, bekasi.

Menurut pengusaha desain interior yang akrab disapa Devi dan Fli ini memiliki minat, bakat pengetahuan dan keterampilan dalam sebuah hal dapat dijadikan sebuah modal utama untuk membangun sebuah usaha. Berbekal minal, bakat dan pengetahuan yang dimilikinya dalam halpenataan ruang dan hunian mereka pun nekat membangun bisnis yang bergerak di bidang jasa desain pembuatan dan pemasangan perlengkapan interior dengan nama Roemah Disain.

"Semakin modern sebagian besar masyarakat berpandangan desain interior rumah beserta isinya lebih dari sekadar sarana untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan aktivitas sehari-hari tetapi lebih pada menjadi penanda atau identitas sekaligus pembentuk citra penghuninya," katanya.

Perubahan pola pikir tersebut membuka peluang usaha bagi bisnis desain interior. Dalam membangun bisnisnyatersebul, Devi dan Fli pun harus merogoh kocek sebagai biaya awal untuk menjalankan usaha. Mereka pun meminjam dana ke sebuah bank sebesar Rp50 juta untuk modal awal.

Usaha yang telah dibangunnya sejak 2007 bertahan di tengah ketatnya persaingan. Terkait dengan omzet yang didapatkan, mereka mengaku cenderung fluktuatif setiap bulannya. Hal tersebut karena bisnis di bidang jasa sangat tergantung keadaan masyarakat.

Dari omzet yang didapatkannya per bulan para desainer interior akan menerima fee atas jasanya 3%-7% dan 5%-10% dari nilai proyek Interior. Adapun, untuk pembelian perlengkapan interior ruangan usaha, keuntungan yang diperoleh sekitar 15% hingga 25% setiap itemnya.

"Untuk jasa konsultasi desain interior memang berkisar segitu fee -nya namun untuk perlengkapan yang kami jual di tempat kami ini jelas harga yang ditawarkan jauh lebih miring dibandingkan dengan di toko biasa dan kualitasnya juga tentu lebih baik," jelas Devi.

Untuk menjaga kepuasan konsumen bila permintaan sedang banyak dan tidak mampu ditangani, biasanya mereka akan melemparkan pesanan kepada rekan kerjanya yang lain namun yang bisa dikontrol proses pembuatannya.

"Kalau order sedang banyak sekali biasanya saya alihkan ke rekan saya tetapi yang bisa dipercaya dan kualitas serta hasil kerjanya dipercaya karena kalau tidak klien pasti akan kecewa menggunakan jasa kami lagi. Ini kan pekerjaan yang menyangkut nama dan nasib kami. Jadi kami enggak bisa melepas kepada orang yang tidak berkompeten" kata Fli.

Dina Hartadi, Ketua Himpunan Desainer

Interior Indonesia menyebutkan prospek jasa desain interior sangat bagus bahkan meningkat dari tahun sebelumnya.

Hal ini bisa dibuktikan dengan semakin banyaknya apartemen-apartemen yang baru, perkantoran yang baru, juga perkembangan masyarakat golongan middle up yang mulai sadar pentingnya menggunakan jasa desain interior.

Menjanjikan

Dina menyebutkan bahwa bisnis jasa desain interior adalah profesi yang terus menerus. "Terutama untuk apartemen yang lahannya tidak besar. Ruangan apartemen tidak bisa sembarangan membeli barang tanpa memperhatikan luas lahan," ujar Dina.

Usaha menjual jasa desain interior ini, menurut Dina, serupa dengan risiko arsitektur. Kadang kala klien tidak membayar angsuran pembayaran atau klien tidak menyukai desan yang sudah ada. "Namun, hal tersebut bisa diminimalisasi dengan cara selalu meminta approval kepada klien di setiap tahapan," imbuh Dina.

Tahapan yang Dina maksud adalah, tahapan yang dilakukan ketika akan mengerjakan projek. Seperti tahap pertama conceptual design dilanjutkan dengan design development, kemudian documenter tender. Pada masing-masing tahap bisa dilakukan approval sehingga menggaransi desainer agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Keuntungan yang didapat, menurut Dina, tergantung dari segi kebutuhan klien. Seorang desainer interior bisa mendapatkan untung yang cukup besar dibandingkan dengan kontraktor interior. Dina menyebutkan desainer bisa mendapat untung 40% dari total fee yang dibayarkan klien. Adapun, kontraktor interior hanya mendapatkan kurang dari 30% dari total /ee."Kalau seorang desainer lean yang dibayar adalah jasa, sedangkan kontraktor harus membeli material interior," jelas Dina.

Namun, Dina sedikit menyayangkan aturan harga di Indonesia. Di Indonesia belum ada aturan mengenai harga terendah untuk membayar jasa desain interior, baik desainer maupun kontraktor. Sehingga persaingan, dirasa Dina kurang adil. "Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memiliki tarif desain interior yang rendah," tutur Dina.

Sumber: Bisnis Indonesia
 


Entri Populer