27/01/2012
Inspirasi, Suwarna
Terus Bertahan Kendati Pernah Merugi dan Uang Dicuri Pegawai
Malang tak bisa ditebak untung tak bisa di raih. Bisnis sayuran yang dijalani Sumarna beberapa kali mengalami pasang surut. Ia pernah merugi saat menjadi pemasok pusat perbelanjaan modern. Setelah bangkit, ia kembali diuji. Uangnya senilai Rp 1,8 miliar ludes dicuri karyawannya.
BAK roda yang selalu berputar, bisnis Sumarna kerap mengalami pasang surut. Ia sukses membesarkan usahanya saat memutuskan pindah lokasi berjualanI ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur di tahun 1970. Pemilik kios Murah Rezeki ini terbantu berkat hubungan baiknya dengan relasi, seperti pelanggan maupun para pemasok dari Pasar Senen, jakarta Pusat, lokasi kiosnya dahulu.Dalam waktu singkat, usahanya dari berjualan cabai merah, cabai rawit, serta tomat di pasar induk makin berkibar. Ia pun berhasil melunasi cicilan kiosnya hanya dalam jangka waktu tujuh tahun.
Selama sepuluh tahuni berjualan, langganan tetap Sumama adalah para pedagang pasar tradisional di Jakarta Di tahun 1980-an, komoditas dagangannya mulai merambah pusat perbelanjaan modem, seperti supermarket.
Pada awalnya, ekspansi ke pasar swalayan itu berjalan lancar. Bahkan, dapat memperbesar pemasukan-nya Namun, setelah sepuluh tahun berjalan, penjualannya di pasar modern merosot.Bahkan, Sumama sempat merugi ratusan juta lantaran barang yang rusak tidak diganti pihak swalayan. Lama-kelamaan saya merugi karena mereka ambil barang dulu baru bayar," ujarnya
Akhirnya, di tahun 1990, Sumarna memutuskan berhenti memasok pasar modem. Untungnya, penjualan Sumama di pasar induk tetap berjalan normal. Di pasar induk ini, ia tetap menjadi langganan para pedagang pasar tradisional di Jakarta dan sekitarnya, seperti Pasar Cengkareng, Pasar Jembatan Dua, dan Pasar Pesing.
Dari sitoli keuntungan tetap mengalir ke kantong Sumarna Sebagian besar laba jualan itu ditabungnya di bank. Dari hasil jerih payah-. nya, jumlah tabungannya mencapai miliaran rupiah. Namun, cobaan kembali menghampirinya. "Duit saya dikorupsi lima karyawansaya yang tidak jujur," ungkap dia penuh sesal.
Sumama bercerita, penggembosan tabungan dilakukan secara bertahap sejak akhir tahun 2010. Pertengahan tahun 2011 ia baru menyadari tabungannya berisi Rp 1,8 miliar ludes dicuri pegawainya. Modus penilepan uang oleh karyawannya sangat merugikan Sumama. Misalnya, dari pasokan 10 kilogram (kg) tomat, karyawannya hanya membayar ke pemasok sebanyak 3 kg.
Kejadian itu berlangsung , selama sekitar hampir enam bulan. Tahu-tahu tagihan penibayaran dari pemasok menggelembung. "Jadi tanpa. sadar, saya harus membayar pasokan barang sebanyak dua kali," ujarnya
Sadar telah tertipu, Sumama langsung memecat kelima karyawannya. "Biarlah, saya hanya bisa menangis di batin saja dan tetap bertahan," kata dia.
Terus Bertahan Kendati Pernah Merugi dan Uang Dicuri Pegawai
Malang tak bisa ditebak untung tak bisa di raih. Bisnis sayuran yang dijalani Sumarna beberapa kali mengalami pasang surut. Ia pernah merugi saat menjadi pemasok pusat perbelanjaan modern. Setelah bangkit, ia kembali diuji. Uangnya senilai Rp 1,8 miliar ludes dicuri karyawannya.
BAK roda yang selalu berputar, bisnis Sumarna kerap mengalami pasang surut. Ia sukses membesarkan usahanya saat memutuskan pindah lokasi berjualanI ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur di tahun 1970. Pemilik kios Murah Rezeki ini terbantu berkat hubungan baiknya dengan relasi, seperti pelanggan maupun para pemasok dari Pasar Senen, jakarta Pusat, lokasi kiosnya dahulu.Dalam waktu singkat, usahanya dari berjualan cabai merah, cabai rawit, serta tomat di pasar induk makin berkibar. Ia pun berhasil melunasi cicilan kiosnya hanya dalam jangka waktu tujuh tahun.
Selama sepuluh tahuni berjualan, langganan tetap Sumama adalah para pedagang pasar tradisional di Jakarta Di tahun 1980-an, komoditas dagangannya mulai merambah pusat perbelanjaan modem, seperti supermarket.
Pada awalnya, ekspansi ke pasar swalayan itu berjalan lancar. Bahkan, dapat memperbesar pemasukan-nya Namun, setelah sepuluh tahun berjalan, penjualannya di pasar modern merosot.Bahkan, Sumama sempat merugi ratusan juta lantaran barang yang rusak tidak diganti pihak swalayan. Lama-kelamaan saya merugi karena mereka ambil barang dulu baru bayar," ujarnya
Akhirnya, di tahun 1990, Sumarna memutuskan berhenti memasok pasar modem. Untungnya, penjualan Sumama di pasar induk tetap berjalan normal. Di pasar induk ini, ia tetap menjadi langganan para pedagang pasar tradisional di Jakarta dan sekitarnya, seperti Pasar Cengkareng, Pasar Jembatan Dua, dan Pasar Pesing.
Dari sitoli keuntungan tetap mengalir ke kantong Sumarna Sebagian besar laba jualan itu ditabungnya di bank. Dari hasil jerih payah-. nya, jumlah tabungannya mencapai miliaran rupiah. Namun, cobaan kembali menghampirinya. "Duit saya dikorupsi lima karyawansaya yang tidak jujur," ungkap dia penuh sesal.
Sumama bercerita, penggembosan tabungan dilakukan secara bertahap sejak akhir tahun 2010. Pertengahan tahun 2011 ia baru menyadari tabungannya berisi Rp 1,8 miliar ludes dicuri pegawainya. Modus penilepan uang oleh karyawannya sangat merugikan Sumama. Misalnya, dari pasokan 10 kilogram (kg) tomat, karyawannya hanya membayar ke pemasok sebanyak 3 kg.
Kejadian itu berlangsung , selama sekitar hampir enam bulan. Tahu-tahu tagihan penibayaran dari pemasok menggelembung. "Jadi tanpa. sadar, saya harus membayar pasokan barang sebanyak dua kali," ujarnya
Sadar telah tertipu, Sumama langsung memecat kelima karyawannya. "Biarlah, saya hanya bisa menangis di batin saja dan tetap bertahan," kata dia.
Sumber : Harian Kontan
Muhammad Yazid