" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Tebak Buah Manggis, Labanya Amat Manis

Tebak Buah Manggis, Labanya Amat Manis

10/01/2012
Tebak Buah Manggis, Labanya Amat Manis


Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil manggis saburai. Pebudi-aya manggis di daerah itu bisa memanen hingga 300 ton per tahun. Saat ini, buah yang menjadi andalan masyarakat Tanggamus ini sudah menjelajah pasar ekspor mulai dari Taiwan, Australia, hingga Timur Tengah.

PROVINSI Lampung kini telah menjadi salah satu penghasil manggis saburai. Tanaman buah holtikultura nan manis dipusatkan di Kabupaten Tanggamus dengan luas lahan 172 hektare (ha). Sekitar 300 warga menjadi pebudidaya buah yang juga dikenal sebagai buahnya para dewa

Saat ini, manggis saburai telah mendapatkan sertifikasi prima 3 untuk pengelolaan mutu buah yang dikeluarkan Otoritas Kompetensi Ketahanan Pangan Daerah (OKKPD). Artinya, buah ini sudah layak untuk diekspor.

Salah satu pebudidaya manggis saburai adalah Zubaidi. Pria asal Kecamatan Kotaagung Timur, Tanggamus, Provinsi Lampung ini mengelola perkebunan manggis seluas 1 hektare (ha), di kebun miliknya. Disana, terdapat sekitar 100 pohon manggis yang sebagian besar berumur di atas 30 tahun. "Tapi ada yang muda, sekitar tujuh tahun," ujar pria kelahiran 1960 itu.

Menurutnya, buah hasil produksi yang dihasilkan pohon manggis tergantung usia pohon, besar kecilnya batang pohon, serta musim. Umumnya, pohon dengan usia muda dapat memproduksi manggis saburai sebanyak 30 kilogram (kg) perpohon. Adapun pohon berusia di atas 25 tahun mampu memproduksi buah hingga 1 kuintal buah.

Zubaidi menuturkan, manggis adalah pohon musiman. Biasanya, masa panen jatuh pada bulan Juli saban panen. Ketika panen tiba, buah manggis Zubaidi bisa mencapai 4 ton. "Tahun 2011 lalu, musim kemarau sangat panjang, sehingga saya dapat menghasilkanhingga 5 ton manggis," ujarnya. Musim kemarau adalah masa terbaik bagi manggis untuk berbuah.

Setelah panen, petani buah manggis saburai menjual kepada pengepul atau koperasi setempat dengan harga sekitar Rp 4.200 hingga Rp 5.000 per kg. Dari hasil menjual manggis pada panen raya tahun lalu, Zubaidi bisa mendapatkan omzet Rp 100 juta dengan laba bersih mencapai Rp 20 juta "Itu sudah dipotong untuk pengeluaran, biaya jasa pemetikan, pupuk, dan perawatan pohon," ujar dia

Joko Prabowo, Kepala Unit Pelaksana Teknis Pertanian Kabupaten Tanggamus mengatakan, bukan saja buah manggis yang bisa dijual petani, mereka sejatinya bisa menjual bibit manggis. Harganya berkisar Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per batang. Harga tergantung jumlahdaun yang telah tumbuh pada batang bibitnya. "Biasanya kalau batang daunnya ada empat buah, harganya sekitar Rp 30.000," ungkapnya

Joko bilang, buah manggis merupakan perkebunan buah dengan investasi jangka panjang. Petani baru dapat memetik hasil produksinya setelah bibit yang ditanam melewati usia sekitar enam tahun. Makanya, pebudidaya manggis menunggu masa buah dengan bercocok tanam padi. "Baru setelah enam tahun, mereka bisa memetik hasilnya," ujar dia

Beda manggis biasa dan saburai dengan manggis tampak dari warna kulitnya Jika manggis kebanyakan berwarna keunguan, manggis saburai cenderung coklat. Rasanya pun khas, yaitu rasa manis masam dengan daging yang tebal.

Sumber: Harian Kontan
Muhammad Yazid


Entri Populer