" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Sukses Belajar dari Keindahan Kebun Sawit

Sukses Belajar dari Keindahan Kebun Sawit



Duuh Senengya Nikmati Liburaaan di Ancol

09/01/2012
Sukses Belajar dari Keindahan Kebun Sawit
Pantang melihat ke belakang, hidup harus senantiasa melihat ke depan.


UNGKAPAN pengalaman adalah guru terbaik sering menjadi pendorong keberhasilan seseorang. Bila dibarengi dengan profesionalitas, hasrat [passion), kesungguhan, serta kemampuan pendekatan pribadi (interpersonal) yang mumpuni, kesuksesan hanya tinggal menunggu dipetik saja.

Hal itu dipegang teguh oleh Chief Executive Officer (CEO) PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Agri, Koh Beng Hock. Kenangan masa kecilnya di perkebunan sawit menorehkan tekad besar untuk berkarier di industri kelapa sawit hingga menduduki jabatan puncak di perusahaan sawit ternama PT ANJ Agri. "Kala liburan sekolah, saya berkunjungke rumah paman yang merupakan pegawai perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Bersama dengan sepupu, saya bermain di perkebunan dan terhipnosis oleh indahnya pemandangan, suasana tenang nan sepi, dan fasilitas kebun yang dilengkapi dengan bungalo dan lapangan tenis," ungkapnya saat ditemui Media Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Memori itu mengawali sebuah cita-cita berkarier di dunia perkelapasawitan. Dengan bekal beasiswa dari sebuah perusahaan BUMN Malaysia, Federal Land Development Authority (Felda), Koh melanjutkan pendidikan jenjang kuliah jurusan teknik mesin di Universitas Teknologi Malaysia.

Dia pun mendapat jaminan ikatan dinas setamat kuliah. Karier pria yang juga mengecap pendidikan di Manchester, Inggris, itu terusmenanjak Selepas bekerja dari Felda, ia pindah untuk bekerja di perusahaan besar perkebunan swasta di Malaysia, Sime Darby. Setelah 10 tahun mengabdikan diri di Sime Darby, Koh bergabung dengan PT SMART Tbk, perusahaan hulu-hilir sawit Indonesia hingga meraih posisi sebagai Senior Production Controller.

Pengalaman berpuluh tahun lamanya berkiprah di berbagai perusahaan sawit membawanya menjadi CEO ANJ Agri pada November 2005 hingga saat ini. Kini dalam menjalankan perannya sebagai orang nomor satu di ANJ Agri Group, Koh harus terus membawa perkembangan bisnis perusahaan.

Fokusnya adalah mencapai visi ANJ Agri menjadi perusahaan pangan dan energi terbarukan kelas dunia yang meningkatkan citra bangsa Indonesia. Untuk itu, ANJ Agri memutuskan untuk memasuki energi biogas dan biomassa secara berkala.

Pada kuartal I 2011, ANJ Agri membangun pabrik gasifikasi biomassa yang berpotensi menghasilkan 40 kilowatt (kw) tenaga listrik untuk perumahan karyawan. Ini merupakan sebuah proyek percobaan dalam memasuki sektor energi terbarukan.

Perseroan juga sedang menyelesaikan proyek biogas dari limbah sawit yang juga dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga listrik sekitar 1.200 kw. Listrik tersebut akan dijual kepada PLN."Bagian saya adalah terus memacu dan memotivasi semua pegawai untuk menjaga dan meningkatkan performa bagi korporasi. Melihat budaya kerja perusahaan, saya yakin perseroan dapat mencapai visi tersebut," ungkap Koh.

Di tangannya. ANJ Agri terus melaju di kancah bisnis kelapa sawit nasional dan global. Hingga triwulan ni 2011, ANJ Agri mencatatkan laba kotor hingga September 2011 sebesar US$64 juta, jauh lebih tinggi ketimbang pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$$47juta.

"Filosofi setiap hari adalah pembelajaran saya pegang teguh. Pantang untuk melihat ke belakang, hidup harus senantiasa melihat ke depan. Saya masih merasa ndak puas dan tertarik berkarier di perkebunan kelapa sawit Indonesia," tutur pria yang telah 37 tahun terjun di industri sawit ini.

Memimpin dengan nurani

Menurut Koh, pemimpin mengambil peran kunci dalam menjaga kinerja positif perseroan. Ia tidak segan turun langsung ke perkebunan untuk membantu dan mengawasi setiap rantai produksi ANJ Agri. Koh menghabiskan waktu lebih banyak di lapangan, bekerja bersama para pekerja kebun sawit.

"Bagi seorang planter (pekebun), turun langsung ke lapangan dan melakukan yang terbaik sebagai seorang pimpinan adalah contoh yang paling nyata tanpa perlu banyak kata-kata. Pemimpin harus memimpin dengan nurani. Pemimpin harus memberi teladan dan menjalankan setiap ucapannya," ungkap Koh.

Ia mengakui gaya kepemimpinannya terinspirasi oleh sosok almarhum Julius Tahija, pendiri ANJ yang bercita-cita membangun bisnis beretika yang berkelanjutan. Perseroan berpegang teguh pada nilai-nilai hakiki integritas, menghargai sesama manusia dan lingkungan, disertai peningkatan kemampuan secara berkesinambungan.

Berbekal keyakinan itu, ia mengaku tidak gentar dengan persaingan ketat bisnis kelapa sawit Indonesia. Iklim investasi Indonesia yang Wan kondusif mengundang masuknya investasi lokal maupun asing yang tentu meningkatkan persaingan antarpelaku industri sawit.

Rambah Papua

Untuk menghadapi persaingan, ANJ Agri terus memperkuat basis bisnisnya, mula; dari sisi produksi hingga distribusi. Perseroan akan menyelesaikan penanaman 10.500 hektare (ha) di Kalimantan Barat dalam jangka waktu dua tahun ke depan.

Dengan demikian, lahan tertanam di ANJ Agri menjadi sekitar 45 ribu ha. Ekspansi lahan sawit dilakukan dengan mencari lahan baru ataupun mengakuisisi kebun untuk mencapai target luas kebun 100 ribu ha.

Melalui anak perusahaannya yaitu ANJ Agri Papua, sedang dilakukan ekspansi di bidang produksi sagu. Setelah melalui proses perizinan dan lain-lain yang terkait selama 3,5 tahun, perusahaan mulai membangun sebuah pabrik sagu yang berkapasitas 3.000 ton per bulan.

Pabrik tersebut akan menjadi sebuah pabrik sagu modem dan diperkirakan siap pada akhir tahun ini atau awal 2013. ANJ Agri Papua akan membangun kanal-kanal di lahan hutan sagu seluas 40 ribu ha dan menebang pohon-pohon sagu yang sudah layak ditebang dan melakukan proses produksi sagunya di pabrik yang akan siap dibangun.

"Saya ingin memperkukuh posisi ANJ Agri sebagai premier plantation. Bukan berarti menjadi perusahaan perkebunan terbesar tetapi menjadi perkebunan berkualitas prima yang memiliki produktivitas tinggi, biaya produksi yang efisien serta berkesinambungan," papar Koh.

Ia menekankan semua hal itu akan dicapai dengan kepedulian tinggi terhadap kelestarian lingkungan. Indonesia sering kali menjadi sorotan dunia internasional karena praktik perkebunan yang dianggap merusak hutan dan lahan gambut."Kami harus peduli terhadap lingkungan dan pada akhirnya menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi seluruh shareholder dan stakeholder kami," tegasnya.

Sumber : Media Indonesia
Daniel Wesly Rudolf


Entri Populer