" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Kapasitas Pelaku UKM Ditingkatkan

Kapasitas Pelaku UKM Ditingkatkan

24/01/2012
Kapasitas Pelaku UKM Ditingkatkan

JAKARTA (Suara Kaiya) Awal 2012 ini. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Kerukunan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI) mulai melakukan upaya peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (LMKM), salah satunya melalui pelatihan di wilayah DKI Jakarta yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura (AP) I.

"Pelatihan ini pertama kali di Indonesia dan diselenggarakan untuk wilayah DKI Jakarta. Ini merupakan langkah untuk meningkatkan kapasitas UMKM. Selanjutnya kegiatan yang sama dilakukan untuk seluruh Indonesia," kata Ketua Umum DPP KUKMI Azwir Dainy Tara usai acara pelatihan angkatan I di DPP KUKMI Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut dia, tahun ini sedikitnya akan dilakukan pelatihan UMKM untuk 20 angkatan di Jakarta, sedangkan peserta belum dipastikan tergantung pembiayaan yang akan dikerjasamakan dengan berbagai BUMN. "Tahun ini, kita melakukan sekitar minimal 20 angkatan di Jakarta. Nantidilihat pembiayaannya melalui kerja sama dengan BUMN"," tutur dia.

Sejumlah BUMN yang dinyatakan akan bekerja sama dengan KUKMI meliputi PT Jamsostek (Persero), PT Bukit Asam, dan lainnya, serta akan dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia Pelatihan ini diikuti 90 peserta UMKM dari seluruh DKI guna membangun usaha selama dua hari pada 19 dan 20 Januari 2012. Dengan pelatihan ini, maka akan lebih meningkatkan kemandirian dan daya saing mereka. DPP KUKMI akan memantau perkembangan usaha anggotanya di seluruh Indonesia. Sektor UMKM diminta giat berusaha dan tidak berputus asa.

Terkait fasilitas pembiayaan terhadap UMKM, anggota Komisi VII DPR ini mengatakan, perbankan masiri belum mendukung penuh upaya pengembangan UMKM, baik dilihat dari sisi aksesibilitas maupun tingkat suku bunga yang masih tergolong tinggi. Bahkan, dewasa ini pembiayaan melalui perbankan seperti praktik pengusaha rentenir di jalan-

"Pembiayaan melalui perbankan dewasa ini seperti rentenir dengan hitungan ein-pat-enam. Artinya, pinjam empat, kembalikan enam. Bedanya dengan rentenir, orang-orang perbankan berseragam dan rapi (sementara rentenir tidak)," kata Azwir.

Dia menjelaskan, praktik perbankan yang layaknya rentenir ini dapat dilihat dari produk kartu kredit yang mendorong masyarakat untuk konsumtif. Dengan ini, perbankan mendapat keuntungan seperti hitungan empat-enam tersebut

"Itu masih ditoleransi, karena perbankan Indonesia juga harus berkompetisi dengan bank asing yang sangat mudah berusaha di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, fungsi-fungsi perbankan lainnya, seperti intermediasi, tidak sepenuhnya berjalan, termasuk dalam skema pemanfaatan tanggung jawab sosial perusahaan {corporate social responsibility/CSR) yang juga belum maksimal. Hingga saat ini, UMKM masih kesulitan mengembangkan usaha karena banyak dukungan dari pihak terkait 

Sumber :Suara Karya
 

Entri Populer