" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Jelang Imlek, Lampion Jadi Lahan Bisnis Menjajakan

Jelang Imlek, Lampion Jadi Lahan Bisnis Menjajakan

16/01/2012
Jelang Imlek, Lampion Jadi Lahan Bisnis Menjajakan


JAKARTA. Jelang perayaan tahun baru Imlek, permintaan pernak-pernik imlek terus meningkat. Salah satunya adalah permintaan lampu lampion. Lentera hias khas China itu semakin banyak dipesan pengelola pusat perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan untuk menyemarak-, kan perayaan Imlek pada 23 Januari mendatang.

Indra, salah seorang perajin dan penjual lampion imlek di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengaku, sudah kebanjiran pesanan sejak Desember tahun lalu. Namun, ia tidak dapat melayani semua pesanan lantaran keterbatasan tenaga. "Hanya 50% pesanan yang dapat saya terima, sisanya ditolak," ujar Indra, akhir pekan lalu.

Pesanan tersebut berasal dari Jakarta dan luar kota, seperti Medan dan Palembang. Guna memenuhi pesanan tersebut, Indra mempekerjakan 15 orang pegawai. Lampion yang dipesan cukup beragam. Ada yang memakai aksesoris warna-warni dan ada juga yang polos.

Semakin mendekati Imlek seperti sekarang, pesanan lampion terus bertambah. Hingga saat ini saja, Indra sudah mendapat 2.000 pesanan lampion, dengan berbagai ukuran mulai dari 30 centimeter (cm) sampai satu meter. "Pesanan melonjak 300% dari hari biasa," ujarnya

Indra membanderol lampion buatannya mulai dari Rp 35.000 untuk ukuran yang paling kecil, sampai Rp 500.000 untuk ukuran satu meter. Omzet yang sudah dikantongi Indra menjelang imlek ini mencapai di atas Rp 50 juta. Ada-pun laba bersih yang dterimanya sekitar 30% - 50% dari omzet.

Sementara pada hari biasa, Indra hanya mengontongi omzet sekitar Rp 30 juta perbulan. Lantaran permintaan meningkat, Indra tidak memberikan diskon kepada pembeli. Padahal, pada hari biasa ia biasa memberikan diskon sekitar 10%. "Saya tidak memberikan diskon karena harus lembur untuk menyanggupi pesanan," tuturnya

Meski berdomisili di Jakar-ta, Indra memiliki bengkel pembuatan lampion di Jawa Tengah. Bahan baku pembuatan lampion terdiri dari kain, dan aksesoris lain yang diimpor langsung dari China. Sementara rotannya dibeli dari pengusaha lokal.

Herie, seorang perajin lampion lain yang bermukim di BSD City, Tangerang Selatan, Banten juga mengaku kebanjiran pesanan. Selain lampion, Herie juga kebanjiran pesanan pohon angpao. Untuk perayaan Imlek tahun ini, ia mendapat pesanan pohon angpao sebanyak 50 batang, sementara lampion sekitar 40 buah.

Ia membanderol harga pohon angpao mulai dari Rp 250.000 hingga Rp 450.000 perpohon. Sementara lampion mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 120.000 per buah.Herie mengaku, mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta dengan laba bersih sekitar 15%. "Bisnis pernak-pernik imlek ini bukan tiap hari, tapi hanya menjelang Imlek saja," ujar Herie.

Untuk menjaring konsumen, ia memasarkan produknya melalui internet. "Jadi saya tidak membuka toko," jelas Herie.

Sumber: Harian Kontan
Noverius Laoll


Entri Populer