07/01/2012
Aroma Warung Tinggi Makin Mewangi
Warung Tinggi Coffe tetap, bertahan, meski kedai kopi modern bermunculan. Bahkan kini Warung Tinggi juga sudah menjadi eksportir produk kopi ke sejumlah negara. Apa resepnya bisa bertahan? Coffee lovers tentu sudah mengenal kedai Warung Tinggi Coffee. Warung kopi yang berlokasi di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat ini legendaris. Warung ini tetap mampu bertalian hingga kini sudah di tangan generasi kelima. Selain tercatat kedai kopi, Warung
Tinggi juga memiliki pabrik pengolahan kopi sendiri, lo. Bukan perkara gampang nun ipertahankan usaha hingga ratusan tahun. Menurut Rudy Widjaja, pemilik PT Warung Tinggi Coffe, resepnya sebetulnya sederhana saja, yakni menjaga kualitas dan berinovasi menciptakan produk kopi baru.
Demi menjaga kualitas, Warung Tingggi juga tidak pernah membuka cabang kedai kopi. "Saya takut turun kualitasnya," kata pria berusia 70 tahun itu.Produk kopi Warung Tinggi pun dibuat sangat serius. Di pabrik seluas 1.500 meter persegi di kawasan Tangerang, Rudy memantau proses produksi kopinya saban hari. Ia mengecek sendiri, mulai dari hasil gorengan, rasa, kadar kafein serta aroma kopinya "Kalau tidak sesuai dengan standar, saya suruh diganti dan diulangi lagi,"tuturnya
Sebenarnya, ia bisa saja memproduksi lebih banyak byi kopi. Namun itu tidak dilakukannya lantaran Rudy menginginkan kopi berkualitas tinggi. Ia juga hanyaSampai saat iniprosespengecekanproduksi biji kopimasih di tanganRudy.memproduksi kopi sesuai pesanan. Saban bulan, pabrik Warung Tinggi hanya bisa menghasilkan 100 ton kopi.
Soal bahan baku, Rudy juga selektif. "Saya punya lebih dari 100 jenis kopi berbeda," ujarnya.Untuk mendapatkan kopi berkualitas tinggi, biji kopiyang sudah mengalami seleksi dari berbagai daerah itu disimpan dalam gudang. "Saya selalu menabung byi kopi sebanyak 100 ton," kata dia. Kopi tersebut lalu disimpan antara 5 tahun sampai 6 tahun agar harum kopi terjaga.
Lewat proses pembuatan yang prima itu, produk kopi Waning Tinggi pun bisa bertahan. Bahkan, sejak 2010, kopi merek Warung Tinggi telah diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat (AS). Sekarang, mereka sedang menjajah pasar ekspor di Korea Selatan. "Kami bisa mengekspor 20 ton kopi per bulan," imbuh Angelica Widjaja, anak Rudy Widjaja Angelica merupakan generasi kelima yang meneruskan bisnis ayahnya
Angelica bilang, pasar ekspor merupakan cara Warung Tinggi mengembangkan usaha. Di dalam negeri, perusahaan ini juga melebar-kan pejualan produknya dengan menggandeng Indomart dan Alfamart.Kini, Rudy sudah berancang-ancang agar kedai kopinya lebih ramai lagi. Ia berniat menyulap kedainya sekarang menjadi kafe kopi yang lebih modem. "Ini salah satu cara membesarkan bisnis," ungkapnyaDengan cara itu, Rudy berharap, usaha Warung Tinggi Coffe yang telah dirintis sejak 1878 itu bisa tetap bertahan.
Warung Tinggi Coffe tetap, bertahan, meski kedai kopi modern bermunculan. Bahkan kini Warung Tinggi juga sudah menjadi eksportir produk kopi ke sejumlah negara. Apa resepnya bisa bertahan? Coffee lovers tentu sudah mengenal kedai Warung Tinggi Coffee. Warung kopi yang berlokasi di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat ini legendaris. Warung ini tetap mampu bertalian hingga kini sudah di tangan generasi kelima. Selain tercatat kedai kopi, Warung
Tinggi juga memiliki pabrik pengolahan kopi sendiri, lo. Bukan perkara gampang nun ipertahankan usaha hingga ratusan tahun. Menurut Rudy Widjaja, pemilik PT Warung Tinggi Coffe, resepnya sebetulnya sederhana saja, yakni menjaga kualitas dan berinovasi menciptakan produk kopi baru.
Demi menjaga kualitas, Warung Tingggi juga tidak pernah membuka cabang kedai kopi. "Saya takut turun kualitasnya," kata pria berusia 70 tahun itu.Produk kopi Warung Tinggi pun dibuat sangat serius. Di pabrik seluas 1.500 meter persegi di kawasan Tangerang, Rudy memantau proses produksi kopinya saban hari. Ia mengecek sendiri, mulai dari hasil gorengan, rasa, kadar kafein serta aroma kopinya "Kalau tidak sesuai dengan standar, saya suruh diganti dan diulangi lagi,"tuturnya
Sebenarnya, ia bisa saja memproduksi lebih banyak byi kopi. Namun itu tidak dilakukannya lantaran Rudy menginginkan kopi berkualitas tinggi. Ia juga hanyaSampai saat iniprosespengecekanproduksi biji kopimasih di tanganRudy.memproduksi kopi sesuai pesanan. Saban bulan, pabrik Warung Tinggi hanya bisa menghasilkan 100 ton kopi.
Soal bahan baku, Rudy juga selektif. "Saya punya lebih dari 100 jenis kopi berbeda," ujarnya.Untuk mendapatkan kopi berkualitas tinggi, biji kopiyang sudah mengalami seleksi dari berbagai daerah itu disimpan dalam gudang. "Saya selalu menabung byi kopi sebanyak 100 ton," kata dia. Kopi tersebut lalu disimpan antara 5 tahun sampai 6 tahun agar harum kopi terjaga.
Lewat proses pembuatan yang prima itu, produk kopi Waning Tinggi pun bisa bertahan. Bahkan, sejak 2010, kopi merek Warung Tinggi telah diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat (AS). Sekarang, mereka sedang menjajah pasar ekspor di Korea Selatan. "Kami bisa mengekspor 20 ton kopi per bulan," imbuh Angelica Widjaja, anak Rudy Widjaja Angelica merupakan generasi kelima yang meneruskan bisnis ayahnya
Angelica bilang, pasar ekspor merupakan cara Warung Tinggi mengembangkan usaha. Di dalam negeri, perusahaan ini juga melebar-kan pejualan produknya dengan menggandeng Indomart dan Alfamart.Kini, Rudy sudah berancang-ancang agar kedai kopinya lebih ramai lagi. Ia berniat menyulap kedainya sekarang menjadi kafe kopi yang lebih modem. "Ini salah satu cara membesarkan bisnis," ungkapnyaDengan cara itu, Rudy berharap, usaha Warung Tinggi Coffe yang telah dirintis sejak 1878 itu bisa tetap bertahan.
Sumber : Harian Kontan
Noverius Laoli