4/12/2011
Perempuan Pemalu Nekat Jadi Pebisnis
Perempuan Pemalu Nekat Jadi Pebisnis
AWALNYA, Ketut Mahcndri dikenal sebagai perempuan yang pemalu. Tapi, ketika ia memulai bisnis mendistribusikan boneka-boneka, lama kelamaan sifat pemalu itu terkikis. Menangani bisnis memang banyak mengubah dirinya.
Kini, ia menjadi wanita yang penuh percaya diri dan berani mengambil keputusan- Semua itu berkat pelatihan dan bisnis yang dijalankanny.i selama tiga tahun ini."Semua itu berkat keyakinan saya bahwa saya pasti bisa. Saya* yang pemalu dulunya sekarang jadi lebih percaya diri," ujar Ketut Mahcndri pemilik usaha distributorboneka.com kepada Berita Kota, beberapa waktu lalu.
Keyakinan Ketut sebenarnya muncul karena ia telah banyak belajar tentang pengembangan diri. Ketut mengikuti banyak pelatihan dan membaca berbagai buku pengembangan diri sehingga ia punya keberanian untuk memulai bisnis.
"Kalau tidak dimulai, kapan mulainya. Memang itu selalu muncul pada diri setiap orang yang mau memulai bisnis. Mereka akan berpikir panjang dan tidak mengambil langkah untuk memulai bisnis," kata Ketut.
Menurutnya, semakin menunda idc berbisnis, semakin terpendam keinginannya. Ketut menilai, dirinya termasuk nekat. Bahkan, ia tidak peduli lagi dengan biaya yang hams dikeluarkannya untuk mulai bisnis. Ia tidak tanggung-tanggung, Ketut langsung membuka toko dengan modal yang dibagi bersama temannya.
Sedangkan untuk menjaring para distributor atau calon pembeli boneka-boneka, ia membuka website dengan pinjaman uang Rp 5 juu dari "mentor" bisnisnya. Putu Putra Yasa, la dengan tekad dan kerja keras bisa mengembalikan pinjaman modal itu dalam tempo tiga bulan.
Pada tahun pertama, bisnis konvensional itu berjalan mulus, la i mendapat banyak keuntungan. Tetapi karcru tokonya laris, banyak orang yang ingin menikmati keuntungan yang sama sehingga mereka juga membuka toko yang sama. Maka pada tahun kedua, Ketut harus mengubah arah bisnisnya.
Dalam bisnis boneka, ia bukan hanya menyediakan boneka-boneka untuk calon pebisnis atau yang sudah jadi pengusaha. Calon pebisnis cukup mengeluarkan uang Rp 2 juta untuk mendapat paket boneka yang bisa dijualnya lagi.
Tapi, ia juga mengembangkan sayapnya dengan menyediakan pesanan boneka bagi perusahaan yang ingin membuat maskot perusahaan. Boneka-boneka itu digunakan sebagai sarana promosi perusahaan.
Ketut orang yang senang mencari tantangan dalam bisnisnya. Perempuan yang sempat belajar tentang digital printing ini memutuskan untuk membuka digital printing pada tahun 2009. Untuk membuka usaha itu, Ketut bermodalkan nekat, dw
Sumber :Berita kota