6/12/2011
Kemasan produk UKM dibenahi
Kerajinan aksesori fashion milik rumah pintar terus dikembangkan
JAKARTA Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi pengembangan kemasan berbagai produk skala usahakecil dan menengah yang dihasilkan kelompok-kelompok rumah pintar. Neddy Rafinaldy Halim, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, mengemukakan melalui fasilitasi, pemerintah memiliki agenda khusus, yakni membangun identitas kelompok tersebut.
"Rumah pintar (Rumpin) yang dibina Solidaritas Istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu II (Sikib) memiliki potensi dikembangkan menjadi komoditas nasional," ujar Neddy Rafinaldy Halim kepada Bisnis, kemarin.
Jumlah Rumpin yang dibina Sikib di seluruh Indonesia 265 unit. Adapun berbagai produk yang dihasilkan kelompok terdiri dari pelaku UKM, seperti industri rumah tangga, produk kerajinanhingga makanan dan minuman.
Menurut Neddy, agar produk makanan dan minuman semakin luas pemasarannya, Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi pelatihan kepada pelaku-pelaku usaha yang bernaung di bawah kelompok Rumpin. Khususnya untuk kekuatan packaging atau kemasan.
Salah satu strategi paling vital agar produk bisa memasuki pasar nasional, terutama makanan dan minuman, harus dikemas standar. Kemasan yang dipergunakan UKM selama ini masih bersifat tradisional, sehingga harus diperbaiki.
Neddy bahkan memberi peluang kepada Rumpin-Rumpin agar memasarkan produk mereka di Gedung SME Tower yang diperuntukkan bagi pusat pemasaran dan promosi produk yang dihasilkan UKM.
"Ke depan, kami tidak hanya memfasilitasi kemasan produk makanan dan minuman. Apa saja yang dihasilkan Rumpin, SDM yang terlibat dalam proses hasil akhir akan kami berikan pelatihan dan kemasannya," ujar Neddy Rafinaldy.
Adapun berbagai produk yang dihasilkan Rumpin dari seluruh Indonesia yang perlu dikembang-kan kemasan dan pemasarannya, a.l. ikan bandeng, emping, produk jamur, gula semut, produk kerajinan dan aksesori fasliion hingga sosis ikan.
Untuk memperkuat UKM anggota Rumpin, Kementerian Koperasi dan UKM menugaskan Packaging House yang dipimpin Damingsih Rudtiadji. Khususnya mengenai teknik dan model pengemasan menarik.
Pengemasan yang baik bisa mencegah dan mengurangi kerusakan karena melindungi produk. Jenis kemasan yang biasa dipergunakan UKM umumnya kertas, sedangkan fasilitasi tersebut memperkenalkan pemanfaatan plastik, karton, dan kotak kayu. Bergantung pada jenis produknya.
Fasilitasi komputer
Sebelumnya, pemerintah juga memfasilitasi sekitar 100.000 koperasi Indonesia dengan satu unit perangkat operasional komputer siap pakai dilengkapi jaringan koneksi online untuk menjadikan koperasi Indonesia masuk kategori modem.
Braman Setyo, Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan fasilitasi ini diberikan kepada koperasiyang dinilai mengikuti era modernisasi, dan bisa direalisasi berkat kerja sama dengan PT Telkom Indonesia.
"Target 10.000 koperasi yang akan difasilitasi koneksinya secara online, hingga 2014. Jumlah ini hasil kesepakatan dan rencana kerja PT Telkom bersama Kementerian Koperasi dan UKM," ujar Braman Setyo (Bisnis, 27 November 2011 j.
Pada tahap awal fasilitas serupa sudah dilakukan kepada sekitar 60 koperasi di seluruh Indonesia. Perangkat teknologi canggih secara online diberikan, berdasarkan kesepakatan kerja sama yang ditandatangani pada Hari Koperasi Nasional 2010 di Surabaya, Jatim.
Adapun koperasi yang telah memanfaatkan teknologi modem tersebut seagai sarana komunikasi terhadap sesama koperasi maupun dengan anggota, lebih banyak dimanfaatkan koperasi simpan pinjam (KSP).
Mulai 2012, Kementerian Koperasi dan UKM dipastikan mengarahkan pemanfaatannya secara merata kepada seluruh gerakan koperasi. Pemanfaatan teknologi informasi bagi gerakan koperasi, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Sultan Effendi, Asisten Deputi Urusan Tanaman Pangan dan Holtikulutra Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan pada tahap awal tahun ini, fasilitasi akan diberikan merata kepada lima koperasi di setiap provinsi.
"Kelima koperasi tersebut dijadikan sebagai proyek percontohan yang juga dilengkapi modem sebagai koneksinya. Perangkat tersebut diberikan PT Telkom kepada koperasi yang kami tunjuk," ujar Sultan Effendi.
.Menurut dia, perangkat yang diberikan perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut gratis selama 6 bulan. Setelah itu dilakukan perhitungan sewa dengan harga di bawah standar perusahaan jasa serupa.
Setelah fasilitasi diberikan merata ke provinsi, selanjutnya diperluas ke tingkat kabupalen/ kota. Jika ada koperasi di daerah sama yang berminat, proses selanjutnya dilakukan melalui koperasi penerima fasilitas pertama.
"Jika perangkat dan fasilitas tersebut dibeli tunai, nilainya kami perhitungkan mencapai Rp20 juta. Dengan penawaran sewa yang diawali dengan pemakaian gratis 6 bulan, akan bermanfaat bagi koperasi.
Kerajinan aksesori fashion milik rumah pintar terus dikembangkan
JAKARTA Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi pengembangan kemasan berbagai produk skala usahakecil dan menengah yang dihasilkan kelompok-kelompok rumah pintar. Neddy Rafinaldy Halim, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, mengemukakan melalui fasilitasi, pemerintah memiliki agenda khusus, yakni membangun identitas kelompok tersebut.
"Rumah pintar (Rumpin) yang dibina Solidaritas Istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu II (Sikib) memiliki potensi dikembangkan menjadi komoditas nasional," ujar Neddy Rafinaldy Halim kepada Bisnis, kemarin.
Jumlah Rumpin yang dibina Sikib di seluruh Indonesia 265 unit. Adapun berbagai produk yang dihasilkan kelompok terdiri dari pelaku UKM, seperti industri rumah tangga, produk kerajinanhingga makanan dan minuman.
Menurut Neddy, agar produk makanan dan minuman semakin luas pemasarannya, Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi pelatihan kepada pelaku-pelaku usaha yang bernaung di bawah kelompok Rumpin. Khususnya untuk kekuatan packaging atau kemasan.
Salah satu strategi paling vital agar produk bisa memasuki pasar nasional, terutama makanan dan minuman, harus dikemas standar. Kemasan yang dipergunakan UKM selama ini masih bersifat tradisional, sehingga harus diperbaiki.
Neddy bahkan memberi peluang kepada Rumpin-Rumpin agar memasarkan produk mereka di Gedung SME Tower yang diperuntukkan bagi pusat pemasaran dan promosi produk yang dihasilkan UKM.
"Ke depan, kami tidak hanya memfasilitasi kemasan produk makanan dan minuman. Apa saja yang dihasilkan Rumpin, SDM yang terlibat dalam proses hasil akhir akan kami berikan pelatihan dan kemasannya," ujar Neddy Rafinaldy.
Adapun berbagai produk yang dihasilkan Rumpin dari seluruh Indonesia yang perlu dikembang-kan kemasan dan pemasarannya, a.l. ikan bandeng, emping, produk jamur, gula semut, produk kerajinan dan aksesori fasliion hingga sosis ikan.
Untuk memperkuat UKM anggota Rumpin, Kementerian Koperasi dan UKM menugaskan Packaging House yang dipimpin Damingsih Rudtiadji. Khususnya mengenai teknik dan model pengemasan menarik.
Pengemasan yang baik bisa mencegah dan mengurangi kerusakan karena melindungi produk. Jenis kemasan yang biasa dipergunakan UKM umumnya kertas, sedangkan fasilitasi tersebut memperkenalkan pemanfaatan plastik, karton, dan kotak kayu. Bergantung pada jenis produknya.
Fasilitasi komputer
Sebelumnya, pemerintah juga memfasilitasi sekitar 100.000 koperasi Indonesia dengan satu unit perangkat operasional komputer siap pakai dilengkapi jaringan koneksi online untuk menjadikan koperasi Indonesia masuk kategori modem.
Braman Setyo, Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan fasilitasi ini diberikan kepada koperasiyang dinilai mengikuti era modernisasi, dan bisa direalisasi berkat kerja sama dengan PT Telkom Indonesia.
"Target 10.000 koperasi yang akan difasilitasi koneksinya secara online, hingga 2014. Jumlah ini hasil kesepakatan dan rencana kerja PT Telkom bersama Kementerian Koperasi dan UKM," ujar Braman Setyo (Bisnis, 27 November 2011 j.
Pada tahap awal fasilitas serupa sudah dilakukan kepada sekitar 60 koperasi di seluruh Indonesia. Perangkat teknologi canggih secara online diberikan, berdasarkan kesepakatan kerja sama yang ditandatangani pada Hari Koperasi Nasional 2010 di Surabaya, Jatim.
Adapun koperasi yang telah memanfaatkan teknologi modem tersebut seagai sarana komunikasi terhadap sesama koperasi maupun dengan anggota, lebih banyak dimanfaatkan koperasi simpan pinjam (KSP).
Mulai 2012, Kementerian Koperasi dan UKM dipastikan mengarahkan pemanfaatannya secara merata kepada seluruh gerakan koperasi. Pemanfaatan teknologi informasi bagi gerakan koperasi, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Sultan Effendi, Asisten Deputi Urusan Tanaman Pangan dan Holtikulutra Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan pada tahap awal tahun ini, fasilitasi akan diberikan merata kepada lima koperasi di setiap provinsi.
"Kelima koperasi tersebut dijadikan sebagai proyek percontohan yang juga dilengkapi modem sebagai koneksinya. Perangkat tersebut diberikan PT Telkom kepada koperasi yang kami tunjuk," ujar Sultan Effendi.
.Menurut dia, perangkat yang diberikan perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut gratis selama 6 bulan. Setelah itu dilakukan perhitungan sewa dengan harga di bawah standar perusahaan jasa serupa.
Setelah fasilitasi diberikan merata ke provinsi, selanjutnya diperluas ke tingkat kabupalen/ kota. Jika ada koperasi di daerah sama yang berminat, proses selanjutnya dilakukan melalui koperasi penerima fasilitas pertama.
"Jika perangkat dan fasilitas tersebut dibeli tunai, nilainya kami perhitungkan mencapai Rp20 juta. Dengan penawaran sewa yang diawali dengan pemakaian gratis 6 bulan, akan bermanfaat bagi koperasi.
Sumber: Bisnis Indonesia