" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Manfaatkan Ilmu lewat Bisnis Kambing

Manfaatkan Ilmu lewat Bisnis Kambing

21/12/2011
Manfaatkan Ilmu lewat Bisnis Kambing


Berbekal pengetahuan beternak dari kampusnya di Institut Pertanian Bogor (IPB), Budi Susilo Setiawan mendirikan usaha penggemukan ternak lewat Mitra Tani Farm (MT Farm) di Bogor. Bekerjasama dengan tiga temannya, Budi sukses mengelola peternakan yang kini menghasilkan omzet Rp 800 juta per bulan.


PENGGEMAR daging kambing terus bertambah seiring menjamurnya resto atau kedai kaki lima yang menawarkan menu berbahan dasar kambing. Tak pelak, peluang bisnis ini terus dilirik oleh banyak pebisnis.

Salah satunya Budi Susilo Setiawan. Sejak tahun 2004, pria berusia 30 tahun itu terjun menjadi peternak kambing. Dengan ratusan kambing yang ia miliki, ia mampu mendulang omzet hingga Rp 800 juta per bulan.

Budi bercerita, ia memulai bisnis beternak kambing bersama tiga orang rekannya. Semuanya adalah teman-teman Budi di jurusan Ilmu Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB). "Sebelum buka peternakan sendiri, saya terlebih dahulu menekuni jual beli kambing warga di sekitar kampus," kata Budi.

Budi berjualan kambing sembari tetap meneruskan kuliah. Keuntungan dari hasil penjualan kambing itulah yang ia gunakan untuk membayar uang kuliahnya.Sembari tetap kuliah, Budi juga mendapatkan kesempatan untuk memelihara hewan ternak milik kampusnya. Budi dipercaya memelihara ternak kambing di lingkungan sekitar kampus. Dari situlah, Budi banyak mengetahui tatacara beternak kambing secara langsung.

Modal praktek beternak langsung ini pula yang kemudian menjadi bekal utama Budi membuka usaha peternakan kambing. Setelah lulus kuliah tahun 2004, Budibersama tiga orang temannya memutuskan untuk menjadi peternak dengan mendirikan usaha penggemukan kambing dan domba bernama Mitra Tani Farm (MT Farm).

Budi merintis usaha peternakan ini dengan modal 100 kambing. Ratusan kambing itu, ia taruh dalam kandang yang dibangun di atas tanan 500 meter persegi (ni2) dengan modal Rp 50 juta. "Saya memilih lokasi peternakan di Bogor, karena iklimnya yang kondusif untuk beternak," kata Budi.

Usaha itu ternyata tidaksia-sia, MT Farm kini mampu menjadi salah satu peternakan kambing dan domba terbesar di Jawa Barat Sarjana peternak itu sekali-Budi menjualkambing untukkebutuhankatering danaqiqah.gus membuktikan dirinya mampu mengaplikasikan ilmunya dengan sukses beternak kambing dan domba.

Produksi ternak MT Farm memasok kebutuhan kambing untuk banyak daerah. Utamanya untuk kebutuhan di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. "Dalam sebulan, kami bisa menjual 700 ekor ternak, baik itu kambing, domba atau sapi," ujarnya.

Pembeli kambing MT Farm itu kebanyakan adalah pengusaha katering. Budijuga menjual kambing itu untuk kebutuhan aqiqah dengan jumlah 50 ekor setiap bulannya Dalam memasarkan! kambingnya, Budi menawarkan dua pilihan kepada konsumennya Selain menjual kambing dalam kondisi hidup, ia juga  kambing dalam bentuk karkas atau daging yang sudah disembelih.

Untuk satu ekor kambing, Budi mematok hargajual mulai dari Rp 700.000. Sedangkan untuk hargajual daging kambing, ia mematok harga Rp 35.000 per kilogram.Menurut Budi, menjual kambing dalam bentuk kiloan itu lebih menguntungkan konsumen. "Ini fair, konsumen bisa mendapatkan daging bisa lebih banyak," kata Budi.

Meski sukses menangguk omzet ratusan juta rupiah per bulan, Budi pernah mendapat pengalaman pahit dalam berbisnis ternak.Ia pernah merugi jutaan rupiah akibat ulah penipuyang berkedok menjadi pembeli kambing. "Kambing dibawa, uangnya tidak dibayar." kata Budi.

Aksi penipu itu menjadi pecut bagi Budi agar lebih berhati-hati dalam mengelola bisnis peternakan kambing-nya. Tak mau bersedih, Budi kembali bangkit dan mengembangkan peternakan MT Farma itu.

Karena berlokasi di Bogor, Budi tak lupa mengajak warga Bogor bekerja di peternakannya. Selain bekerja, warga juga diajarkan beternak secara terpadu.Sistem peternakan terpadu mengajarkan peternak mampu menggali potensi bisnis ternak agar lebih maksimal. Peternak misalnya, dikenalkan dengan potensi daging, kulit, tulang kepala hingga kotoran kambing. Tidak ada yang terbuang sia-sia dalam bisnis kambing. "Semua bagian ternak bermanfaat," tandas Budi.

Harian Kontan
Dea Chadiza


Entri Populer