19/11/2011
Pesanan Meja Menurun tapi Untungnya Masih Lumayan
Turunnya bisnis warnet dalam beberapa tahun ini membuat makin menciutnya pesanan meja warnet. Di saat warnet berjaya, rata-rata jumlah pesanan per bulan mencapai 145-200 unit meja, kini tinggal 50 unit saja sehingga perlu memperluas pasar.
BELAKANGAN ini bisnis warung internet atau wamel semakin meredup. l sana ini tadah dengan semakin roenJamurnjB telepon seluler pintar atau smartphone dengan harga yang kian terjangkau. Selain itu, biaya berlangganan internet juga makin murah.
Lesunya bisnis warnet ini ata tak hanya berdampak kepada pengusaha warnet saja, para perajin furnitur pun ikut sepi pesanan meja kursi untuk warnet Setidaknya itulah yang dialami Ari Bayat, pemilik iciko furnitur Arbabel di Jakarta.
Ari mengungkapkan, jika tahun lalu bisa menjual 200 unit meja internet per bulan, saat ini hanya mampu menjual 50 imii saja. "Melihat kondisi ini, saya yakin, usaha warnet hanya bisa bertalian empat tahun lagi. Tapi saya berharap, prediksi saya keliru, katanya.
Henurul Ari, pesanan meja warnet mulai surut dalam setahun terakhir. Itulah sebabnya, Ari mulai merambah pemasaran furnitur ke perkantoran. Selain itu, diajuga mulai menggarap pebisnis warnet di luar Jakarta untuk menambah angka penjualan. Sebab, ia melihat bisnis warnet di luar Jakarta masih bisa bisa berkembang lebih besar.
Memulai usaha pembuatan meja warnet sejak 2009, dulunya Ari hanya fokus pada pembuatan mainanedukatif dari kayu. Diajuga banyak mengerjakan pembuatan gerobak kayui ntuk membual meja warnet, ukuran ruang sangsi berpengaruh. Namun, tak kalah pentingnya, motif dan desain meja juga harus menyesuaikan dengan konsep waning internet yang dipakai Apakah memakai kursi atau lesehan di lantai.
Ari menjual meja warnet dengan harga Rp t.o (hki per unit. Dengan angka "Pesanan mejawarnet mulaisurut dalamsetahun terakhirini," kata Ari Bayat.penjualan rata-rata 50 unit per bulan, maka omzet yang didapatnya mencapai Rp 22 juta. Margin keuntungan nya cukup besar mencapai 30%-3S%." ungkapnya
Selain Ari, pengusaha furnitur yang juga banyak membual meja warnet adalah Chairul I mam, pemilik PD Karya Indah di Jakarta Ia mengaku telah membuat meja warnet seiring ia memulai usaha pembuatan furnitur untuk perkantoran pada 2006.
Chairul mengenang, dia tertarik membuat furnitur warnet karena ketika Itu pesanannya lumayanmelimpah. Dalam sebulan, ketika itu, hamil bisa jakan pesanan hingga 116 unit "Namun sekarang cuma 40 unit per bulan," katanya. Dengan pasar yang mulai mengendur, i hanni pon atap-€lapisat pasar lain. Selain bisnis warnet yang kurang darah, para pengusaha warnet juga tidakterialu sering menggantimeja Itu barang tuhan lama, jadi kila lebih mengandalkan pesanan untuk warnet baru," katanya.
Harga per unit meja warnet dibanderol dengan harga Rp 300.000 sampai Rp 160.000 per unit. Dengan jumlah pesanan rata-rata mencapai 40 unit per bulan, maka omzet yang didapat sekitar Rp 18 juta per bulan.
Namun untuk meraih untung maksimal. ( hairul juga iak berdaya. Maklum, kenaikan harga kayu juga tak mengenal kompromi Harga kayu terus naik paling tidak Rp 1.000sampai Rp 2.000 setiap bulan. Margin laba yang saya peroleh pun semakin tipis, hanya 20% saja," tandasnya
I umk menyiasati harga I lahan baku yang makin mahal, hairul memodilika-si produk meja wametnyauntuk konsep leseban Menurutnya, meja warnet belakangan ini mulai diminati karena lebih ringkas dan tidak makan tempat
Turunnya bisnis warnet dalam beberapa tahun ini membuat makin menciutnya pesanan meja warnet. Di saat warnet berjaya, rata-rata jumlah pesanan per bulan mencapai 145-200 unit meja, kini tinggal 50 unit saja sehingga perlu memperluas pasar.
BELAKANGAN ini bisnis warung internet atau wamel semakin meredup. l sana ini tadah dengan semakin roenJamurnjB telepon seluler pintar atau smartphone dengan harga yang kian terjangkau. Selain itu, biaya berlangganan internet juga makin murah.
Lesunya bisnis warnet ini ata tak hanya berdampak kepada pengusaha warnet saja, para perajin furnitur pun ikut sepi pesanan meja kursi untuk warnet Setidaknya itulah yang dialami Ari Bayat, pemilik iciko furnitur Arbabel di Jakarta.
Ari mengungkapkan, jika tahun lalu bisa menjual 200 unit meja internet per bulan, saat ini hanya mampu menjual 50 imii saja. "Melihat kondisi ini, saya yakin, usaha warnet hanya bisa bertalian empat tahun lagi. Tapi saya berharap, prediksi saya keliru, katanya.
Henurul Ari, pesanan meja warnet mulai surut dalam setahun terakhir. Itulah sebabnya, Ari mulai merambah pemasaran furnitur ke perkantoran. Selain itu, diajuga mulai menggarap pebisnis warnet di luar Jakarta untuk menambah angka penjualan. Sebab, ia melihat bisnis warnet di luar Jakarta masih bisa bisa berkembang lebih besar.
Memulai usaha pembuatan meja warnet sejak 2009, dulunya Ari hanya fokus pada pembuatan mainanedukatif dari kayu. Diajuga banyak mengerjakan pembuatan gerobak kayui ntuk membual meja warnet, ukuran ruang sangsi berpengaruh. Namun, tak kalah pentingnya, motif dan desain meja juga harus menyesuaikan dengan konsep waning internet yang dipakai Apakah memakai kursi atau lesehan di lantai.
Ari menjual meja warnet dengan harga Rp t.o (hki per unit. Dengan angka "Pesanan mejawarnet mulaisurut dalamsetahun terakhirini," kata Ari Bayat.penjualan rata-rata 50 unit per bulan, maka omzet yang didapatnya mencapai Rp 22 juta. Margin keuntungan nya cukup besar mencapai 30%-3S%." ungkapnya
Selain Ari, pengusaha furnitur yang juga banyak membual meja warnet adalah Chairul I mam, pemilik PD Karya Indah di Jakarta Ia mengaku telah membuat meja warnet seiring ia memulai usaha pembuatan furnitur untuk perkantoran pada 2006.
Chairul mengenang, dia tertarik membuat furnitur warnet karena ketika Itu pesanannya lumayanmelimpah. Dalam sebulan, ketika itu, hamil bisa jakan pesanan hingga 116 unit "Namun sekarang cuma 40 unit per bulan," katanya. Dengan pasar yang mulai mengendur, i hanni pon atap-€lapisat pasar lain. Selain bisnis warnet yang kurang darah, para pengusaha warnet juga tidakterialu sering menggantimeja Itu barang tuhan lama, jadi kila lebih mengandalkan pesanan untuk warnet baru," katanya.
Harga per unit meja warnet dibanderol dengan harga Rp 300.000 sampai Rp 160.000 per unit. Dengan jumlah pesanan rata-rata mencapai 40 unit per bulan, maka omzet yang didapat sekitar Rp 18 juta per bulan.
Namun untuk meraih untung maksimal. ( hairul juga iak berdaya. Maklum, kenaikan harga kayu juga tak mengenal kompromi Harga kayu terus naik paling tidak Rp 1.000sampai Rp 2.000 setiap bulan. Margin laba yang saya peroleh pun semakin tipis, hanya 20% saja," tandasnya
I umk menyiasati harga I lahan baku yang makin mahal, hairul memodilika-si produk meja wametnyauntuk konsep leseban Menurutnya, meja warnet belakangan ini mulai diminati karena lebih ringkas dan tidak makan tempat
Sumber: Harian Kontan
Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina