Kuliner Indonesiaku
Siapa tak suka bakso? Hampir semua orang tahu dan menyukai makanan yang satu ini. Saat ini bakso juga sudah banyak ragam rasa dan makin inovatif. Seperti Bakso Mawut yang ada di Kota Magelang Jateng, unik dan bikin nagih. Dalam Bahasa Jawa, kata "mawut" artinya tumpah, yang artinya dalam satu mangkuk ada banyak isinya. Antara lain bakso urat, bakso isi telur, bakso alus, iga sapi, mie, tahu, hingga sayuran dan tentu kuah yang gurih.
"Saking kompletnya seperti mau tumpah," ujar Nuri Ikhsanida, pemilik Bakso Mawut Magelang, Jumat (8/6/2012).Kata "mawut" sengaja dipilih Dhini, panggilan akrabnya, karena diharapkan banyak pembeli yang datang sehingga bisa memberi rezeki yang tumpah melimpah. Bahkan, agar tidak dijiplak nama Bakso Mawut sudah dipatenkan di Dirjen HKI Kemenhumham RI sejak 16 Mei lalu.
Rahasia kelezatan bakso ini terletak pada pemilihan bahan baku dagingnya. Dhini sengaja memilih jenis daging sapi segar yang kualitas super, meski tergolong mahal namun kualitas rasa dijamin tidak mengecewakan. Berbeda dengan bakso pada umumnya, daging dalam bakso ini benar-benar dominan. "Banyak penjual bakso yang mencampurkan lebih banyak tepung ketimbang daging. Namun bakso kami benar-benar lebih banyak dagingnya, penggunaan tepung kanji hanya sebagai pengikat saja itu pun dalam jumlah yang sedikit," imbuh alumni jurusan Apoteker UAD Yogyakarta ini.
Ia juga sama sekali tidak mencampurkan bahan-bahan kimia berbahaya seperti boraks dan pengawet. Oleh karena itu, Dhini beserta tiga karyawannya setiap pagi harus belanja dan masak. "Itu sebabnya kenapa kami mulai buka jam 11.00, karena kami bena-benar ingin meyajikan bakso yang fresh," kata gadis berjilbab ini.
Untuk menarik pelanggan, Dhini membuat program-program khusus yang menarik, seperti pengunjung yang kebetulan memakai baju sama dengan warna seragam karyawan maka gratis minum es teh, atau yang kebetulan memiliki nama Dhini juga bakal dapat gratis minum es teh. Istimewanya lagi, jika pengunjung pada saat membeli merayakan ultah, maka gratis makan bakso sepuas dan sekeyang-kenyangnya. "Syaratnya hanya menunjukkan KTP," katanya.
Karena itu tak heran, meski usaha yang dirintisnya baru berjalan dua bulan, namun sudah memliki banyak pelanggan, mulai dari orang tua hingga anak kecil. Kedainya yang terletak di Jalan Panembahan Senopati No. 17C Kota Magelang ini tak pernah sepi pengunjung terutama pada jam makan siang dan sore hari. Harga yang dipatok pun relatif terjangkau, mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 10.000 per porsi.
Harga tergantung jumlah dan jenis bakso, pengunjung bebas memilih mau yang mawut uratnya, mawut ndog/telurnya, mawut alusannya atau komplet plus daging iga sapi. "Semuanya nikmat dengan atau tanpa kecap, saus dan sambel," katanya.
Dalam sehari rata-rata Dhini bisa menghabiskan daging 7 kg, urat 3 kg dan iga hingga 5 kg. Jika dirupiahkan omzetnya bisa mencapai Rp 1-2 juta per hari. Namun demikian tak membuat Dhini sombong, setiap hari Jumat ia selalu menyisihkan 20 persen dari omzetnya untuk bersedekah. Menurutnya, usaha tersebut tidak hanya semata untuk memperkaya diri namun juga ingin memberi manfaat bagi sesama. "Jadi pengunjung yang membeli bakso pada hari Jumat juga turut bersedekah," tutur warga Perumahan Depkes Kramat Magelang ini.
Sumber: Kompas.com