11/11/2011
Bermodal Minus
Bermula dari sebuah kios sederhana 2x7 meter yang didapat dari menggadaikan rumah dan motor. Kini Kedai Digital usaha yang bergerak dalam bisnis merchandise telah memiliki 20 cabang di 14 kota. Bisnis tersebut didirikan sejak 28 Maret 2005, di sebuah kios kecil di daerah Demangan Yogyakarta. Kedai Ini memiliki konsep foto digital yang kemudian dijadikan merchandise pribadi. Dialah Saptuari Sugiharto.
Bisnis yang kini digeluti bermula dari pengamatannya terhadap orang-orang yang berebut barang-barang sederhana bergambar artis. "Saya terus berpikir, kenapa benda yang sederhana itu menjadi unik ketika ada embel-embel brand tertentu di dalamnya" ungkapnya.
Jika kebanyakan orang memulai usaha dari nol, lain halnya dengan Saptuari. Ia justru memulai usaha dari minus. Sebab, modal 28 juta yang ia dapatkan dari hasil utang di bank, ternyata hanya cukup untuk sewa tempat 14 meter persegi bekas garasi becak. Meski begitu, bagi Saptu The Show must go on. Dengan bermodal rasa optimis dan keyakinan bahwa usaha Ini akan berjalan, la tetap tekun menjalani-
nya. Jika dulu awalnya hanya beromzet Rp 9 juta-an per bulan, tapi kini bisa mencapai Rp 200-300 juta tiap buLn. Itu pun hanya berasal dari 9 cabang yang ada di Yogyakarta saja.
Dalam strategi pengembangan bisnis, Kedai Digital mengembangkan sistem Kemitraan dengan sistem 80 {Business Opportunity). Sistem ini berupa peluang bisnis yangbisa dijalankan dan diduplikasi di banyak tempat. " Dengan Sistem BO biaya yang dibayarkan kepada kami diawal hanya Rp 33 juta, sedangkan modal keseluruhan dengan tempat komputer dan lain-lain sekitar Rp 80 juta. "Target Balik modal sekitar 1,5-2 tahun," tambahnya.
Berani Mengambil Risiko
Saat diminta jawabannya mengenai sifat yang harus dimiliki dari seorang pengusaha, la hanya menekankan bahwa kita tidak boleh takut akan risiko. "Berani mengambil risiko, tidak takut gagal, selalu berfikir positif, dan selalu memiliki ide-ide baru.Selaln itu, lanjutnya, seorang pengusaha tidak boleh mudah menyerah. Baginya, sebagai seorang pengusaha harus yakin bahwa pilihan hidupnya bukan hanya sekadar mencari materi saja, tapi benar-benar bagian dari ibadah. (*)
Sumber: Indonesia Finance Today